4. Thursday

661 119 6
                                    

"DOR!" Alin memeluk Alisha dari belakang.

"Hey! Hari ini lo oke?"

"Oke dong hehe. Wait, wait, hold on" Alisha menghentikan langkah kakinya karena kini Alin berdiri dihadapannya. "Hmm pipi lo udah ngga bengkak. Tapi, itu kenapa tuh?" Tanya Alin sambil menunjuk lulut Alisha.

"Jatuh.."

"Gara-gara si sampah?"

"Temennya sih.."

"Ih! Sama aja, Sha!" Alisha hanya tersenyum melihat wajah cemberut Alin.

"Brengsek" kata Alisha tatkala ia melihat kondisi lokernya saat ini. Seluruh buku-buku yang ada dilokernya telah di robek-robek. Tak terkecuali buku 'Le Petite Prince' yang merupakan kado terakhir dari Anggrek. Mata Alisha terasa panas, ia ingin menangis, tapi ia terlalu marah untuk mengeluarkan airmatanya.

Alisha menengok ke kanan dan ke kiri. Ah, ketemu.

"Ibu, saya boleh minta kantong plastiknya?" tanya Alisha kepada cleaning service yang kebetulan lewat dibelakangnya. "Terimakasih" sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya, Alisha menerima kantong plastik dari ibu cleaning services.

Dengan buru-buru Alisha memasukkan robekan buku-bukunya kedalam kantong plastik.

Brakk
Alisha menutup lokernya dengan kasar.

"SHA!" Alin mencoba untuk menghentikan Alisha yang kini sedang menyusuri tiap kelas. Alin tahu apa yang akan Alisha lakukan, jelas gadis itu sedang mencari Luke.

***

Akhirnya Alisha menemukan Luke yang kini sedang mencoba menggoda seorang siswi di kelas Bahasa Ekonomi.

Langsung saja Alisha menuangkan isi kantong plastiknya tepat diatas Luke. Semua yang ada dikelas itu tentu saja kaget tidak terkecuali Luke yang langsung menengok ke arah belakang.

"Oh sorry, gue kira tempat sampah. Eh, bukan. Sorry, tempat sampah pun kayanya lebih mulia dibanding lo"

Luke langsung bangkit dari tempat duduknya, tangan kanannya sudah mengepal dan telah bersiap untuk menonjok Alisha.

Grep.
"Mau ngapain?" Bhre tiba-tiba datang dan menghentikan tindakan Luke. Alisha masih menatap Luke dengan sorotan mata yang penuh amarah dan telah berkaca-kaca.

"Ayo" Bhre melepas tangan Luke dengan kasar kemudian ia menggenggam tangan Alisha dan mengajaknya pergi. Alisha membalas genggaman tangan Bhre dengan lebih erat.

"Kalau lo ngga gengsi nangis di tempat umum, nangis aja. Atau lo mau ini?" Bhre menawarkan permen chupa cups untuk Alisha.

"Ngga mau, mau yang cola" Bhre kembali merogoh kantongnya.

"Nih"

Alisha melepaskan genggaman tangannya dari Bhre untuk membuka bungkus permen chupa cups dan kemudian ia langsung mengunyah permen itu dengan gigi gerahamnya. Bhre hendak berkomentar tentang sikap Alisha yang jelas-jelas tidak baik untuk giginya, namun akhirnya ia urungkan niat tersebut.

"Buku apa yang dia robek? Le petite prince dari Mbak Anggrek?" Alisha mengangguk.

"Hmm.." sebenarnya Bhre ingin bertanya lebih jauh lagi, tapi setelah melihat bagaimana Alisha memakan permen pemberiannya, seperinya sekarang bukan waktu yang tepat.

***

Tindakan Alisha kepada Luke menjadi perbincangan hangat murid Ursa Major pada pagi itu.

"Gila, Alican berani banget! Tapi ini gawat sih, bokapnya Luke kan ketua yayasan" kata Cakra dengan kedua tangan yang berada di pinggang.

"Alican?" Bhre menaikkan satu alisnya.

1/3 SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang