Bab 13

43 0 0
                                    

Ayana meratapi langit-langit kamarnya, ia sedang berpikir dan tidak percaya apa yang telah terjadi padanya.

Beberapa jam yang lalu di rooftop

"Ay, tolong tatap mataku dan tolong lihat apakah ada kebohongan di dalam sana" ujar Aldo dengan kedua tangannya menyentuh kedua pundak Ayana dan wajahnya berada tepat di depan wajah Ayana yang menundukan kepala.

Ayana hanya diam tidak bergeming

"Ay... " Panggil Aldo

Ayanapun memberanikan dirinya untuk menatap Aldo.

"Ay aku gabisa jauh dari kamu, aku udah berusaha mengikuti apa yang kamu mau, tapi aku gabisa Ay, kamu boleh nolak, jutekin aku, benci aku tapi satu hal Ay jangan nyuruh aku jauhin kamu, untuk satu hal itu aku gabisa Ay"

"Sebenarnya apa si kak yang lo suka dari gue, sampe segitunya banget" tanya Ayana

"Kamu beda Ay, dan aku juga gatau kenapa hati ini milih kamu, mau nya kamu, kita gabisa ngatur, kita jatuh cinta sama siapa."

keduanya hening, siang ini tidak terlalu panas tapi udara di sekitar Ayana terasa panas. Ia memalingkan muka dari wajah Aldo. Jujur suasana hatinya sedang berkecamuk, satu sisi ia ingin sekali membukakan pintu hatinya ke Aldo tapi satu sisi ia ragu, ia juga tidak tahu apa yang menjadi keraguannya.

"Mungkin ini untuk yang ke sekian kalinya aku nyatain perasaan ini, dan untuk kali ini tolong jujur gimana perasaan kamu , tolong jangan menghindar, Ayana Shalvira aku suka sama kamu"

Ayana masih diam tak bergeming, ia juga tidak menatap mata sosok yang kini di hadapanya.

Setelah beberapa menit kemudian Ayana akhirnya berani membuka suara.

"Makasih kak karena lo udah suka sama gue, jujur gue gatau harus ngasih jawaban apa, tapi saat lo menghilang ga ganggu gue, gue ngerasa kehilangan, kayak ada yang kurang, tapi kalau untuk jawaban hati gue masih gatau, tapi setiap lo deket kayak gini gue ngerasa sesak kak"

Mendengar jawaban Ayana, Aldo tertawa

"kok ketawa si?" Tanya Ayana

"Haduh... Ay.. Ay.....itu tandanya kamu dah jatuh cinta sama aku."

"Engga, gue ga jatuh cinta"

"Iya Ay, sama kayak aku, kalau dekat kamu aku juga sesak coba rasakan" Aldo meraih tangan Ayana dan mengarahkan tangan Ayana ke dadanya.

Dalam beberapa saat keadaan menjadi hening kembali. Dua manusia yang sedang berhadapan kini saling menatap.

"Apaan si kak"

Bagi Aldo Ayana saat ini menggemasakan, bagaimana bisa sok sok an bilang engga suka padahal dirinya kini sedang memerah, ingin sekali rasanya Aldo mencubit pipi Ayana tapi ia urungkan karena masih ada hal yang harus diluruskan terlebih dahulu.

"Sekarang gimana deh maunya? Mau nyuruh ngejauh lagi? Tar kangen lho" ejek Aldo

"Apaan si kak"

"Jadi? "

"Apanya?" tanya balik Ayana

"Kita"

"Serah lo deh"

"Kalau gitu, detik ini kamu jadi pacarku" ujar Aldo

"Hah?!"

Drt drt drt drt. Suara telepon menyadarkan lamunan Ayana.

"Halo?"

"Hai pacar" terdengar suara di telepon

SIMPANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang