00:01 = Selamat Malam

74 11 0
                                    

Balas dendam termanis adalah menjadikan kamu antagonis dalam buku keduaku.

.

"Lo ngapain nerima tawaran buat pindah ke Jakarta? Katanya penuh dan macet. Lo kan nggak suka keramaian."

"Butuh... Suasana baru."

Pria itu meletakkan kopi di meja sambil terkekeh. Yap, walau pun Anton sedikit merasa canggung karena Nugraha lebih memilih untuk memesan kopi hitam pekat itu dibandingkan alkohol sedangkan mereka ada di dalam bar.

"Kan di kampung enak. Gaji segitu buat tinggal di sana sisa banyak. Orang-orang di sana juga bakalan nganggep lo pinter dan hebat karena udah jadi PNS."

"Nah..."

"Nah?"

Nugraha menganggukkan kepala, "Itu cuma bagusnya. Kurangnya apa?"

"Oh..." Anton sedikit mengerti. Jadi ia sedikit mengulas kekehan kecil, "Di umur segitu belum nikah, jadi penyakit ya buat orang di sana?"

"Sedikit..."

"Jadi? Lo gagal lagi sama si itu?"

"Itu yang mana?"

"BUSET!" Anton tidak sengaja berteriak. "Yang mana? Berapa cewek lo sebenarnya, Nug?"

Lumayan lah, kalau cuma buat kenalan...

"Hahaha..." Nugraha kembali terkekeh, "Nggak ada. Makanya gue tanya kan cewek yang mana?"

"Bohong banget! Cowok ganteng dan mapan kayak lo, mana ada yang nggak kepincut sama lo?"

Satu orang yang gue sesali.

"Rani..."

"She love champagne so much. Gue gak mau egois ajak dia ke agamaku selain alasannya dosa dan pertentangan keluarga."

Anton mengangguk, sekarang ia sedikit mengerti.

Cara orang memandang dunia memang selalu berbeda. Orang Jawa menyebutnya, 'sawang sinawang'. Yang artinya, 'Yang terlihat enak belum tentu enak dijalani. Dan yang tidak enak menurut kita, ada mimpi besar milik orang lain'.

"So... Cari cewek lain aja. Jangan lemah."

"Kalau gue maunya sendiri aja gimana? Nggak semua orang tujuannya harus nikah 'kan?"

Ngomong apaan gue? Following fake akun gue aja isinya fotografer, make up, dan dekorasi wedding. Gue pernah menyiapkan semua itu tapi yang gue mau cuma sama dia.

Ah... Dia yang mana?

"Yakin? Bukannya lo itu romantic dreamer? Nikah enak kok. Kemana-mana ada yang nemenin, kalau tidur bisa cuddle, kisseu tiap hari tanpa dosa, experience bareng, nonton, manja-manjaan kalau libur. Kalau lagi capek, bakal ada yang dengerin."

"Tagihan listrik, air, wifi, kpr rumah, uang makan, baju, sepatu harus mulai dibagi dua. Belum lagi buat beli make up, skincare, susu anak, pampers, tagihan sekolah, uang jajan anak. Jangan dipikir yang kelihatan enak aja. Tanggung jawabnya besar. Kalau tanggungjawabnya kecil, angka kelahiran anak nggak akan turun."

White Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang