KDL 11.

610 18 7
                                    

Huaaah, ku gak up ini berapa hariii?
Mianhae, ide ku lagi habis tertuang di story sebelah sksk.

Anw jangan lupa bersyukur ygy. Vomment nya juga jangan lupa, yap!

⟩⟩⟩

Setelah kejadian di pantai yang membuat Aluka takut setengah mati, kini mereka kembali pada apartemen Kevdan.

Menonton televisi di ruang tengah, sembari memakan beberapa cemilan yang tadi sempat mereka beli.

Kevdan merebahkan tubuhnya di dekat Aluka, menjadikan paha Aluka sebagai bantalan. Menutupi wajah dengan lengannya sendiri, Aluka gemas melihat tingkah Kevdan yang mendadak seperti anak kecil itu.

"Kak. Maaf ya, tadi bikin Kakak se-marah itu." Ucap Aluka.

Kevdan menarik pelan tangan Aluka, menggenggam tangan itu dengan lembut.

"Gak perlu minta maaf, tugas Kakak ngelindungin kamu, Luka. Kakak gak suka milik Kakak di sentuh orang lain."

Aluka mengernyitkan dahinya saat Kevdaniel berkata, "milik kakak?"

Kevdan lalu dengan segera membuka membuka matanya yang sejak tadi terpejam, menatap wajah cantik gadisnya dari bawah.

"By the way, tadi kamu di apain aja sama dia?" Alibi nya.

Aluka menggeleng, "Gak di apa-apa in Kak, Dia baru mau nyentuh aku. Untungnya Arion dateng, jadi dia belum sempet bertindak jauh."

Kevdan mengangguk, lalu memejamkan matanya kembali. Aluka mengusap lembut rambut laki-laki yang berada di pangkuannya itu, ia merasa beruntung bertemu Kevdan yang bersedia melindungi nya dari apapun.

Semua pikiran buruk tentang hidupnya, kini hilang begitu saja. Tergantikan dengan rasa bahagia juga senang, yang di berikan oleh Kevdan.

Gadis itu merasa aman saat Kevdan berada di dekatnya, tak merasa takut seperti dulu yang harus merasa was-was setiap saat.

"Aku beruntung ketemu Kakak, jangan pergi ya Kak." Ucap gadis itu dengan suara yang pelan, mungkin hanya diri nya sendiri yang mampu mendengar.

Tok.
Tok.
Tok.

Suara ketukan pintu terdengar, membuat Kevdan kembali membuka matanya. Ia bangkit dari tidurnya.

"Aku aja yang buka, kamu tunggu sini." Ucap Kevdan, lalu berjalan menuju pintu.

Cukup lama Aluka menunggu, sampai akhirnya Kevdan kembali masuk. Laki-laki itu tak masuk seorang diri, Kevdan bersama seseorang, dan dia perempuan.

Aluka masih berusaha berpikir positif, mungkin saja perempuan itu adalah teman kelasnya. Namun Ia sudah tak bisa lagi berpikir positif, saat perempuan yang datang bersama Kevdan tiba-tiba mengecup singkat bibir Kevdan.

Matanya memanas melihat itu, lalu ia beranjak dan hendak pergi masuk ke dalam kamar.

"Mau kemana, Luka?" Tanya Kevdan yang melihat Aluka hendak pergi dari sana.

"Kalian lanjut aja dulu mesra-mesranya, aku gak akan ganggu."

Aluka berdiam diri di dalam kamar, membungkus tubuhnya dengan selimut tebal. Dada nya terasa sesak, apa-apaan ini? Bukan kah Kevdan hanya berniat membantunya? Tapi kenapa rasanya Aluka seperti memiliki perasaan lebih terhadap Kevdan.

Aluka tidak mengerti, mengapa ia harus jatuh hati. Ia kembali salah menaruh hati, ia terluka, dan ini bukan salah Kevdan. Pikirnya.

"Emang dari awal, gak seharusnya Gue punya rasa sama si Ketos itu, haha." Gumamnya seraya tertawa miris.

Gadis itu terlelap, dan terbangun kala sinar matahari memaksa masuk ke dalam netra nya. Menggeliat meregangkan tubuhnya, lalu berjalan ke arah kamar mandi membersihkan diri.

Setelah selesai ia langsung bersiap memakai seragam, dan keluar dari kamar. Ia tak melihat Kevdan, di kamar pun tadi ia hanya seorang diri. Mungkin laki-laki itu sudah duluan sampai di sekolah.

Aluka langsung memesan ojek online. Sesampainya di sekolah, Aluka berjalan melewati koridor menuju ruang OSIS. Ada beberapa anggota OSIS lainnya di sana, tapi ia tak juga melihat Kevdan.

"Kak, ini gimana untuk acara tahunan nya? Kita belum dapet konfirmasi dari kepala sekolah loh." Tanya salah satu anggota OSIS pada nya, ah ia lupa bahwa proposal nya belum mendapat persetujuan dari kepala sekolah.

"Ah iya, ya udah nanti biar Gue yang urus ya." Jawab Aluka.

"Kak Kevdan kemana ya, kak? Aku gak liat dia, harusnya kan kalian berdua yang minta konfirmasi. Kalo kakak sendiri takut gak dapet konfirmasi nanti."

"Gue juga gak tau dia kemana, tapi nanti Gue usahain buat dapetin konfirmasi nya. Tenang aja, oke."

Setelah mendapat anggukan dari anggota nya, ia berjalan keluar dari sana dengan membawa proposal itu.

Ia berjalan menuju ruang kepala sekolah, sebenarnya ia sendiri juga sempat ragu, apakah ia bisa mendapat persetujuan tanpa ada nya sang ketua OSIS.

Sebelum sampai di ruang kepala sekolah. Lagi, Aluka melihat Kevdan yang tengah berciuman di dalam kelas kosong bersama seorang gadis, dada nya kembali terasa sesak.

Ia mencoba acuh, namun tak mampu. Itu terlalu sulit untuknya, ia tak mempercayai laki-laki mana pun, sampai Kevdan datang melindunginya dan mendapat kepercayaan Aluka, tapi ternyata Kevdan juga sama.

⟨⟨⟨

Annyeong, akhirnya ku bisa up again. Maaf kalo kelamaan up nya yyaa!!

Don't forget to vomment!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kevdaniel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang