Annyeong!! Uda berapa lama ya ku ga up?
Iya benarr, 2 hari ahaha. Males deh yang baca banyak tapi yang vote gada, ada yang salah kah dari story ku?Okei, cuma mau ingetin. Jangan lupa bersyukur dan tertawa.
Selamat membaca.
⟩⟩⟩⟩⟩
Sudah dua bulan sejak Aluka di nobatkan sebagai waketos, sejauh ini semuanya berjalan lancar. Kerjasamanya dengan Kevdan berjalan dengan baik, bahkan mereka berdua semakin di hujani pujian dari para guru.
Aluka. Gadis cantik itu berjalan dalam gelapnya malam, matanya sembab dan memancarkan ketakutan.
Berjalan seorang diri, dengan arah yang entah akan kemana. Langkah kakinya terus berjalan, tanpa tau arah.
Tin!
Tin!Suara klakson motor itu membuat Aluka terkejut, dan sadar dari lamunannya. Ia menoleh, Kevdan.
"Tengah malem masih keluyuran, mau jadi lonT Lo?"
Perkataan kasar Kevdan membuat Aluka tersenyum miris, semenyedihkan itukah dirinya sekarang?.
Kevdan mengamati wajah Aluka, ada beberapa lebam di sana. Dengan mata yang terlihat sembab, seakan baru saja menangis beberapa jam.
"Lo... Oke?" Tanya nya ragu, nada nya ia buat sedikit lembut.
"Gue gak papa kak, maaf ganggu perjalanan kakak." Jawab Aluka tak kalah lembut.
"Ayo naik, gue anter pulang."
Aluka menggeleng, "gak usah, kakak duluan aja. Lagian gue juga gak mau pulang,"
Kevdan menarik nafas dalam-dalam, lalu turun dari atas motornya. Menarik lembut lengan gadis itu, dan memaksanya menaiki motor.
Aluka terkejut dengan perilaku Kevdan yang mendadak menjadi lembut, ia akhirnya menurut walau sedikit takut.
"Kita mau kemana kak?" Tanya Aluka, gadis itu berniat akan turun dari motor jika Kevdan membawanya pulang ke rumah.
"Lo gak mau pulang ke rumah Lo kan? Ke apart Gue aja,"
"Kak-"
"Gue gak akan macem-macem."
Hati Aluka menghangat, sedikit jauh lebih tenang karena bertemu Kevdan.
Mereka berdua akhirnya sampai, apartemen milik Kevdan. Aluka merasa canggung, karena ini kali pertamanya.
"Duduk dulu, Gue ambilin air hangat."
Aluka sedikit tak menyangka, kalau Kevdan ternyata sebaik ini. Biasanya laki-laki itu selalu menyebalkan, dengan kata-katanya yang sarkas dan menohok hati.
"Lagi ada masalah apa, Lo?" Tanya Kevdan, sesaat dia kembali ke ruang tamu dengan segelas air.
Aluka meminum air tersebut, "Mereka jahat kak," kepala gadis itu menunduk.
Kevdan mengangkat kepala Aluka dengan jari telunjuknya, "Jangan nunduk kalo lagi cerita, tatap mata lawan bicara Lo, Aluka."
Mata elang itu, bertemu dengan mata sembab dan penuh takut milik Aluka. Kevdan melihat ketakutan yang begitu dalam, membuatnya ingin memeluk gadis itu dalam sesaat.
"Kak. Gue takut mereka cari gue,"
"Siapa? Orang tua Lo?" Aluka mengangguk.
Kevdan sedikit tak percaya, gadis seperti Aluka yang biasanya terlihat sangat ceria kini tengah menahan tangis dan isakannya.
"Gue udah pernah cerita ke bunda, kenapa bunda gak percaya kak? Kalo Gue cerita ke Lo, apa Lo akan percaya?"
Kevdan mengangguk ragu, laki-laki itu masih tak mengerti mengarah kemana alur yang sedang Aluka ceritakan.
"Gue... Di lecehin ayah Gue sendiri kak, dan malem ini ayah lagi-lagi minta Gue buat layanin dia."
Deg.
Hati Kevdan teriris mendengar pengakuan Aluka, sakit rasanya. Di saat Kevdan sebagai laki-laki berusaha sangat keras untuk tidak melecehkan wanita manapun, hari ini ia bertemu dengan korban pelecehan yang sialnya adalah partner OSIS nya sendiri yang menjadi korban.
Grep.
Kevdan memeluk tubuh rapuh Aluka, memeluknya erat seakan ingin menenangkan gadis itu.
"Nangis aja, Luka. Keluarin semua rasa sakit Lo, Lo gak harus terus terlihat baik-baik aja." Ucap Kevdan, seraya mengusap lembut punggung Aluka.
Detik itu juga Aluka menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Kevdan, mengeluarkan seluruh rasa sakit yang selama ini berusaha ia sembunyikan dari siapapun.
"Semuanya akan baik-baik aja, oke. Lo percaya itu kan?"
"Baik-baik aja kak? Bahkan setelah kehormatan Gue di renggut, dan tubuh Gue menjadi kotor? Gue bahkan mikir, kalo Gue udah gak pantes untuk hidup."
"Luka. Lo berharga, Lo masih bersih, alur hidup Lo bukan Lo yang nentuin. Lo masih percaya Tuhan kan?"
"Iya, Gue emang gak bisa nentuin alur hidup Gue. Tapi Tuhan jahat, dia bikin alur sekejam ini untuk Gue."
"Hei. Jangan pernah berpikir kalo Tuhan jahat, Tuhan baik. Bahkan Tuhan pasti udah ngerencanain kebahagiaan buat Lo setelah ini."
Aluka diam, memeluk Kevdan dengan erat. Kevdan benar, bukan Tuhan yang jahat. Tapi manusia-Nya yang terlalu brengsek, karena lebih mementingkan nafsu.
Gadis itu terus menangis, sampai ia tertidur dalam pelukan Kevdan. Kevdan tak keberatan sama sekali, justru Kevdan menggendong tubuh Aluka, dan membawanya kedalam kamar agar gadis itu dapat tertidur dengan nyaman.
⟨⟨⟨⟨⟨
Follow nya dong ayang ayang ku, vomment nya sekalian yaaa. Arigatou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevdaniel
Teen Fiction»»» Mata tajam, rahang yang kokoh, dan tubuh yang atletis. Siapa yang tidak akan tertarik kepada ketua geng sekaligus ketua OSIS kebanggaan Dervangga? Dia Kevdaniel Kingvergas, si pemilik mata tajam, setajam elang. Ia sunyi, sedikit bicara, namun ma...