NINE (M)

136 6 0
                                    

"Dad!"

Luke terkesiap saat mendapati seorang gadis kecil sudah berlari ke arahnya.

"Oh, God, Lauren!" serunya saat tubuh mungil itu kini sudah berada dalam pelukannya.

"Miss you so much, Dad!" celoteh gadis manis tersebut. Lucu. Ia sibuk memperhatikan wajah sang ayah, Luke, yang berada sangat dekat di hadapannya. Seolah berusaha memasukkannya ke dalam memori otak.

"Maaf, ya, Sayang..." Luke menjawab dengan suara lembutnya, "Ayah hanya terlalu sibuk dengan semua pasien  di sini!"

"Oke... Aku paham, Dad..." Lauren, putri Luke, secara sengaja mengalihkan pandangannya ke samping. Mengamati keadaan di sekitar mereka yang memang tengah dikelilingi banyak pasien.

Luke menatap gemas ke arah sang putri. Jangan lupakan kedua bibir manyun yang lucu itu. Ia kembali memeluk Lauren sangat erat dan gadis kecil itu memeluk leher ayahnya kemudian menguap lebar.

"Apa kau mengantuk, Sayang?" Luke bertanya.

Lauren hanya mengangguk.

"Baiklah, kita akan tidur secepatnya! Bagaimana?"

Lauren terlihat kecewa. "Apa Daddy akan memintaku tidur di ruangan tidur itu?"

Luke mengangguk penuh semangat. "Iya, Sayang, kau bisa tidur di salah satu ranjang bertingkat Daddy. Bagaimana?"

"Tidak... Aku tidak mau. Aku mau tidur di ranjangku sendiri yang besar seperti kepunyaan para putri-putri kerajaan itu sekarang juga."

"Sekarang??"

"Iya, Dad!"

"Hmm... Kita harus menghubungi Mommy-mu dan menyuruhnya segera kemari."

"Aku tidak mau Mom, aku mau kau, Dad!"

"Oh, Sayang, bagaimana dengan semua pasien yang harus Daddy tinggalkan di sini saat kita pergi tidur nanti?"

Lauren nampak terdiam sejenak. Luke bisa langsung melihat adanya perasaan bersalah di kedua bola matanya yang lucu.

"Oke, aku akan pulang saja bersama Mom..."

"Terima kasih banyak, Putri Kecilku! Jadi... bagaimana sekolah baletmu hari ini? Apa kau membuat gurumu bangga?" Luke bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari putri cantiknya, tapi tangan kiri pria itu sudah menekan tombol pada ponsel untuk menghubungi seseorang.

"Hmm... hari ini Nyonya Chou bilang aku sudah berhasil menguasai teknik plie-ku! Aku sangat bahagia, Dad!"

"Oh, selamat, Sayang...!" Luke menciumi kedua pipi gembul sang putri dan fokus pria itu teralih saat ponselnya berhasil menghubungkannya dengan seseorang, "Hai, di mana kau?? Putrimu sudah mengantuk!"

"Aku-sudah-di-sini..."

"Oh?" Luke terlihat begitu lega saat mendapati Sharon sudah berdiri di belakangnya.

Tersenyum jahil.

Tersenyum jahil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Luke and SharonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang