EIGHT

73 5 0
                                    

"Sharon, kau sudah dengar beritanya??"

"Peach, kau mengagetkanku!" keluh Sharon saat ia asyik menata makanan di atas meja.

Malam itu ia memang mengundang Peach untuk makan-makan di rumahnya. Dan entah bagaimana, Sharon sama sekali tak mendengar kedatangan Peach. Tiba-tiba saja wanita itu sudah datang tergopoh-gopoh ke arahnya.

"Ada apa, sih?" Sharon menyerahkan wajan anti lengketnya kepada salah satu asisten rumah tangga yang bertugas membantunya memasak tadi.

"Kau benar-benar tak mendengarnya?!" Peach terbelalak pada reaksi kelewat santai yang masih sahabatnya tunjukkan.

Sharon memberi tanda agar Peach bisa duduk dulu di salah satu kursi. "Apa sih, yang kau bicarakan?" Sharon menatap aneh ke arah sang sahabat.

"Tunanganmu diserang sekelompok berandal dan kini polisi tengah mengusut kasusnya!"

"Apa?!" Sharon sangat terkejut.

Meski bagi Peach, reaksi terkejut Sharon masih masuk kategori jauh lebih tenang daripada orang normal kebanyakan.

"Kau benar-benar tak tahu?!" Peach akhirnya malah berakhir menghampiri posisi Sharon. Ia ingin menunjukkan portal berita daring yang memuat berita tersebut.

Seorang Dokter Bedah Muda Yang Tengah Naik Daun Diserang Sekelompok Orang Tak Dikenal Hingga Terluka

Sharon langsung melepas apron memasak yang masih ia pakai dan mengambil ponsel miliknya. Ia nampak berusaha menghubungi seseorang. Tapi tak berhasil.

"Pantas saja aku tak bisa menghubunginya dari semalam..." gumam wanita cantik itu seraya duduk lemas di kursi meja makan. Wajahnya memang sudah terlihat panik.

Peach ikut duduk di sampingnya. "Oh, tenanglah," ujarnya lembut berusaha menenangkan, "Masih belum terlambat. Kau ingin melihat keadaannya langsung?"

"Ia masih berada di Bangkok, aku tak yakin bisa langsung menyusulnya ke sana sekarang. Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi padanya...? Bagaimana bisa ia sampai diserang oleh sekelompok orang tak dikenal di saat ia tengah bertugas seperti ini?? Siapa yang menyerangnya??" Sharon merasa buntu dan tidak bisa berpikir apa-apa dengan jernih.

Yang ada dalam pikirannya hanyalah, bagaimana keadaan Luke sekarang yang sama sekali tak bisa ia hubungi sejak semalam.

"Kau ingin aku menghubungi seseorang yang bisa langsung membantu kita memeriksa keadaannya?" Peach menatap Sharon lekat-lekat.

"Siapa?"

"Bambam, kawanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bambam, kawanku."

"Tunggu," Sharon nampak teringat sesuatu, "A-apakah keluarganya sudah tahu mengenai hal ini?? Menurutmu apakah mereka sudah mengetahui musibah ini, tapi tidak memberitahuku??"

"Begini saja, aku akan menghubungi Bambam dan mencoba cari tahu apakah ia bisa membantu kita, sementara kau akan menghubungi pihak keluarga Luke. Bagaimana?" Peach memberi solusi yang menurutnya terbaik untuk dilakukan saat ini.

Luke and SharonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang