Tanggapan Alpha Pucat

210 36 0
                                    

Benar saja, hari-hari setelah kejadian pernyataan cinta itu menjadi langit yang kelabu bagi Dean. Anggap saja ia telah menjadi target mainan utama Sean dan teman se-gengnya. Mulai dari bajunya yang ditumpahi minuman berwarna, buku tugas yang dicuri hingga harus membersihkan toilet, ban motor yang tiba-tiba gembes, hingga pukulan-pukulan yang diterima ketika berpapasan dengan anggota geng itu.

Sean hanya menerimanya tanpa berniat membalas. Ia merasa malas menanggapi karena akan semakin menarik minat Sean dan teman-temannya untuk semakin mengusilinya. Ia berpikir jika lama kelamaan mereka akan bosan dan berhenti dengan sendirinya.

Dan ya, apa yang dipikirkan Dean hampir benar. Sean sudah mulai jengah dengan tanggapan tak acuh si Alpha pucat. Tak bisa dipungkiri, dirinya ingin melihat targetnya itu tersiksa. Bukan hanya acuh tak acuh seperti ini.

Oleh karena itu, ia kembali mencoba memancing reaksi Dean dengan mengusilinya. Kalau biasanya ia hanya memukul Dean lalu pergi, kini ia sudah menyiapkan sesuatu yang pastinya akan menyenangkan.

"Gua masih ga terima ya lu bikin nangis Inami. Sampe kapan pun gua ga akan puas buat ganggu lu", ucap Sean setelah memukuli Dean beberapa kali di rahang, pipi, maupun perutnya.

Ia lantas mengambil tas Dean yang sudah dibawa oleh Andy. Dibukanya, lalu ia balikkan posisi tas hingga isi di dalamnya tumpah ke dalam bak sampah. Sebuah kotak pocky nampak terjatuh namun mengenai pinggiran bak sampah hingga terlempar. Sean tanpa babibu menginjak kotak pocky itu dengan enteng.

Dean yang tadinya masih tak acuh seketika melebarkan matanya melihat bungkus pocky miliknya diinjak oleh kakak kelasnya itu. Seketika amarahnya memuncak hingga Sean yang masih tertawa bahagia setelah membuang barang-barang Dean tak menyadari dan langsung pingsan seketika akibat satu pukulan kuat Dean yang mendadak.

Seluruh anggota geng dari Klan Diamond King itu terdiam, tak langsung menolong ketuanya yang terkapar pingsan itu. Mereka sesak karena feromon si Alpha pucat menguar memenuhi lokasi tersebut. Hingga Dean pergi meninggalkan area belakang sekolah, barulah mereka berani membawa sang ketua ke unit kesehatan.

Mereka tak menyangka bahwa Dean dapat mengalahkan ketua mereka hanya dalam sekali pukulan. Dan juga, feromonnya sangat kuat hingga mereka yang sesama Alpha tak berani berkutik sedikitpun. Para Alpha klan Diamond King itu pun bertanya-tanya siapakah sebenarnya gerangan si Alpha pucat itu.

SOMETHING (UN)NORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang