29

6.9K 933 42
                                    

Happy reading

***


"Dewa, jika mengeluh itu dosa, dan mengumpat adalah tindakan tercela, maka tolong jangan buat aku begitu, hiks..." Sean memandang langit diatasnya dengan mimik wajah memelas, berharap sang dewa sudi untuk mendengarkan permohonannya. Sean sedang meratapi nasibnya.

Pemuda itu pun memejamkan matanya dengan kuat berulang kali, berharap air matanya akan keluar demi menyempurnakan rintihannya.

"Dewa, bolehkah aku meminta satu saja permintaan padamu? Dewa, tolong enyahkan pria disebelah rumahku itu. Kirimlah ia kembali ke tempat asalnya, dan jangan biarkan dia mengganggu hidupku lagi, kumohon...." itulah permohonan seorang Sean yg sudah muak dengan prilaku semena-mena sang dosen sekaligus tetangga sebelahnya.

Puas memanjatkan hal tersebut dibalkon kamarnya, pemuda itu pun kembali masuk dan merobek kalender yg menghiasi dinding kamarnya.

Musnah sudah harapan tentang kebebasannya yg hanya tinggal hitungan hari, karena si dosen tirannya itu, kini justru menambah masa hukumannya dengan seenak jidatnya tadi sore. Sean tentu protes dan menolaknya dengan keras. Tapi, pria itu justru dengan cepat menghubungi ayahnya untuk mengadukan dirinya, mengetahui panggilan tersebut benar-benar tersambung, Sean dengan cepat ingin merebut ponselnya pria itu, tapi apa daya ia tidak bisa semudah itu merebut benda tersebut. Alhasil, ia pun spontan membekap mulut pria itu dengannya.

Telapak tangannya pun menyentuh langsung bibir milik Lan yibo, tapi bukannya merasa risih pria itu justru menjulurkan lidahnya untuk menjilati telapak tangannya. Sean yg terkejut ketika merasakan benda kenyal dan basah tersebut menyentuh permukaan telapak tangannya spontan melepaskan bekapannya, dimana pria itu Lantas menyunggingkan sebuah senyum yg menurutnya sangat menjijikkan.

Lan yibo menutup telponnya lalu berkata, "terima masa hukumanmu, atau ku adukan semuanya pada ayahmu sekarang." Ancamannya menjadi sangat menakutkan kalo sudah membawa-bawa nama sang ayah didalamnya.

Jujur, meskipun ayahnya itu lebih kalem dari sang ibu, tapi pria itu kalo sudah marah ia akan lebih sangat mengerikan daripada sosok sang ibu, dan Sean tidak ingin sampai sang ayah memarahinya.

"Dewa, aku harap semua ini adalah mimpi. Semoga besok setelah aku bangun, pria bernama Lan yibo itu sudah lenyap." Itu adalah do'a seorang Sean sebelum ia tidur.

.
.
.

Matahari sudah terbit diufuk timur, cahaya jingganya menyinari bumi dan seisinya, membawa hangat setelah dingin melanda.

Jam weker disamping tempat tidurnya mulai berbunyi, dimana pemuda tersebut dengan cepat segera melemparnya ke sisi lain agar berhenti berbunyi dan mengganggu tidurnya.

Sean kembali melanjutkan tidurnya, menarik selimut lebih tinggi dan mengeloni gulingnya dengan sangat erat.

"Bangun!" Seseorang membangunkannya. Tapi tak ia hiraukan suruhan tersebut, bagaimana pun ini adalah hari minggu, dan hari ini ia ingin bangun siang.

"Bangun!" Kini selimutnya sudah ditarik dengan kasar, tapi Sean tak peduli.

"Bangun!" Kini gulingnya yg direbut, dan itu membuat Sean kesal.

"Ayah, aku masih ngantuk! Biarkan aku tidur sebentar lagi." Sean berusaha merebut kembali gulingnya.

"Aku bukan ayahmu." Mendengar hal itu, Sean pun memaksa kelopak matanya agar terbuka. Dan benar saja, pelaku yg mengganggu waktu tidurnya ternyata bukanlah sang ayah, melainkan pria yg semalam ia do'akan agar enyah, Lan yibo.

Istri Licik vs Suami Tiran. (Completed In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang