Kerumunan siswa mendadak terbelah membentuk sebuah jalan. Pasang mata demi mata melihat sesosok Alpha asing dengan terpesona. Ia nampak gagah dengan tubuh tegap menjulang dan tak lupa rambut hitam legam yang kontras dengan warna kulit putih pucatnya. Tatapannya tajam seakan menunjukkan betapa dominan dirinya.
Si Alpha yang menjadi pusat perhatian sebenarnya risih. Ia mengumpat dalam hati menyalahkan teman berkulit tannya yang pergi ke toilet ditengah jalan menuju kantin sekolah. Sebenarnya dirinya juga tak terlalu paham lokasi yang ada di sekolah. Namun firasat dan intsingnya selalu benar. Tak lama ia sudah sampai di kantin sekolah tanpa kesulitan yang berarti.
Langsung saja ia mengambil susu pisang dan sandwich untuk makan siang ini. Sayangnya meja kantin hampir penuh oleh siswa yang kelaparan. Tersisa sekitar 3 meja kosong. Dua diantaranya terasa cukup jauh dari posisinya sekarang. Jadi pilihan terbaik adalah duduk di meja yang paling dekat.
Kantin yang bising dan gaduh seketika hening tanpa suara ketika ia telah menyamankan duduknya. Semua mata menuju kearahnya. Kali ini berkali-kali lipat lebih banyak dari pada tatapan siswa yang ia lewati di depan kelas. Merasa tak ada yang salah dengan dirinya, dengan tak acuh ia makan dan minum hingga habis.
Pundaknya ditekan keras. Ia baru menyadari ada sekelompok siswa laki-laki yang berada di sekitarnya.
"Pindah gak lu!", ucap siswa yang menekan pundaknya.
Suaranya tak terlalu keras, namun cukup mengintimidasi bahwa jika tidak melakukan apa yang dikatakan maka orang tersebut akan mendapat sebuah masalah.
"Males", disusul dengan suara khas mengunyah makanan ringan berbentuk stik yang kita sebut saja pocky.
Entah karena masa bodoh atau malas menanggapi, siswa yang duduk itu berhasil memancing emosi siswa yang menyuruhnya. Bahkan beberapa siswa terdekat segera pindah dari mejanya untuk menghindar karena mengetahui akan ada bahaya yang mengancam.
"Wah cari masalah-"
"Sorry Bang Zio, ini temen gua emang rada-rada. Maap ye bang, kita pergi dulu soalnya mau garap tugas. Misi......", potong Brian, Alpha berkulit tan (baca : eksotis) yang tiba-tiba datang dan menyeret siswa yang duduk itu.
Mau tak mau, siswa yang duduk tadi pasrah diseret paksa oleh sahabatnya itu. Tapi ya dia masa bodoh, toh makan udah, minum juga dah abis.
Sedangkan, siswa yang ditinggal tadi merasa tak percaya atas perlakuan dua siswa yang kabur dari hadapannya. Ia lantas memandang sang ketua.
"Sean, lu liat barusan kan? Wah ada yang berani ma kita dah"
"Kalo lu mau, lu boleh kasih 'pelajaran' tapi inget ama batesannya", balas siswa yang disebut Sean dengan tenang.
Zio yang sudah diberi lampu hijau untuk melakukan kesenangannya pun nampak bersmirk. Sedangkan teman-temannya hanya melihat dan tak berkomentar karena hal ini bukan sebuah hal baru.
'Tunggu lu bocah tengik', pikir Zio dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING (UN)NORMAL
مستذئبKetika Moon Goddes tengah memainkan takdir seorang hambanya, kuharap ini akan berakhir indah. ⚠️Warning⚠️ Alpha x Alpha Bromance Alur lambat