10 - Mau atau Tidak?

66 16 0
                                    

"Nggak mau kalau endingnya cuma jadi pelarian dan pelampiasan."

Jinyoung langsung tertawa.

"Nah, itu tau sendiri."

Jeongyeon kemudian mengernyitkan kedua alisnya.

"Emang sesusah itu ya move on dari Nayeon?"

Jinyoung tersenyum dan menggeleng.

"Nggak, sejak putus aku udah nggak berharap bakal balikan sama dia."

"Kenapa?" Jeongyeon penasaran sedangkan Jinyoung menjawab sambil melihat ponsel.

"Mending cari yang lain, menjalin kisah baru, dan siapa tahu ternyata orang itu yang jadi jodohku."

Jeongyeon mengangguk setuju.

"Bener juga sih, berarti apa kau sudah menemukannya?"

Jinyoung meletakkan ponselnya dan kembali tersenyum.

"Belum, karena saat ini masih ingin menikmati waktu sendiri."

Jeongyeon ikut tersenyum.

"Berarti kita sama."

Jinyoung merespon dengan mengangkat salah satu alisnya.

"Sama apa?"

Jeongyeon berhenti senyum sambil menghela nafas.

"Pemikirannya."

Kini menu yang mereka pesan telah datang membuat Jeongyeon merasa sangat antusias.

Mereka pun mulai makan dan selama makan sama sekali tidak ada pembicaraan.

Baru setelah keduanya selesai, Jinyoung berinisiatif memulai percakapan.

"Apa kau suka?"

"Iya, banget."

"Bisa masak?"

"Bisa dong."

"Kapan nikah?"

"Paman Jaemin, aku nggak butuh pertanyaan kayak, “kapan nikah?” dan pertanyaan-pertanyaan nggak penting lainnya. Aku cuma butuh pertanyaan, “kamu lagi butuh duit berapa? Biar aku transfer”

"Kalau gitu butuh duit berapa? Sekarang kalau kamu mau uang syaratnya gampang kok, kasih foto ktp, foto sambil pegang ktp, terus nanti tinggal aku daftarin pinjol."

"Dih, nggak mau lah, umur kan nggak ada yang tau. Siapa tahu nanti keburu mati, terus hutang belum lunas, dan malah jadi beban buat ahli waris yang nggak tahu apa-apa. "

Jinyoung tertawa.

"Ya udah kalau gitu jadi istri, mau?"

~

~

~

To Be Continue

Jodohku itu Kamu (Jinyoung♡Jeongyeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang