BAB 10

40 1 1
                                    

"Lo serius ngomong gitu ke kak Aldo" tanya Renata dengan geram. Posisi Renata sekarang berdiri berkacak pinggang menghadap Ayana yang sedang duduk di ranjang kamar Renata. Sebagai jawaban untuk pertanyaan Renata, Ayana hanya menganggukan kepalanya. Ia tadi menceritakan dari ia di lempari kertas sampai ia berada di rooftop dengan Aldo.

"Gue gatau sama pikiran lo, lo antara bego sama jahat gue gatau, beda tipis" ujar Renata lagi.

"Bego?" tanya Ayana

"Iya bego, lo rela ngelepas berlian begitu aja demi ucapan sampah-sampah yang masuk ke kuping lo, come on Ay, Aldo itu cowok idaman banget, attitude bagus, otak encer, pokoknya perfect gada celahnha, semua cewek berharap banget jadi pasangannya lo malah...ah capek gue sama lo, apasih yang lo mau"

"Gue cuma mau tenang Ren, gue gamau dikenal banyak orang gegara gue deket kak Aldo, dan gue juga belom siap seseorang masuk ke hidup gue" Ujar Ayana. Renata mendekat ke Ayana dan duduk di kursi belajarnya.

"Because your past?" tanya Renata ke Ayana yang tidak mendapat jawaban dari Ayana.

"Semua orang pasti punya masa lalu, semua orang juga ga gampang buat melupakan masa lalu, tapi setidaknya banyak orang yang menjadikan masa lalu hanya sebagai kenangan. Kenapa mereka memilih begitu, karena mereka ingin hidup terus berjalan, buat masa sekarang dan masa depan, present and future. Dengerin gue, Lo ga akan pernah tenang dan bahagia lepas jika lo sendiri belum bisa keluar dari bayang-bayang masa lalu lo"

"Lo ngomong apa si Ren"

"Gue yakin, lo paham maksud gue. Sekarang terserah lo, lo boleh memutuskan apa aja, tapi sebagai temen gue saranin lo minta maaf ke kak Aldo, gue yakin disini yang korban bukan cuma lo, Kak Aldo pasti juga sedih, apalagi lo usir dia dari hidup lo"

"Harus gitu ya?"

"Whatever Ayana" Ujar Renata yang sudah jengah dengan temannya yang keras sekali.

"Bye the way, postingan pagi tadi udah ngga ada Ay"

"Serius lo?"

"Coba cek deh" perintah Renata.

"Iyaa......lo bener, udah ngga ada" ujar Ayana dengan sedikit tidak percaya. Perasaannya sekarang bercampur aduk, dan bertanya tanya siapa dibalik hilangnya postingan itu. Apa mungkin Aldo, ahh...mungkin saja tidak. Membicarakan Aldo membuat Ia kepikiran perkataan Renata Tadi, perkataan Renata tadi mungkin ada benarnya, ia harus meminta maaf ke Aldo. Namun ia tidak tahu caranya bagaimana. Memikirkannya saja membuat ia pusing. Ah sudahlah mungkin nanti ia cari tahu caranya bagaimana.

Beberapa jam yang lalu

Aldo mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Ia berjalan cepat menuju kelasnya. Sesampainya di kelas ia mengebrak whiteboard yang berada di depan kelas dengan cukup keras, sontak seisi kelas terkejut bukan main. Untunglah waktu masih jam istirahat jadi tidak perlu khawatir jikalau guru masuk nanti.

"Disini siapa yang tahu admin akun ini?" Tanya Aldo dengan suara lantang seraya memperlihatkan postingan lambe sekolah.

"Jawab!!!" Gertak Aldo

"Sumpah Do gue gatau" Ujar Jidan

"Yang lainnya ini emang gatau apa pura-pura gatau hah!!!" Ujar Aldo dengan nada yang tinggi. Setelah mengatakan itu ia pergi keluar kelas.

"Jess...Jessiee" teriak Aldo di kelas Jessie. Ia yakin Jessie tahu siapa admin akun tersebut, pasalnya Jessie siswi hitz yang punya kenalan banyak.

"Hy baby Aldo, jangan teriak teriak dong, malu didengar orang" ucap Jessie dengan manja.

"Gue to the point aja, lo tau ngga siapa admin lambe sekolah hah!!"

SIMPANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang