"Siapa yang bikin Pacar Daniel nangis?"
Ayumi menghapus air mata, menatap Daniel yang tiba-tiba duduk di sisinya.
"Kok tahu Ayumi di sini?"
"Kamu kan bagian dari tulang rusukku, masa aku nggak tahu kamu dimana?"
"Kak..." Ayumi memeluk Daniel dari sampingnya, arah matanya masih tertuju pada layar bioskop di depan sana. Di Hotel milik Daniel memang terdapat mini bioskop, jadi Ayumi tidak perlu jauh-jauh pergi untuk menonton film.
"Ini film komedi, Sayang... Masih salah pilih film aja."
Ayumi menggeleng, kemudian menjawab dengan lemah. "Harusnya nggak salah. Mau cari hiburan, tapi tetep aja sakit."
Daniel meraih tangan Ayumi dan menciumnya, "Bisa berbagi cerita ke aku?"
"Kak?"
"Hm?"
"Ayumi banyak kepikiran akhir-akhir ini. Ayumi sayang dan cinta banget sama Kak Daniel. Tapi Ayumi nggak tahu ini, Kakak beneran udah bukan WNI lagi?"
Daniel mengusap puncak kepala Ayumi, "Yap. Kamu nggak pernah nanya ini jadi kupikir kamu nggak mempermasalahkan apa-apa. Dulu aku memang hampir menikah sama Caroline, jadi aku urus semua berkas-berkas dan surat pindah karena dia ingin sama warga lokal saja. Ini jadi masalah buat kamu?"
"Ayumi tuh bodoh, jadi nggak tahu."
"Ssstt... Kok ngomong gitu?"
"Kalau kedepannya ada apa-apa gimana ya, Kak?"
"Kamu rumah aku, Sayang... Aku bisa balik jadi WNI lagi kalau itu yang kamu khwatirkan."
Ayumi diam dan berpikir kembali. Semuanya menjadi tidak mudah.
"Kak, ini Ayumi mau tanya tapi agak sensitif."
"Hm?"
Ayumi menggigit bibir bawahnya, memberanikan diri karena ucapan Tsana benar-benar menganggu. Nyatanya sampai saat ini, akun Caroline masih saling mengikuti dengan milik Daniel.
"Kakak kan lama di Prancis, budaya mereka beda sama Indonesia gitu. Pernah nggak,"
Kenapa berat sekali untuk bertanya?
Bukankah seharusnya Ayumi percaya Daniel?
Bukankah seharusnya juga Ayumi bisa menerima seluruh Daniel seperti yang Daniel lakukan kepadanya?
"Pernah apㅡ"
"Tidur sama Caroline atau cewek lain?"
"Kamu..." Daniel merasa sedih mendengar pertanyaan Ayumi barusan, "Nggak mau nikah sama yang udah pernah?"
"Nggak mau. Ayumi jaga diri selama ini, Ayumi nggak mau dapet laki-laki yang nggak bisa nahan diri. Katanya, jodoh cerminan diri sendiri 'kan, Kak?"
.
"Bundaaa!!"
"Anaknya Bunda, sini peluk dulu!" Ayumi malu-malu memeluk Bunda, berbeda dengan Ayahnya yang tampak biasa saja sambil menata barang-barang mereka di tempat kosong.
"Tadi sampainya jam berapa?"
"Sorean kok, jam 2."
"Ya udah, Ayumi beliin makan dulu ya. Soalnya nggak punya apa-apa di kulkas."
"Tuh, udah dimasakin Bundamu ayam goreng sama telur dadar. Tinggal makan."
Ucapan Ayah membuat Ayumi salah tingkah. Kapan terakhir kali ia makan masakan Bunda?
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lies ✔
RomanceTidak ada yang mudah dari sebuah perpisahan. Merindukan sosok yang tidak bisa kita temui lagi, akan menjadi patah hati terberat dalam hidup seseorang.