Ayumi terkejut saat membuka matanya. Dia berada di tempat yang asing.
Ayumi buru-buru membuka selimut dan menemukan pakaiannya masih utuh.
"Ah... Bego banget!" Ayumi segera turun dari ranjang dan keluar dari ruangan itu, mencari keberadaan Nugraha.
"Udah bangun?"
"Kok Bapak nggak bangunin saya?"
"Panggil Mas aja kenapa sih? Kan saya bukan guru kamu lagi."
Ayumi membisu di tempatnya berdiri. Jadi Nugraha mengajak Ayumi duduk.
"Ayo makan dulu sini."
"Nggak usah."
"Saya maksa! Lagi pula nggak ada racunnya juga. Saya masih takut dipenjara, kali..."
"Ya maksudnya," Ayumi tetap berjalan mendekati Nugraha dan duduk di hadapannya. "Nggak gitu. Ayumi nggak mau ngerepotin."
Nugraha tersenyum hangat. "Justru kebalik. Kamu udah saya repotin. Oh ya, semalam saya beliin kamu ayam goreng, tapi kamunya udah tidur. Jadi saya angetin soalnya nggak punya stok makanan di rumah."
Ayumi menghela napas panjang. Dada ayam atas yang digoreng itu terlihat menggiurkan.
"Mmm... Mas Nug," Ayumi menepuk bibirnya. "Aneh manggil gitu."
"Biasa aja. Dulu waktu pacaran juga gimana?"
Ayumi melipat bibir ke dalam mulutnya karena canggung.
"Iya intinya kenapa gak bangunin Ayumi?"
"Udah bangunin tapi kamu pules banget tidurnya."
"Ya nggak niat sih, banguninnya."
Ayumi canggung ketika diambilkan piring. Tetapi ia ikut mengambil nasi setelah pria itu mengambil lebih dulu.
"Masih suka ayam goreng, kan?"
"Masih. Yang berubah cuma rasa suka ke Mas Nug aja."
Sialan.
Nugraha tersenyum lebar, walau pum hatinya seakan teriris.
Jadi gini, ya? Rasanya disakitin sama anak kecil?
.
"MAMPUS!"
Ayumi lupa dia masih melakukan panggilan video dengan Daniel ketika melihat ponselnya di atas meja dengan kondisi mati. Jadi Ayumi buru-buru mencharger untuk mengisi daya baterai yang habis. Ia harus segera menghubungi Daniel.
.
"Woah... Siapa tuh, cowok semalem? Betah banget kayaknya. Baru pulang jam segini."
Ayumi sudah menduga jika Daniel akan marah. Untung saja Daniel masih di Korea Selatan. Jadi Ayumi tidak dibentak secara langsung, walau sama-sama membuat Ayumi takut.
Iya... Pada dasarnya, orang yang sabar lebih menyeramkan dari orang galak jika marah. Dan Daniel salah satunya.
"Itu tetangga. Dia minta tolong buat ngusirin kecoa."
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lies ✔
Lãng mạnTidak ada yang mudah dari sebuah perpisahan. Merindukan sosok yang tidak bisa kita temui lagi, akan menjadi patah hati terberat dalam hidup seseorang.