Chapter 19 • Amukan Luna

25 4 0
                                    

Gadis itu baru saja akan duduk di bangkarnya saat sebuah pintu dibuka secara brutal hingga sontak membuat Daniel dan dua orang perawat di samping mereka sampai terkejut. Ocha sendiri menanggapi hal itu dengan santai. Dia tahu siapa dalang dibalik kebrutalan tadi dengan tidak peduli dan melanjutkan kegiatannya.

"CEWEK KURANG AJAR! GUE BAKAL BUNUH LO DETIK INI JUGA!!!"

Langkah kaki Luna berderap cepat menuju ke arah Ocha dan tanpa basa-basi, tiba-tiba tangan Luna terangkat ke depan dan langsung mencekik Ocha hingga membuat semua orang yang di sana heboh.

"Luna! Lo udah gak waras?!" Daniel langsung kelimpungan sendiri.

Begitupun dua orang perawat yang segera meminta tolong dan memanggil security agar dapat membantu mereka menarik gadis yang kesurupan.

Sedangkan yang dicekik hanya mengernyit sedikit sampai akhirnya Luna dapat ditarik oleh Daniel dengan keadaan berontak.

"LEPASIN GUE! MINGGIR! ARGHHH!!!"

"Lo gila?! Ocha sakit dan lo mau bunuh dia hah?!"

"JUSTRU DIA YANG BERNIAT BUNUH GUE SIALAN!"

Luna berhasil melepaskan diri setelah membenturkan belakang kepalanya ke wajah Daniel.

Baru saja dia akan mencekik Ocha lagi, sebuah pukulan ringan mendarat di kepalanya.

"Sadar." Ujar Ocha dengan datar hingga membuat dua orang perawat tadi ikut melongo.

Ada gitu orang habis dicekik malah santai macam di pantai?

Dan lagi. Itu gadis kesurupan tadi tiba-tiba langsung tenang macam baru dibacakan ayat kursi dan setannya mental.

Serius, Luna benar-benar berhenti setelah ucapan Ocha.

Walaupun rasanya ia masih ingin mencakar gadis itu. Gara-gara anak kambing itu perasaannya campur aduk belakangan ini.

Luna menatap sinis lalu dipeluknya gadis itu, "Brengsek lo! Udah puas buat gue menderita?!"

Ocha menarik sebuah senyum tipis saat Luna memeluknya sangat amat kencang dengan segala umpatan yang keluar dari bibirnya. Ia juga bisa mendengar isakan kecil membuatnya mendengus geli.

"Puas lo buat orang khawatir setengah mati?! Anjing!"

Ocha berusaha melepaskan pelukan Luna tapi pelukannya terlalu erat seakan takut Ocha menghilang lagi.

Jangan lupakan dua orang perawat yang masih bingung dengan kejadian yang berbalik 180° dalam hitungan detik.

"Aduh dek. Tolong lepas dulu pelukannya. Pasien bisa sesak nafas nanti." Salah satu perawat berusaha menarik Luna ketika melihat Ocha berusaha melepaskan diri. Namun hasilnya tetap nihil.

"Lepas Aluna." Ucap Ocha.

"Terus lo kabur lagi hah?! Kalau gini caranya, gue kurung lo sekalian di menara rapunzel!"

Daniel yang melihat Ocha kesulitan berusaha kembali membantu memisahkan, "Ck! Lo bisa bunuh Ocha, Luna!"

"Ya ini emang daftar rencana terbaru dalam hidup gue. Lo gak usah ikut campur!"

Ocha menghembuskan nafasnya kesal, dia pasrah dan membiarkan Luna memeluknya sekencang itu. Jika dalam situasi biasa, Ocha pasti sudah melempar Luna ke palung Mariana. Tapi untuk kali ini dia membiarkan Luna berbuat sesukanya.

Ocha menatap dua perawat yang masih setia berusaha menarik Luna. Dengan matanya, ia mengisyaratkan bahwa dia baik-baik saja dan menyuruh keduanya untuk keluar.

Setelah saling tatap, akhirnya dua perawat tadi memutuskan untuk mengikuti kemauan Ocha dan pergi dari sana dengan ragu.

Setelah kepergian keduanya, senyum tipis terbit di bibir gadis itu, "Nangis lo?"

MONOKROM : Epoch Of AvoshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang