KDL 8.

564 13 0
                                    

Annyeong, maaf ya ges ya ku ga up kemarin. Because mood ku lagi bener² kurang baik.

Gamau basa-basi ah, selamat membaca semoga suka dan jangan lupa vomment.

⟩⟩⟩⟩⟩

Malam. Aluka sedang berada di ruang tamu apartemen milik Kevdan, menonton tayangan favoritnya pada televisi yang ada di sana.

Tangannya tak henti menyuapi dirinya sendiri dengan makanan ringan, mulutnya sejak tadi tak henti mengunyah.

"Katanya takut gemuk, tapi nyemil terus." Ucap Kevdan, seraya mengambil posisi di samping gadis itu.

Tanpa di duga. Kevdan merebahkan dirinya, dan menjadikan paha Aluka sebagai bantalan.

Aluka mengernyit heran. "Suka-suka dong."

Matanya menatap mata elang itu yang berada di bawahnya, "Lo keliatan capek. Ada apa?" Tanya Aluka.

Gadis itu benar-benar mengerti keadaan, sangat paham tentang keadaan Kevdan.

Kevdan memejamkan matanya.

"Gak ada apa-apa. Cuma sedikit capek sama Cerlaga, ada sedikit masalah."

Aluka mengusap lembut rambut laki-laki itu, tersenyum hangat menyalurkan ketenangan.

"Istirahat dulu kalo capek, jangan di paksain buat selesaiin semua masalah kakak bersamaan."

"Luka. Pake aksen aku - kamu aja ya mulai sekarang."

"Iya. Tapi aku mau tetep panggil kamu 'kakak' gapapa kan?"

Kevdan mengangguk kecil, "Gapapa."

"Luka. Ngantuk."

"Katanya ketua geng, kok mirip bayi? Kalo ngantuk tidur lah kak." Tanya Aluka dengan nada mengejek.

"Ketua geng juga manusia, Luka." Jawab Kevdaniel.

"Dasar bayi." Cibir Aluka.

"Yang penting bayi nya kamu."

Aluka terus mengusap lembut rambut Kevdan, memperhatikan detail wajah laki-laki itu. Rahangnya kokoh, wajah tegasnya menjadi menggemaskan saat Kevdan tengah terlelap, mata tajamnya tertutup. Sangat damai melihatnya, namun Aluka tidak bodoh. Aluka tahu, laki-laki itu sedang menyembunyikan semua masalahnya, raut wajahnya menjelaskan betapa lelahnya Kevdan walau laki-laki itu sedang terlelap sekalipun.

"Kak. Lain kali cerita aja ya kalo butuh di dengar, jadiin aku sebagai rumah tempatmu pulang, bukan cuma sekedar singgah." Ucap Aluka pelan, dan mungkin hanya Aluka yang mampu mendengar.

Tak lama, gadis itu juga ikut mengantuk. Matanya mulai terlelap, dan tertidur lah dua makhluk berbeda gender itu dalam satu sofa yang sama.

23.00

Kevdan menggeliat, badannya terasa sakit sampai ke tulang. Ia bangun, dan baru sadar bahwa ia tak berada di kamarnya.

Matanya menangkap Aluka yang terlelap, "Manis." Gumam Kevdan dalam hati.

Wajah tenang Aluka membuat hati Kevdan menghangat. Laki-laki itu mengangkat tubuh Aluka, membawanya ke dalam kamar dan melanjutkan tidurnya di sana. Bersama Aluka.

Lengannya melingkar indah, memeluk gadisnya. Seakan tak ingin Aluka pergi sedetikpun dari sampingnya.

"Gue sayang sama Lo, Luka." Ucapnya pelan, seraya mengecup kening Aluka.

Lalu ia kembali terlelap.

⟨⟨⟨⟨⟨

Dikit dulu yaa?? Nanti ku up lagi kalo ada ide lagi.

Don't forget to vomment and follow yaa !!!

Kevdaniel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang