10

15.3K 1.9K 100
                                    

Happy reading

***


Brakk...
Sean membanting pintu mobil dengan kencang. Ia pun segera masuk dan menuju kamarnya. Wang yibo mengejarnya. Pria itu ingin masuk, tapi sean mengunci pintu tersebut dari dalam.

"Dasar brengsek! Memangnya siapa dia?! Apa haknya sampai berani memarahiku seperti itu! Dasar bedebah sialan!" Sean mengomel dengan kesal. Tadi, ia tertidur dengan meminjam lengan paul, tapi entah darimana Wang yibo mendadak muncul dan memarahinya, mengatainya macam-macam hingga mereka pun menjadi pusat perhatian.

Pria itu juga tidak melepaskan Paul, memakinya yg bukan-bukan tanpa tau letak kesalahannya dimana. Xiao zhan yg jiwanya baru setengah berkumpul tentu terkejut hingga membuat jantungnya hampir copot karena ulah pria itu. Kejadian tersebut sungguh memalukan baginya, ia sangat merasa bersalah pada Paul, tapi belum sempat ia meminta maaf pada pria itu, Wang yibo sudah menarik tangannya dengan kasar dan memaksanya masuk ke dalam mobil.

Wang yibo berteriak, menyuruh pelayan membawakannya kunci cadangan untuk membuka pintu kamar tersebut. Setelah pintu tersebut berhasil dibuka ia masuk dan menutup kasar pintu itu. Membuat pelayan tersebut bergidik ngeri dengan amarah tuannya itu.

"Kenapa kau marah?! Seharusnya disini aku yg berhak marah padamu! Kau mengatakan ingin pergi ke rumah sakit, tapi kau justru pergi ke tempat lain, dan bermesraan dengan pria lain. Xiao zhan! Apa kau lupa, kau itu sudah menikah dan sedang mengandung anakku, bisa-bisanya kau melakukan itu padaku!" Wang yibo meneriakinya dengan kencang. Ucapannya itu bahkan bisa sampai terdengar hingga keluar.

"Lalu bagaimana denganmu?! Kau juga sudah menikah, tapi kau justru berselingkuh terang-terangan dengan wanita lain didepanku! Tapi, apa aku pernah marah kepadamu karena itu? Dan sekarang kau justru marah kepadaku dan meneriakiku di muka umum padahal aku dengan dia tidak seperti apa yg kau pikirkan! Kau benar-benar egois!" Sean balas berteriak. Ia sungguh tak terima dengan cara pria itu memperlakukannya seperti ini.

Wang yibo terdiam, ia tidak tau harus bicara apa.

"Kau! Kau menyadarkanku akan statusku, lalu bagaimana denganmu sendiri? Selama setahun aku menikah denganmu, apakah pernah kau menjalankan tugasmu sebagai seorang suami? Tidak, kan?! Selain membenci dan menyakitiku, apalagi yg bisa kau berikan padaku." Cecarnya lagi.

"Aku-"

"Ge, selama ini aku selalu bersabar denganmu, saat kau membawanya masuk ke rumah ini, dan memproklamirkan hubungan hina kalian berdua padaku, apa kau pernah memikirkan bagaimana perasaanku saat itu. Sakit, ge! Itu sungguh sakit. Tapi aku hanya diam. Dan saat aku terpuruk hingga pingsan dan berakhir masuk ke rumah sakit, apa kau pernah memedulikanku? Apa kau pernah menjengukku atas inisiatifmu sendiri? Tidak, kan?" Sean dapat merasakan bagaimana perasaan yg dialami Xiao zhan kala itu.

"Aku tau pernikahan kita tidak dilandasi oleh rasa cinta. Tapi, bagaimana pun juga aku ini adalah istrimu. Setidaknya, kau bisa sedikit menjaga perasaanku." Xiao zhan mengatakannya dengan bercucuran air mata.

"Ge, menikah denganmu bukanlah keinginanku. Aku tidak pernah mengharapkannya, andai saat itu aku bisa menolak aku pasti akan melakukannya."

"Ge, kau sangat membenciku kan? Kau tidak sabar ingin kita segera berpisah kan? Kalo begitu, ceraikan aku sekarang juga!" Emosinya sudah tak terkendali. Ia tidak peduli lagi, seharusnya saat pertama kali ia bangun sebagai Xiao zhan, Sean segera memintanya untuk bercerai, bukan justru memainkan sandiwara seperti ini.

Wang yibo terpekur mendengar apa yg dilontarkan Xiao zhan, ia tidak menyangka istrinya itu akhirnya akan memintanya untuk berpisah.

"Ceraikan aku sekarang juga. Dengan begitu kau bisa menikahi kekasihmu dan aku bisa terbebas dari pernikahan sialan ini!" Xiao zhan kembali bicara. Setelah puas mengeluarkan semua keluh kesahnya, pemuda itu pun bergegas pergi keluar dari kamarnya.

"Nek, izinkan aku menumpang tidur dikamarmu malam ini." Saat membuka pintu, pemuda itu menemukan keberadaan Wang Lian dan Ruo yan yg berdiri didepan kamarnya.

Wang Lian pun menganggukkan kepalanya, lalu membawa Xiao zhan meuju tempatnya. Sesampainya didalam, pemuda itu segera masuk ke dalam kamar mandi, menutup rapat, lalu menguncinya. Setelah itu ia pun menangis dengan sejadi-jadinya.

"Ayah, ibu. Aku ingin pulang. Aku ingin bersama kalian, hiks... hiks... Ziyi Jie, Bin ge, pria itu menggertakku, dia memarahi dan meneriakiku dengan kejam. Aku membencinya, aku sangat membencinya." Sean menangis dengan tersedu-sedu. Di dunia ini ia tidak mengenali siapapun, ia juga tidak memiliki siapapun disisinya. Sean sedih, sangat sedih, sekuat-kuatnya Sean, jika dihadapkan pada masalah yg tidak mampu ia tanggung, pemuda itu pasti juga akan menangis, dan disinilah ambang batas ketegarannya.

.
.
.

Malamnya, Wang Lian membawakan makan malam ke dalam kamarnya untuk Xiao zhan. Tapi, pemuda itu tidak berselera, dan ia tidak ingin makan, meski Wang Lian sudah mencoba untuk membujuknya.

Wang Lian pun hanya bisa menghela nafas, dan menyalahkan Wang yibo karena ulahnyalah Xiao zhan sampai ngambek seperti ini.

Xiao zhan menghidupkan layar ponselnya, dilayarnya tertera banyak panggilan masuk dan pesan dari nomor yg tidak dikenal. Pemuda itu pun membuka pesan dan membacanya.

Ternyata panggilan dan pesan masuk itu berasal dari Paul, sebelumnya mereka memang sempat saling bertukar nomor telepon, tapi Xiao zhan belum sempat menyimpan nomor pria itu.

Didalam pesannya, pria itu menanyai keadaannya dengan sangat khawatir. Paul juga memintanya untuk segera membalas pesannya jika ia sudah membaca pesannya ini. Sean pun seger membalas pesannya, memberitahu bahwa keadaannya baik-baik saja.

Jika kau butuh bantuanku, kau jangan segan-segan untuk menghubungiku. Bagiku, kau sudah ku anggap seperti adikku sendiri. Jadi, kau bisa mengandalkanku.

Paul kembali mengiriminya pesan. Xiao zhan pun tersenyum karenanya, baik Yubin maupun Paul, keduanya memiliki wajah dan sifat yg sama. Perasaan Xiao zhan pun menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Perutnya lapar, tapi ia tidak ingin makan. Xiao zhan pun memutuskan untuk memejamkan matanya, ia akan makan besok saja.

.
.
.

Paginya, situasinya masih sama seperti semalam. Xiao zhan tidak muncul dimeja makan, pemuda itu sarapan dikamar. Ia tidak ingin melihat wajah pria yg dibencinya itu, karena itu bisa membuat nafsu makannya hilang.

Sean pun tidak peduli lagi dengan apa yg akan terjadi pada pernikahannya, jika mereka bercerai ia bisa membesarkan anak yg dikandungnya ini seorang diri, tentunya ia harus meminta tunjangan yg sangat besar pada pria itu.

"Xiao zhan, sepertinya ini yg terbaik bagi kalian. Lagipula pria itu sangat menyebalkan dan begitu egois. Terus bersamanya hanya akan membuatmu makan hati, lebih baik segera berpisah dan mencari yg lain. Kau itu masih muda, dan rupawan. Masih banyak pria lain yg lebih tampan dan lebih baik darinya." Sean menasehati Xiao zhan yg ternyata adalah dirinya sendiri.




Cinta boleh, tolol jangan!


Tbc.
Sorry for typo




Istri Licik vs Suami Tiran. (Completed In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang