Setelah panggilan dari kepala sekolah beberapa hari lalu, Jungwon merasa kalau teman-teman satu sekolahnya terkesan jauh lebih terang-terangan dalam hal mendekatinya. Tidak seperti saat berita waktu itu pertama kali terdengar.
Kalau dulu, mereka hanya berani membicarakan dan mencarinya lewat sosial media, sekarang mereka---yang didominasi oleh para gadis---mendekatinya secara terang-terangan.
Mulai dari menghampiri ketika jam olahraga dan memberikan minuman, handuk atau tisu atau sekadar bertanya apakah Jungwon merasa lelah atau tidak? Lalu di jam istirahat, mereka juga akan datang menghampiri mejanya dan meminta izin untuk ikut makan bersama.
Sebenarnya, Jungwon merasa kurang nyaman, tetapi ia tidak tahu bagaimana cara menolaknya. Sifat 'bar-bar' yang ia miliki sudah menghilang entah ke mana.
Namun, beruntungnya ia memiliki teman-teman yang sangat perhatian. Bahkan sekelas Haruto dan Doyoung yang hobi flirting kepada para gadis, pun, seketika melupakan kebiasaan mereka dan membantu Jungwon untuk menjauh dari para gadis itu.
Duh, padahal sebenarnya, Doyoung sama Haruto merasa pamor mereka sebagai 'cowok ganteng' mulai berkurang, nih, setelah Jungwon ter-notis oleh dunia. Akan tetapi, apa pun akan mereka lakukan demi Jungwon yang masih polos-polos manja itu.
Hanya saja, walaupun hampir semua gadis sudah berhasil dibuat mundur, ada empat orang lainnya yang sulit sekali untuk diberi tahu. Bukannya menjauh, mereka malah semakin mendekat sampai-sampai Jungwon merasa frustrasi sendiri karenanya.
"Nggak mau! Kalian aja sana yang pindah. Kita mau makan sama Jungwon!" Satu-satunya gadis dengan darah bule di sana---Bahiyyih---berujar sambil meletakkan nampan berisi makan siangnya ke atas meja. Padahal, meja yang hanya cukup untuk lima orang itu sudah penuh, tetapi ia tetap memaksa.
"Dih?" Jeongwoo berdecih julid. "Enak aja, lo. Jungwon tuh temen kita. Lo pada nggak liat, mukanya Jungwon udah kayak tertekan gitu, heh!?"
"Ya, Jungwon tertekan karena duduk sama kalian, lah!" Jiwon berujar sewot. "Lain cerita nih, kalo duduknya sama ciwi-ciwi badaiii kayak kita. Ya, nggak, Won?"
"Bener, tuh! Lagian, sekali-kali, kek, biarin kita-kita yang makan sama Jungwon. Kalian ngalah dulu!" Rei berujar sambil memberikan tatapan tajamnya ke arah sang sepupu.
"Apa, lo, pendek!?" Haruto balas menatap sepupunya itu dengan tatapan yang tak kalah tajam. "Udah ayo, cuy, kita pindah aja jangan makan di sini."
"Meja kita udah tercemar sama virus."
Ucapan dari Jeongwoo barusan, membuat para gadis tadi sontak membulatkan mata tak setuju.
"Maksud lo, kita-kita virus, apa, heh!?" Minseo yang sejak tadi diam saja---sambil melirik Jungwon dan mengagumi wajah salah satu teman satu sekolahnya itu sesekali---kini berujar protes.
"Ups." Jeongwoo pura-pura merasa bersalah. "Nggak bermaksud, sih, tapi gapapa kalo lo sadar diri."
"Ihhh! Nyebelin lo, item!" Minseo menjambak rambut Jeongwoo sementara cowok itu sudah memekik kesakitan.
Alhasil, perang antara para gadis dan keempat teman Jungwon, pun, tak dapat dielakkan. Ya ... tidak bisa dibilang 'perang' seperti yang dibayangkan, sih. Akan tetapi, lihat sama Minseo yang masih menjambak Jeongwoo dengan jambakan mautnya, lalu Jiwon dan Doyoung yang sudah kejar-kejaran, Bahiyyih dan Junghwan yang sejak tadi saling adu tatap, begitu juga dengan Haruto dan Rei yang sejak tadi 'apa lo-apa lo!?' melulu.
Jungwon masih bisa sabar sampai akhirnya, kesabaran cowok itu semakin menipis dan akhirnya menghilang. Hal itu membuatnya langsung menggebrak meja dengan keras, seraya berteriak, "Diem, woy! Udah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] a Ghost-ing Me! [JayWon]
FanfictionBOOK 2 [BROTHERSHIP JAYWON FF AU] BUKAN BXB YA ANJIR, CAPEK SAYA NGASIH TAU ಥ‿ಥ /FRUSTRASI LEVEL HARD pt.2/ ___________________________ "Apa ini salah satu alasan, kenapa Tuhan baru kasih gue kesempatan punya 'keluarga' setelah belasan tahun?" ---Pa...