THIRTEEN

70 5 0
                                    

"T-tidak!"

. . .

"J-Jangan!"

. . .

"Sharon?"

"K-kumohon, lepaskan aku!"

"Sharon?"

"Lepas-"

"Sharon, sadarlah!"

Luke?

Sharon menarik nafas dan langsung membuka kedua matanya hanya untuk menemukan Luke yang telah menatap wanita itu sangat khawatir. Kedua bahunya naik turun disertai nafas yang terengah-engah. Keringat dingin mulai nampak di sekitar pelipis wajah wanita cantik tersebut.

"Sayang, kau bermimpi buruk lagi?" tanya pria itu seraya menyamankan posisi Sharon agar bersandar di dadanya.

Sharon tak menjawab. Ia terlihat berusaha menenangkan dirinya yang panik dengan mengatur nafas dan memejamkan kedua mata. Tapi nihil. Wajah Sharon bahkan malah memerah seperti antara menahan isakan tangis sekaligus kesulitan bernafas.

"Sayang?? Hei-hei, dengarkan aku, kau akan baik-baik saja! Tenanglah, oke? Ada aku di sini, Sayang!" Luke menahan dagu Sharon agar pandangan mereka bertemu.

Sharon memang mengangguk, tapi tatapan matanya tidak fokus. Sebentar-sebentar ia terlihat menoleh ke sana kemari seperti ketakutan dikejar seseorang. Menyaksikan reaksi sang istri yang tak biasa, Luke segera memeluk erat tubuh bergetar Sharon. Kemudian, wajah cantik itu ia arahkan lagi agar hanya menatapnya seorang.

"Lihat aku, Sharon, tatap mataku!" perintahnya ketika Sharon berusaha mengelak, "Sayang, kumohon!"

Sharon akhirnya menurut. Ia menatap ke arah wajah Luke yang berada sangat dekat dari ujung hidungnya.

"Sayang, dengarkan perkataanku ini," lanjut pria bermata sipit tersebut, "Pejamkan kedua mata, tarik nafas melalui hidung, hembuskan lewat mulut. Perlahan dan dalam-dalam. Lakukan sepertiku..." Luke dengan segera memperagakan instruksi yang ia berikan pada Sharon. Terus berulang beberapa kali.

Hingga beberapa saat berlalu dan kini terlihat bahwa Sharon sudah lebih tenang setelah kembali membuka mata. Ia menatap lurus ke dalam sepasang mata sipit Luke yang teduh. Seolah berusaha menyampaikan secara tersirat bahwa ia sudah lebih tenang.

"Lebih baik?"

Sharon hanya berkedip sekali seolah menyampaikan jawabannya.

"Syukurlah... Aku sangat mencintaimu..." Luke berbisik lirih.

Sharon masih tak bereaksi dan diam mematung saat Luke menyampaikan kembali isi hatinya.

"Apa ini karenanya?" Luke bertanya lagi.

Sharon menghela nafas kasar dan langsung mengalihkan pandangan. Sekali lagi, seolah sudah menjawab pertanyaan Luke tanpa kata.

"Hei, tenanglah... Pria itu takkan bisa menyakitimu lagi, oke?" Luke bergerak mengecup singkat kening sang istri cantik.

Nyatanya, Sharon bahkan seperti tengah menahan nafas saat ini. Luke tahu, ia masih bisa merasakan kecemasan di dalam sepasang mata bulat cantik tersebut. Tapi ia tak menyerah.

"Sayang, ingatlah..." Luke mulai berbisik lembut, "Aku akan selalu melindungimu, menjagamu, mencintaimu sampai kematian yang memisahkan kita. Bukan karena ulah bajingan gila itu. Mengerti?"

Sharon memejamkan kedua mata saat Luke memberikan kecupan lagi di kening sang istri. Pria itu kemudian membawa Sharon masuk sepenuhnya ke dalam pelukan erat. Cukup lama mereka berdua diam dalam posisi seperti itu. Sharon tersenyum kecil saat merasakan debaran jantung Luke yang tenang dan teratur, ternyata mampu menjadi obat penenangnya dari serangan kecemasan seperti tadi. Pikirannya seolah mulai menyatu dengan irama debaran jantung pria tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luke and SharonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang