bride -8

167 29 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jungwon mengetikkan telunjuknya pada meja kayu. Mereka tengah berada di sebuah bar tak jauh dari pasar setelah seekor burung Nuri mengancam mereka dengan selembar kertas.

Ni-Ki, hibrid kucing yang diperintahkan Sunoo untuk membimbing mereka, mengatakan bahwa ada baiknya mereka mengikuti saran burung Nuri itu. Saat Jungwon bertanya kenapa kucing itu tak mau menjawab.

Andai dia tidak sedang dalam penyamaran, Jungwon sudah menghajar Ni-Ki karena sikap kurang ajarnya itu. Dan seandainya pula jika hybrid itu bukan milik temannya, Sunoo.

Mereka mengambil tempat di pojok, untuk menghindari adanya makhluk dengan penciuman tajam, juga menyembunyikan keberadaan Jungwon. Walau sekali lagi, Jungwon sama sekali tak berbau manusia.

Mereka datang tanpa persiapan, Jungwon sendiri bukan tipe yang punya rencana, dia lebih suka langsung terjun kelapangan lalu memilih jalannya sendiri.

Namun mereka sudah berada disini lebih dari setengah jam dan Jungwon sama sekali tak terpikirkan rencana apapun.

"Maaf membuat kalian menunggu."

Seorang gadis menurunkan tudungnya. Di bahunya bertengger seekor burung Nuri. Ah, jadi dia yang mengirim surat itu pada Jungwon?

"Jadi apa maksud ajakan nona itu?" Jungwon bertanya dengan sopan.

"Kamu.."

Gadis itu menjeda kalimatnya, kesabaran Jungwon sedikit diuji disini.

"Ya?"

"Kamu datang kesini untuk menyelamatkan kekasihmu, bukan?"

"Tidak ada jaminan ucapan Anda benar. Bisa saja Anda salah orang, nona."

Jungwon bersikap defensif. Dia baru saja tiba, lalu ada seseorang yang mengajakmu bertemu dan mengatakan ini itu tentang dirinya, siapa juga yang tak curiga.

Gaeul dan Jake diusir oleh Jungwon. Meninggalkan dirinya berdua dengan Ni-Ki menghadapi orang asing. Bahkan kucing itu sama sekali tak peduli justru tidur di atas paha Jungwon.

"Sebentar, nama mu Jungwon betul?"

Jungwon tak menjawab, dia biarkan gadis didepannya itu untuk melanjutkan ucapannya. Instingnya mengatakan dia harus mempercayai gadis itu, namun akal sehatnya membuat Jungwon bersikap seolah dia tak tertarik. Hanya untuk mengetes sejauh apa gadis itu tahu tentang dirinya.

".. Wonyoung, kekasihmu itu Wonyoung bukan?"

Gadis itu tampak merogoh sesuatu dari kantung bajunya. Sebuah kalung dengan bandul cincin itu disodorkan pada Jungwon.

"Dia memberiku ini, katanya kamu akan percaya."

"Bisa saja Anda mencurinya dari seseorang, kenapa yakin sekali?"

Chaehyun mengerang, dia tak berpikir kalau Jungwon akan sangat sulit untuk diajak bekerjasama, pria itu terus saja membuat dirinya berputar-putar seolah tak mau memberi keputusan pasti.

Gadis itu menghela nafas, "Aku Chaehyun, orang yang harusnya menjadi pendamping Sunghoon,"

"Siapa Sunghoon?"

Chaehyun mengusap wajahnya kasar, dia sudah kehabisan cara.

Hikaru yang menyimak sejak tadi mulai dongkol, dia merubah dirinya menjadi wujud manusia, mencengkram kerah baju Jungwon. Kedua orang itu bertukar tatap.

"Jangan menarik perhatian Hikaru.."

Chaehyun menahan tangan gadis itu, niatnya Hikaru hendak memberikan sebuah pukulan pada wajah sok Jungwon itu. Bisa-bisanya pria itu meragukan tuannya.

"Apa itu tadi ancaman?"

"Tidak tidak tidak, maafkan kelakuan Hikaru tuan Jungwon. Aku yakin dia tidak berniat melakukan itu."

BRAK

Ni-Ki yang tidur di pada Jungwon melompat saking kagetnya karena Hikaru menggebrak meja.

"Dengar tuan bodoh, tuanku kesini untuk mengajakmu bekerjasama, jika kau masih mau kekasihmu itu pulang sebelum menjadi istri orang. Jadi berhenti membuat nona pusing." Jelas Hikaru menggebu-gebu, kesabarannya sudah habis diajak berputar-putar mendengar percakapan Jungwon dengan tuannya.

Jungwon memasang seringainya, "Sudah mau dipukul, kini aku dikatai bodoh. Benarkah itu ajakan bekerjasama?"

Hikaru mendelik mendengar ucapan Jungwon.

Pria ini benar-benar ya.

Chaehyun baru akan membuka mulutnya sebelum kedatangan Gaeul menghentikannya.

"Pak, ada pengawal disekitar sini. Saya rasa ada yang melaporkan kedatangan kita."

"Kalian bisa bersembunyi ditempat ku kalau tidak keberatan."

"Anda sia- Ah! Yang mulai, hormat saya."

Jake yang baru datang membungkukkan sedikit tubuhnya begitu melihat kehadiran Chaeyun. Itu tak luput dari penglihatan Jungwon.

'Mungkin kita bisa bekerjasama.'

Pintu bar dibuka dengan kasar, beberapa pengawal terlihat memasuki bar, mengamati satu persatu wajah pengunjung tempat itu.

"Ah sialan, kita terlambat."

"Gaeul berikan itu pada Jungwon." Jake berbisik pada Gaeul. Diangguki gadis itu.

"Pak, mohon maaf sebelumnya, tapi tolong telan ini."

Dahi Jungwon mengerut kala lidahnya mengecap sesuatu yang asing. Setelahnya dia merasa begitu ringan. Ia menatap horor pada sepasang kakinya yang kini digantikan dengan kepulan asap.

Sial, diapakan dirinya?

Jungwon masih bisa merasakan kakinya menapak pada lantai kayu bar. Yang dilihatnya kini adalah ilusi.

"Hey yang di sana!"

Ucap salah satu pengawal, seluruh perhatian mengarah pada mereka, terutama pada Jungwon yang dirinya sendiri sibuk mengumpat.

"Turunkan tudungnya!"

"Hey tidakkah kau cium bau auranya? Jangan mencari masalah dengan grim reaper bodoh!" Peringat salah satu pengawal pada kawannya.

"Dia pasti menyamar, dimana sabitnya?"

Jungwon mengacungkan benda yang dia bawa, ujung sabit itu mengkilat seperti baru diasah, berada tepat didepan leher pengawal itu, "Mau bermain?" Ucapnya pada pengawal itu yang langsung dijawab dengan gelengan kepala.

Entah bagaimana ceritanya, Jungwon hanya membayangkan bentuk sabit sesaat setelah para pengawal itu membahasnya. Dan tiba-tiba benda itu sudah berada di tangannya. Dia tak mau tahu, bisa saja itu ulah Gaeul atau Jake.

Mereka akhirnya bisa bernafas lega saat pengawal itu melepaskan mereka.

"Ayo cepat, mereka mungkin kembali lagi."













Kayaknya seru kalo kita buat bapak Yang Jungwon jadi sad boy

Dan.. kenapa kaga ada yang ngasih tau gue kalo selama ini namanya chaehyun gue ketik salah.. ck mendokusai

BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang