KDL 5.

764 14 0
                                    

Annyeong, good pagi, siang, sore dan malam.

How was your day??

I hope is fine. Jangan lupa bersyukur dan tertawa untuk hari ini !!!

Let's read this part guys, don't forget to vomment and follow my account.

⟩⟩⟩⟩⟩

Sinar matahari membuat seorang gadis terbangun, mengerjapkan matanya.

"Ini jam berapa?" Tanya Aluka dengan nada khas bangun tidurnya.

Aluka menggeliat, merasakan berat pada atas perutnya. Tangan seseorang sedang melingkar, memeluknya erat.

Pertama kali yang ia lihat saat matanya sudah terbuka sempurna, Kevdan. Terkejut? Jelas, namun gadis itu mencoba mengingat apa yang terjadi kepada dirinya semalam.

"Eungh, Lo udah bangun?" Suara bariton Kevdan terdengar indah, suara yang pertama kali ia dengar di pagi ini.

"Kak, lepas."

Kevdan melepaskan pelukannya, lalu mengucek matanya.

Gadis itu melirik jam dinding, "ASTAGA, KAK! UDAH HAMPIR JAM TUJUH." Teriak Aluka, karena terkejut.

"Shit. Gak usah teriak."

"Ayo siap-siap!"

Aluka hendak bangun dari tempat tidurnya, namun Kevdan segera menarik lengan gadis itu sehingga Aluka tak dapat bangun.

"Gue udah izinin Lo, kita gak sekolah hari ini."

"What?!" Aluka membulatkan matanya, apa-apaan ini? Sejak kapan hidupnya di atur oleh Kevdan.

"Kalo sekolah, emang Lo bawa seragam? Baju? Buku? Tas? Gunain otak Lo, Luka."

Benar, semalam ia kabur dari ayahnya dan tak membawa persiapan apapun, uang pun ia tak membawanya.

"Mandi. Kita ke mall sekarang, beli perlengkapan Lo."

"Tapi, kak..."

"Gue gak nerima bantahan. Mulai sekarang, you're mine."

Deg.

Mine? Mungkinkah Kevdan hanya bergurau?.

"Gue gak bercanda, Gue pengen punya hak lebih atas diri Lo. Gue mau lindungin Lo, Luka."

Aluka menatap mata elang itu, menatapnya dalam dan teduh.

"Kak, kalo cuma karena kasian. Gue gak butuh itu."

"Lo liat mata Gue, apa Lo gak bisa liat kalo Gue tulus?"

Sungguh, Aluka benar-benar di buat terbang olehnya. Entah mimpi apa gadis itu, sampai ia bertemu laki-laki sebaik Kevdan.

"Kak. Mau peluk, boleh?"

Kevdan langsung merengkuh tubuh gadisnya, mengusap lembut rambut Aluka. Ada sedikit rasa tenang dalam diri Kevdan, setidaknya sekarang Kevdan bisa melindungi Aluka.

»»»

Berjalan, bergandengan tangan. Kevdan tersenyum hangat, melihat Aluka senang dalam genggaman tangannya.

"Kak, kita beneran beli sebanyak ini?" Tanya Aluka, menoleh kearah belakang dimana ada Gian yang sedang membawa barang belanjaan nya.

"Jadi babu lagi aja Gue." Gumam Gian.

Kevdan menghentikan langkahnya, menoleh kebelakang. "Ndumel mulu kerjaan Lo."

Aluka tertawa kecil, lucu sekali melihat dua sahabat itu. Yang satu suka memberi perintah, yang satu lagi hanya mampu menurut.

"Sini kak Gian, Gue bawain."

Gian menatap horor kearah Aluka, "wah cari mati Lo? Kalo Gue kasih belanjaan ini ke Lo, bos Gue bisa ngehajar Gue cui."

Lagi-lagi Aluka tertawa, Gian itu lucu, dan penurut.

Mereka bertiga berhenti tepat di depan stand penjual es krim, karena Aluka memintanya.

"Mau rasa apa?" Tanya Kevdan.

"Vanilla." Jawab Aluka dengan sangat antusias.

Setelah selesai membeli es krim, mereka mencari tempat yang dapat mereka duduki. Bersinggah sebentar, untuk menghabiskan es krim dan menghilangkan sedikit penat. Sudah tiga jam, dua laki-laki itu mengikuti Aluka berputar dalam mall.

⟨⟨⟨⟨⟨

Pendek dulu aja yaa? Nanti di lanjut up lagi kok.

Jangan lupa vomment, arigatou!!

Kevdaniel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang