2

103 12 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍰Gintoki

Aku baru saja membeli kesukaanku yaitu cokelat yang hanya bisa konsumsi seminggu sekali akibat diabetesku. Aku kembali ke rumah disana tidak ada orang sama sekali tadi pagi hiroki pamit kerja sementara yang lain entah kemana.

Aku menikmatinya dengan santai sambil membaca komik shonen dan makan siang berjalan seperti biasanya. Sore hari hiroki baru pulang terlihat jelas wajah kelelahannya.

"Kerja dimana kau hiro-chan?" Tanyaku.

"Entahlah aku lupa nama restorannya." Ucap Hiroki.

"Sifat pelupamu masih saja sama." Ucapku.

"Terpenting aku dapat uang." Ucap Hiroki.

"Kau menginginkan sesuatu untuk makan malam?" Tawarku.

"Apapun yang terpenting enak." Ucap Hiroki.

"Mandi dulu sana kau." Ucapku.

"Aku mengerti." Ucap Hiroki.

Aku memasak makanan kesukaan hiroki tak lama shinpachi dan kagura muncul di meja makan. Hiroki hanya menggunakan yukata putih polos dan celana panjang berwarna hitam.

Kami makan malam dengan tenang setelah selesai aku mengajak hiroki berjalan-jalan ke luar rumah mencari udara segar. Hiroki hanya diam saja dan aku merangkul pundak hiroki.

"Tadi siang aku diserang seseorang yang mengaku sebagai wakil dari organisasi bernama shinsengumi." Ucap Hiroki.

"Pasti itu toshi." Ucapku.

"Musuhmu?" Tanya Hiroki.

"Entahlah dia sering mengejarku saja." Ucapku.

"Hei kau yorozuya no danna!" Pekik Hijikata.

"Kau kenapa?" Bingung Hiroki.

"Kalian kembar!" Pekik Hijikata.

"Ya dia adik kembarku." Ucapku.

"Pantas saja tadi siang dia tidak mengenaliku." Ucap Hijikata.

"Ya sudah aku pergi." Ucapku.

Aku dan hiroki pergi ke salah satu danau terdekat. Hiroki hanya diam saja lalu menghirup udara malam hari. Aku tahu hiroki memang adik yang seperti mengerti penderitaanku selama ini.

"Kulihat dia memiliki jiwa seorang samurai. Amanto menguasai bumi dan kita para samurai dilarang menggunakan pedang." Ucap Hiroki.

"Ya benar." Ucapku.

"Kita pulang saja aku tahu kau ingin membaca komik shonen." Ucap Hiroki.

"Ayo kita pulang." Ucapku.

Hiroki malah membawaku menuju ke arah kuburan jadi aku menarik tangan hiroki, tapi hiroki masih saja berjalan lurus. Aku mengikuti langkah kaki hiroki dan bersembunyi di pundak hiroki agar tidak bertemu hantu.

"Ini jalan pintas untuk tiba di rumahmu." Ucap Hiroki.

"Kenapa harus ke kuburan sih?!" Kesalku.

"Mereka sudah mati tidak mungkin bangkit lagi." Ucap Hiroki.

"Bukan itu masalahnya tapi nanti ada hantu!" Pekikku.

"Kukira kau tidak takut hantu lagi." Ucap Hiroki.

"Hiro-chan ayo kita putar balik saja!" Ajakku.

"Hihihihihi."

"HIRO-CHAN!" Teriakku.

Hiroki menutup kedua mataku dan aku hanya diam saja. Hiroki merangkul pundakku entah berapa lama sampai akhirnya kedua mataku dibuka kembali oleh hiroki.

"Gara-gara kau hiro-chan!" Kesalku.

"Ya aku minta maaf gin." Ucap Hiroki.

"Ck besok kau yang memasak sarapan!" Kesalku.

"Kau lupa setiap aku ke dapur malah berantakan." Ucap Hiroki.

"Ya sudah biar shinpachi yang memasak saja!" Kesalku.

"Niichan lucu." Ucap Hiroki.

Wajahku memerah padam dan langsung memukul wajah hiroki kudengar tawa hiroki. Aku tidak peduli lagi dan langsung masuk ke kamarku begitu saja.

Aku tidur tapi tak lama aku dengar suara pintu kamar terbuka. Aku merasakan ada yang mengelus surai rambutku bahkan mengumamkan kata maaf dekat telingaku.

"Aku senang niichan sudah bisa tersenyum. Perang itu memang menyakitkan tapi pilihan musuh terlalu sulit jadi niichan pilih menyelamatkan nyawa teman-teman dibandingkan guru." Ucap Hiroki.

"Hiro-chan!" Panggilku.

"Ada apa?" Tanya Hiroki.

"Sifatmu semakin pendiam saja." Ucapku.

"Aku juga ingin menikah seperti orang lain niichan tapi negara kita belum aman. Mungkin saja suatu hari kita berdua bisa membangun rumah tangga bersama keluarga kita masing-masing." Ucap Hiroki.

"Kau sekalinya berbicara sangat panjang hiro-chan." Ucapku.

"Aku tidak berbicara dikira sakit." Ucap Hiroki.

"Hiro-chan peluk dong." Ucapku.

"Pelukannya tidak perlu." Ucap Hiroki.

"Aku merindukanmu hiro-chan." Ucapku.

Hiroki tiduran di sampingku dan aku langsung memeluk tubuh hiroki sangat erat. Aku menatap wajah hiroki dalam diam tidak ada bekas luka permanen di wajah hiroki, tapi kemarin malam kulihat ada bekas luka bakar di dada bagian kanan hiroki.

"Hiro-chan berjuanglah untuk kebahagiaanmu." Ucapku.

"Tentu saja." Ucap Hiroki.

"Besok libur?" Tanyaku.

"Ya weekend tentu saja libur." Ucap Hiroki.

"Aku akan membelikan sesuatu untukmu." Ucapku.

"Baiklah." Ucap Hiroki.

Hiroki tidur dan aku langsung menaruh kepala hiroki di dada bidangku. Hiroki tampak tidak nyaman namun aku mengelus surai rambut hiroki akhirnya hiroki nyaman juga.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi hiro-chan." Ucapku.

Aku menyusul hiroki ke dunia mimpi. Biarkan saja nanti orang lain salah paham karena aku sangat merindukan hiroki. Selama sepuluh tahun aku merasa bersalah karena dulu mengizinkan hiroki maju ke garis depan, dan itu terakhir kali aku bertemu dengannya sebelum menghilang untungnya hiroki selamat.

🍰 Tidak ingin kehilangan hiroki lagi

Saka Twins

~ 04 Desember 2022 ~

Cepat update koutaku habis jadi minggu selanjutnya gak update ya kan sudah update sekarang

✔️ Sakata Gintoki Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang