28

9K 1K 52
                                    

Happy reading

***

Disebuah kafe, sekumpulan muda-mudi sedang asyik mengobrol sambil sesekali bersenda gurau, saling melempar ledekan demi memancing keriuhan didalamnya. Ketika yg lainnya sibuk membicarakan hal random salah seorang pemuda diantaranya justru sibuk mengotak-atik layar ponselnya, memuncul rasa penasaran dari yg lain.

Jangan pulang dulu, tunggu aku sebentar.

Ok.

Kau menunggu dimana?

Cafe dekat kampus.

"Siapa?" Xuanlu si primadona kampus begitu penasaran.

"Bukan siapa-siapa." Sean kembali menaruh ponsel tersebut disaku celananya.

"Pacarmu ya?" Itu Mianmian yg bicara, si centil yg hobi sekali bergosip.

"Bukan. Aku belum punya pacar. Lagipula aku masih ingin fokus pada pendidikanku dulu. Jadi, hal yg seperti itu lebih baik aku skip." Ujarnya sok bijak, padahal Sean trauma dengan hal yg seperti itu.

Dulu sekali, saat ia baru menduduki bangku sekolah menengah atas, Sean pernah menyukai seorang gadis teman sekelasnya. Sebagai seorang remaja yg baru mengenal cinta, Sean pun memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya pada si gadis. Sigadis pun tampak malu-malu saat ia menerima pernyataan cinta tersebut, keduanya pun mulai berpacaran layaknya remaja pada umumnya, dan kantinlah tempat ngedate langganan mereka. Selama sebulan melewati masa pacaran ala ABG, semuanya berjalan mulus, sampai tiba-tiba sigadis memutuskan hubungan mereka tanpa sebab yg jelas. Sean tentu tak terima, pemuda itu mencoba mencari dimana letak kesalahannya, kenapa gadis itu begitu tega memperlakukannya seperti itu. Hingga kemudian gadis itu pun membeberkan apa yg menjadi penyebab kandasnya hubungan mereka.

"Aku tidak ingin menjadi pacarmu lagi. Mereka semua selalu mengolok-ngolokku karena wajahmu lebih cantik dan imut dariku. Sebagai seorang perempuan aku sangat terluka mendengarnya."

What the f*ck!

Alasan macam apa itu? Dimana letak kecantikannya, Sean adalah laki-laki, dia tidak cantik, dia itu tampan. Bisa-bisanya mereka mengatainya seperti itu.

Dan untuk pertama kalinya, Sean pun menangis karena patah hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dan untuk pertama kalinya, Sean pun menangis karena patah hati. Semenjak itu, Sean pun tidak lagi mau repot-repot untuk memikirkan cinta, sekarang prioritas utamanya adalah belajar (kalo lagi ga males) agar ia bisa cepat lulus dan mencari pekerjaan agar cepat sukses dan banyak uang. Kalo sudah banyak uang, pasti para gadis-gadis sendiri yg akan datang untuk mengejar dirinya.

Istri Licik vs Suami Tiran. (Completed In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang