-03- Kali Pertama

473 58 4
                                    


"Jika ada yang mustahil di dunia ini, anggap saja itu aku ketika jatuh cinta pada pandangan pertama"-Hagema

🛸     🌎 °  🌓   .°•   🚀
   ★ *     °    🛰  °·                             🪐
.    ° ★ • 
▁▂▃▄▅▆▇▇▆▅▄▃▁▂.

[Happy reading]

Kelas telah selesai 1 jam yang lalu. alih-alih memutuskan langsung pulang, Gema dan Rendi memilih untuk ikut berkumpul di lapangan gedung seni rupa, tempat di mana anak-anak himpunan biasa berkumpul bersama. tidak selalu rapat, terkadang hanya sekedar melepas jenuh senyenak dari gemerlapnya tugas yang penat.

"Izinkan ku membenci
pada sang pengganti
Dan yakinkan ku bahwa kau
t'lah temukan yang kau cari"

Suara nyanyian yang beriringi'an dengan petikan gitar itu menggelegar di seluruh penjuru lapangan. Gema yang sedang duduk lesehan bersama anak-anak himpunan lainnya, sesekali menyaut lagu yang belakangan ini sering ia dengarkan. namun fokusnya tidak teralihkan sedikitpun dari Kucing yang sedang asik memakan Whiskas hasil curiannya tadi pagi.

Dan perlu kalian ketahui, di kampus Gema ini, kucing-kucing berkeliaran dengan jumlah yang sangat banyak. Di setiap sudut fakultas, Pasti akan menemui kucing-kucing yang gemuk dan menggemaskan. Bahkan ada selebriti kucing di sini, namanya Eva, perutnya hampir menyentuh tanah karena begitu banyak orang yang bertemu dengannya dan memberinya makan. Bagi para pencinta kucing, masuk ke kampus ini bukan hanya tentang belajar, melainkan juga tentang kucing-kucing yang bisa menjadi hiburan saat waktu luang.

Hampir setiap hari pula Gema selalu membawa makanan dari rumah untuk sekedar memberi makan kucing-kucing di kampusnya, Ntah makanan halal yang dia ambil dari lauk si Mama atau makanan haram yang ia curi dari Zara.

"Beritahu aku cara melupakanmu
Seperti kau ajarkanku dewasa
Beritahu aku cara merelakanmu
Seperti kau ajarkanku bahagia ... "

Tepat di mana lagu itu berakhir, rintik hujan yang masih terasa samar-samar jatuh membasahi pipi Rendi yang sedang fokus push rank. Tatapan sinisnya langsung tertuju pada laki-laki di hadapannya yang bernyanyi riang sambil menggerakan kepala ke kanan dan kiri seperti anak kecil.

"Liur mu kui loh, Gem. gak usah moncrat!" Rendi mengusap setetes air di wajahnya dengan kasar.

"Naha sia, Ren?! dari tadi aing mingkem"

Rendi mengeluarkan tatapan mautnya, "Yang nyanyi keras-keras padahal suara cempereng barusan sopo kalo bukan awakmu?"

"Cicing sia! Riweuh!! " Gema sewot, Masa iya, suaranya yang renyah seantero Bandung itu di bilang jelek dengan tidak hormat.

Perdebatan terus berlanjut, Gema yang tidak mau kalah dan Rendi yang hobi ngegas adalah puzzle yang benar-benar pas. Namun perdebatan itu tidak selang lama berhenti, ketika gemuruh suara petir tiba-tiba menyaut di sela keributan mereka. Awan seolah mengerti dan langsung meluruskan kesalah pahaman antara dua orang yang kini memilih bangkit dari duduk.

"Sok, sama aing di ludahin beneran sini"

"Oh, kayanya pengen banget bahan-bahan yang ada di kos jadi tak timbang?" Lagi-lagi Rendi Menampilkan Smirk yang Membuat Gema Kicep seketika. Kenapa selalu ada bahan untuk balik mengancamnya? Sialan!

ROMANTIKA BUMI PASUNDAN | LEE HAECHAN |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang