7

47 5 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Hiroki kira

Aku terbangun mendengar suara berisik dari lantai bawah padahal aku baru saja tidur karena shift malam. Aku turun ke bawah ternyata ada seorang bayi mirip gintoki.

"Oi gin kau menebar benih ke wanita mana?" Tanyaku.

"Aku tidak pernah melakukan hal itu!" Protes Gintoki.

"Bayi itu juga mirip denganku padahal selama 10 tahun terakhir aku hanya berkelana saja." Ucapku.

"Jangan-jangan kau yang membuat bayi ini!" Pekik Gintoki.

"Tidak gin!" Protesku.

Aku menggendong bayi yang berada di gendongan gintoki memang mirip denganku dan gintoki tapi wajah dia menyebalkan.

Hampir semua tidak percaya ucapanku dan gintoki mengenai bayi yang mirip dengan kami berdua. Aku terpaksa izin ke tempatku bekerja demi menyelesaikan ini semua.

Aku dan gintoki mencari petunjuk tentang bayi ini. Aku melirik kearah gintoki sejenak dan aku memutuskan untuk makan siang dulu.

"Kau pernah bermain dengan seorang wanita kan gin?" Tanyaku.

"Aku sibuk mencari keberadaanmu, dan melupakan soal perang waktu itu mana mungkin memikirkan tentang membuat anak!" Kesal Gintoki.

"Aku juga sama belum terpikir masalah wanita." Ucapku.

"Tapi ini bayi siapa?" Bingung Gintoki.

"Kita cari informasi dulu." Ucapku.

Aku menggendong bayi tersebut dan gintoki mengikuti langkah kakiku. Akhirnya kami menemukan informasi tentang bayi ini ternyata dia cucu dari seorang lelaki tua yang kaya raya.

"Kita kuras uang kakek bayi ini." Ucapku.

"Kita bukan penculik bodoh!" Kesal Gintoki.

"Bercanda gin." Ucapku.

Aku dan gintoki akhirnya tahu nama bayi ini adalah kanshichirou. Kami berdua mengembalikan bayi ini kepada ibu kandungnya. Tapi malah berakhir pertarungan jadi aku mendorong gintoki untuk berduel saja.

Selesai duel gintoki marah-marah padaku karena ulahku tapi aku hanya diam. Aku meliarkan pandanganku ke langit biru.

"Ada apa?" Tanya Gintoki.

"Kita dibuang karena apa ya?" Tanyaku.

"Entahlah." Ucap Gintoki.

"Sejak bayi kita dirawat oleh seseorang dan saat sekitar berusia tiga tahun harus mengais makanan sendiri." Ucapku.

"Kau tahu setiap peristiwa pasti ada pelajarannya." Ucap Gintoki.

"Kadang aku pikir apabila memiliki keluarga kecil nanti aku akan memanjakan semua anakku." Ucapku.

"Istrimu bagaimana?" Tanya Gintoki.

"Dia akan kujaga dengan baik." Ucapku.

"Kudengar kau juga sering bekerjasama dengan shinsengumi." Ucap Gintoki.

"Mereka butuh informasi jadi aku hanya memberikannya saja dan dengan bayaran tentunya." Ucapku.

"Otakmu benar-benar licik hiro-chan." Ucap Gintoki.

"Duit itu diperlukan apalagi karena amanto serba sulit." Ucapku.

"Kalau kau ingin menikah duluan saja." Ucap Gintoki.

"Kau bagaimana?" Tanyaku.

"Entahlah aku hanya ingin gadis pembawa berita cuaca itu." Ucap Gintoki.

"Apabila ada seorang yang lebih menarik perhatianmu bagaimana?" Tanyaku.

"Aku kurang yakin tentang itu." Ucap Gintoki.

"Kau sering bertemu katsura tidak?" Tanyaku.

"Zura jarang bertemu, dia sering dikejar hijikata entah karena apa." Ucap Gintoki.

"Kau akrab dengan sougo juga ya." Ucapku.

"Oh soichiro ya." Ucap Gintoki.

"Gin nama dia sougo beda jauh sekali sih." Ucapku.

"Terserahlah sama saja!" Protes Gintoki.

"Menjadi adikmu terkadang membuat aku berpikir." Ucapku.

"Tentang apa?" Tanya Gintoki.

"Kau dijulukin setan putih saat perang terjadi." Ucapku.

"Kau juga memiliki julukan tersendiri hiro-chan yaitu bayangan tidak terlihat." Ucap Gintoki.

"Itu tidak keren lebih keren punyamu." Ucapku.

"Aku tahu kau sering bertemu teman-teman kita." Ucap Gintoki.

"Ya hanya sekedar reuni." Ucapku.

"Kita berlatih saja di suatu tempat!" Ajak Gintoki.

"Ya ayo." Ucapku.

Aku dan gintoki berlatih di salah satu tempat terpencil. Aku mendapatkan pedang kayu dari gintoki dan aku hanya tersenyum saja. Aku dan gintoki mulai berlatih disini hanya pertarungan latihan saja.

Kemampuan gintoki tetap sama tidak ada yang berubah sama sekali bahkan aku kewalahan melawan gintoki. Aku terjatuh dan kalah dari gintoki.

Gintoki menarik tangan kananku dan kami berdua memutuskan menunggu matahari terbenam. Setelah matahari terbenam kami kembali ke rumah.

🍁 Gintoki memiliki anak

Saka Twins

~ 21 Januari 2023 ~

Maaf lama sekali updatenya hpku kemarin error jadi tidak update

✔️ Sakata Gintoki Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang