✔ Hewan Peliharaan Ekstrim [Kelahiran Kembali]

Bab 11-15

kembali

Hewan peliharaan ekstrim [kelahiran kembali]

Cina tradisional

mempersiapkan

Matikan lampu

Besar

tengah

Kecil

Bab 11

    Itu adalah makanan sederhana, dan tidak butuh waktu lama.

    Cheng Yidong mengantar Meng Xu dan Jiang Xin kembali ke sekolah, dan keduanya masih duduk berdampingan di kursi belakang kereta, berbicara tentang topik yang tidak bisa dia bicarakan banyak di usianya, entah kenapa merasa seperti dia tuan pengemudi.

    Mobil berhenti di luar gerbang selatan sekolah Meng Xu berbicara kepada Cheng Yidong sebelum turun dari mobil, "Kalau begitu aku pergi, paman kecil."

    Jiang Xin juga sopan, mengikuti Meng Xu dan turun dari mobil, mengatakan, "Terima kasih, paman."

    Cheng Yidong duduk di dalam mobil dan menyaksikan kedua lelaki kecil itu turun dari mobil sebelum dan sesudahnya, lalu memasuki gerbang kampus berdampingan. Anak laki-laki sedikit lebih tinggi, setengah kepala lebih tinggi dari anak perempuan, dan anak perempuan berjalan dengan mudah.

    Tiba-tiba mereka berlari lagi, bocah itu mengejar mereka, dan keduanya melompat seperti burung di dahan.

    Perasaan muda yang menyentuh wajah mengejar di sudut Baiyi.

    Cheng Yidong menarik pandangannya ketika dia tidak bisa melihat punggung keduanya dan memegang kemudi.

    Astaga, lebih menyebalkan.

    *****

    Tidak ada waktu yang pasti untuk tidur malam, saya tidur larut malam ketika saya sibuk, dan kadang-kadang tidur lebih awal ketika saya senggang.

    Berbaring di tempat tidur setelah mandi, dengan tangan di bawah kepalanya, Cheng Yidong dengan tenang merenungkan beberapa perasaan aneh yang muncul di hatinya baru-baru ini.

    Tidak dapat mengetahuinya, saya pergi ke balkon untuk menyalakan sebatang rokok, dan berdiri di dekat jendela untuk menyedot bunga api.

    Setelah berbaring dan tertidur, dia mulai bermimpi lagi.

    Mimpi adalah sudut pandang pertamanya, dalam perspektif itu, ada seorang gadis berpakaian putih berlari, dengan kaki telanjang dan kulit putih, punggung ramping, dan rambut hitam bersinar cerah. 

   Tawa bergema di dekat dan jauh di telinganya, dan dia melihat ke belakang dengan gerakan lambat saat dia berlari.

    Fitur wajah sedikit jelas terlihat, mata gadis itu cerah seperti bintang, senyum di sudut mulutnya hangat dan cerah, seperti matahari yang hangat di musim semi, angin lembut di bulan April, dan Buddha mekar lautan bunga.

    Ketika dia ingin berbicara, mimpi itu terputus dan dia tiba-tiba terbangun.

    Dia mengambil napas dalam-dalam, mengulurkan tangan dan menyentuh cahaya putih di kamar, duduk dari tempat tidur, mengerang pelan, bersandar di bantal, memejamkan mata dan mengingat mimpinya.

    Kemudian dia membuka matanya tiba-tiba, pupilnya hitam.

    Wajah gadis dalam mimpi dan wajah gadis di depannya di malam hari tumpang tindih dalam pikirannya dengan kesamaan sembilan poin.