13

14.8K 1.7K 150
                                    

Happy reading

***


Sore sudah berganti malam, tapi keberadaan sang istri belum berhasil ia temukan. Khawatir dan panik jelas ia rasakan. Mencoba melacaknya lewat GPS pun itu tidak mungkin, karna Xiao zhan tidak membawa benda tersebut.

Benda pipih miliknya pun berdering, dan itu berasal dari Song yuan, Wang yibo mengabaikannya hingga panggilan itu mati sendiri.

"Xiao zhan, dimana kau?!" Wang yibo bergumam frustasi. Dalam bayangannya kini, istrinya itu pasti sedang menangis dengan histeris disuatu tempat atas luka yg ia berikan. Wang yibo makin dibuat merasa bersalah karenanya.

Bagaimana kalo Xiao zhan begitu putus asa hingga ia berniat untuk bunuh diri. Melompat ke danau mungkin, memikirkan semua itu membuat Wang yibo semakin sakit kepala.

"Xiao zhan, maafkan aku." Lagi-lagi wajah sang istri yg menangis penuh kecewa berkelebat diotaknya.

Ponsel miliknya pun kini kembali berdering, berniat untuk mengabaikannya lagi, tapi setelah melihat ID pemanggilnya dari Ruo yan, ibunya. Wang yibo buru-buru mengangkatnya.

"Aku akan segera pulang." Ucapnya lalu segera menutup panggilan dan memutar kendaraannya untuk kembali ke mansion.

Sesampainya dirumah, Wang yibo bergegas turun dan masuk ke dalam.

"Dimana dia?" Tanyanya tergesa-gesa.

"Dikamarnya." Jawab Ruoyan cepat. Wang yibo bergegas menuju ke kamarnya.

"Nak, tolong pikirkan sekali lagi niatmu itu, jangan pergi." Wang Lian mencegahnya.

"Aku harus pergi, nek. Tidak ada alasan lagi bagiku untuk tetap tinggal disini." Xiao zhan mengambil koper dan mengeluarkan semua pakaiannya dari dalam lemari.

"Sayang, kau sedang hamil, kalo kau keluar dari rumah ini, kau akan tinggal dimana?" Wang Lian tidak ingin pemuda itu pergi, ia sudah terlanjur menyayangi Xiao zhan seperti cucunya sendiri.

"Nek, biarkan aku pergi. Aku sudah tidak sanggup untuk tinggal disini lagi. Melihat wajah gege hanya akan membuatku teringat semua pengkhianatannya padaku, dan itu sungguh menyakitkan untukku." Xiao zhan mulai mengemasi pakaiannya ke dalam koper.

"Nak, aku tau cucu bodohku itu sudah sangat keterlaluan padamu, tapi ku mohon tetaplah tinggal disini bersamaku. Kalo kau mau, aku bisa mengusir Wang yibo keluar dari sini."

"Jangan lakukan itu, nek. Ini adalah tempat tinggal gege, jika ada yg harus keluar, maka itu adalah aku. Aku hanya orang luar, jadi sudah sepantasnya aku pergi."

"Nak, jangan pergi! Nenek mohon! Kalo kau pergi, nenek akan sangat merasa bersalah pada mendiang Xiao Chen, karna tidak becus menjaga cucunya."

"Nenek tidak perlu merasa seperti itu. Selama ini nenek sudah menjagaku dengan sangat baik. Dan aku juga merasa sangat beruntung karna bisa mengenal nenek. Nek, izinkan aku untuk pergi, nenek jangan khawatir. Kalo nenek rindu, nenek bisa langsung menghubungiku, dan aku datang untuk menemui nenek."

"Tapi-"

"Biarkan aku pergi, nek. Aku sudah tidak sanggup lagi untuk berada disini. Ini terlalu menyakitkan untukku." Wang Lian pun tidak bisa berkata-kata lagi, Xiao zhan sudah mantap ingin keluar dari rumah ini. Sean ingin pergi dan siap untuk menata masa depan yg gemilang.

Xiao zhan menarik koper miliknya dan memutar kenop pintu. Manik kelamnya menemukan pria yg sudah dua hari ia sengaja hindari, dan kini keduanya saling berhadapan.

Sean mengatur ekspresi terlebih dahulu. Ia yakin saat ini adalah saat terakhir bagi keduanya bisa saling berhadapan seperti ini. Sean tidak ingin meninggalkan kesan buruk pada pria ini, maka dari itu ia memutuskan untuk tersenyum dan mengucapkan salam perpisahan untuknya. Tidak ada yg perlu sakit hati, karna pada plot aslinya Wang yibo memang bukan untuk Xiao zhan, peran utama dari novelnya ini adalah Song yuan dan Wang yibo, dan Xiao zhan sudah ditakdirkan untuk menjadi umpan meriam bagi keduanya, yg memunculkan perselisihan dan pertentangan. Jadi, sejak awal kehadirannya bisa dibilang adalah orang ketiga dalam kisah cinta Wang yibo dan Song yuan.

Tidak ingin semakin memperumit alur aslinya, Sean pun memutuskan menyudahi kisahnya seperti ini. Membiarkan Wang yibo dan Song yuan berakhir bahagia, dan ia akan memulai hidupnya yg baru didunia ini.

"Apa kau akan pergi?" Wang yibo menatapnya dengan perasaan rumit.

"Mn, ini adalah yg terbaik bagi kita berdua. Aku menyerah. Aku harap gege bisa bahagia dengan pilihan gege. Aku minta maaf, karna aku harus hadir diantara hubungan kalian berdua. Aku harap gege bisa selalu bahagia." Xiao zhan tersenyum sangat menawan. Ia serius saat mengatakannya, Sean tidak ingin main-main lagi. Ia harus mengikuti alur aslinya, dan tidak ingin membuat sosok Xiao zhan keluar dari karakter aslinya.

Sean sudah bersiap menarik kopernya dan merelakan kekalahannya. Tapi, sesuatu diluar dugaan pun terjadi.

Brukk!

Wang yibo dengan cepat berlutut dihadapannya.

"Maafkan aku! Tolong jangan pergi, jangan tinggalkan aku!" Pria itu rela menjatuhkan harga dirinya yg begitu tinggi hingga serendah ini demi pemuda didepannya ini.

Eh?
Sean melongo, ia jelas bingung. Bukankah seharusnya Wang yibo bahagia dengan keputusannya, tapi kenapa malah jadi begini? Ini diluar ekspektasinya.

"Tolong jangan pergi. Jangan memintaku untuk menceraikanmu. Aku sadar aku sudah sangat bersalah padamu. Aku sudah terlalu banyak menyakitimu. Aku sudah sangat mengecewakanmu, dan sudah membuatmu terluka berulang kali. Tapi, tolong jangan pergi meninggalkanku. Aku-..." Wang yibo tersedak kalimatnya sendiri. Ia tidak tau kenapa, tapi yg jelas ia tidak sanggup jika mereka harus berpisah, dadanya begitu sakit memikirkan hal tersebut.

Sean terlihat sangat terkejut.

Kenapa begini? Ini sudah sangat melenceng dari cerita aslinya. Batinnya syok.

"Tolong jangan pergi. Tolong jangan berniat untuk meninggalkanku. Ku mohon..." Wang yibo didepannya ini tampak sangat frustasi.

Ini? Bagaimana ini? Aku tidak ingin mengubah alur aslinya, tapi kenapa justru jadi begini. Apa yg salah woi?!

Memikirkan semua kejutan ini membuat kepalanya pusing dan berkunang-kunang.

Aku tidak ingin menghancurkan cerita buatanku sendiri, semuanya harus berjalan sebagai mana mestinya, tapi kenapa semuanya malah jadi begini? Apa Wang yibo tidak sengaja membenturkan kepalanya saat menuju kesini? Kenapa dia malah jadi begini. Kemana perginya sosok tiran itu? Otaknya mendadak kusut, dan sekejap kemudian ia memutuskan untuk pingsan saja.

Dahlah! Aku pusing!





Tbc.


Istri Licik vs Suami Tiran. (Completed In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang