81. Panggilan Kepala Sekolah

462 90 15
                                    

"Jungwon!"

Sedang asyik-asyiknya menikmati makan siang di jam istirahat bersama ketiga sahabatnya, Haruto, Jeongwoo dan Junghwan, tiba-tiba saja salah satu teman sekelasnya, Eunchae, datang dengan berlari menghampiri.

Hal itu jelas membuat Jungwon seketika mengernyitkan dahinya kebingungan, terutama saat sang classmate dengan panik menyebut-nyebut namanya.

"Apa woy, apa, apa?" Haruto bertanya tak kalah panik. Takutnya terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan dan itu melibatkan Jungwon sahabatnya.

"Bentar, bentar."

Gadis dengan nama lengkap Hong Eunchae itu lebih dulu mengatur napasnya, sambil meraih segelas jus jeruk yang berada di atas meja, membuat si pemilik---Junghwan---hanya bisa melongo. Ingin menegur, tetapi ya sudahlah. Agaknya, teman sekelasnya itu benar-benar kehausan.

"Jadi, kenapa, Chae?" tanya Jungwon kepada Eunchae yang agaknya mulai bisa bernapas dengan baik.

"Itu ... lo dipanggil sama Pak Kepsek, anjir!" ujar gadis itu. Agak berapi-api di akhir, sementara Haruto dan Jeongwoo langsung heboh sendiri, seolah-olah nama mereka yang disebut.

"Hah!? Demi apa, woy!?" Haruto yang memang dasarnya hobi teriak-teriak, membuat heboh meja mereka sekarang. Sehingga seisi kantin menatap kelimanya dengan tatapan bertanya.

"Iya, weh." Eunchae berujar. "Mending lu buruan ke ruang kepsek sekarang, deh, Won, sebelum makin chaos!"

Jungwon yang mendadak merasa takut karena dirinya tiba-tiba saja dipanggil oleh sang kepala sekolah, otomatis berdiri. Hendak segera beranjak memenuhi panggilan, tetapi ketiga sahabatnya langsung menghentikan langkah remaja berlesung pipi itu.

"Bentar, Won! Kita ikut!"

Alhasil, keempat remaja itu segera meninggalkan kantin, dengan Eunchae yang sekarang malah duduk di meja tempat keempat teman sekelasnya tadi makan.

"Woy, makanan kalian gue habisin, ya!?" teriak gadis bermarga Hong itu dan tanpa perlu persetujuan, ia langsung melahap salah satu piring yang sepertinya baru dimakan sesuap. Ia tidak peduli itu milik siapa, yang penting makan saja daripada mubazir, pikirnya.

Sementara itu, Jungwon dan ketika sahabatnya kini berdiri dengan gugup di depan pintu ruang kepala sekolah.

"Duh, biar gue deh yang masuk. Lo di sini aja, Won. Serahin semuanya sama Abang," ujar Haruto percaya diri, sambil menepuk dadanya dengan bangga saat menyebut kata 'abang'.

Melihat itu, Jungwon langsung mencibir. Biasalah, jiwa-jiwa julidnya masih ada, lho, walaupun sedikit. "Dih! Tuaan gue dari lo, ya, mon maaf."

Sementara si pelaku hanya cengar-cengir.

Akhirnya, Jungwon memilih melangkah masuk setelah lebih dulu mengetuk pintu dan diberi izin dari dalam.

"Nah, ini dia anaknya!"

JAYWON


Karena hari ini sang kepala keluarga sedang meliburkan diri dari rutinitasnya sehari-hari---bekerja, alhasil ayah dari dua orang anak itu memilih untuk menjemput anak-anaknya di sekolah.

Iya, sekarang Papa Jun sudah berada di depan gerbang penjemputan SMA Trijaya 2 untuk menjemput putra bungsunya. Sementara si sulung masih terlibat kegiatan di sekolah yang entah apa dan katanya akan pulang jam lima sore nanti. Jadi ya sudahlah, pikir ayah dua anak itu.

Biar nanti urusan menjemput Jay dipikir belakangan. Karena yang terpenting adalah sekarang, putra bungsunya yang entah sudah berapa puluh kali dalam beberapa menit terakhir terdengar menghela napas panjang sambil menatap layar ponselnya yang sejak tadi berdenting.

[2] a Ghost-ing Me! [JayWon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang