-07- Hal tidak terduga (Sudut pandang Naila)

271 45 8
                                    

"Keindahan terpancar dari sosokmu, seakan aku bisa rugi jika tidak mengabadikannya." -Hagema

˚    ✦   .  .  ˚ .      . ✦     ˚     . ★⋆.
   .    ˚     *     ✦   .  . 
✦ ˚   ˚       .  .  ˚ .            

[Happy reading]

Setelah selesai dengan tugas-tugas yang nyaris membuat otak meledak, aku segera merapikan meja belajar dan beralih duduk di tepian kasur. cuaca Bandung hari ini hujan ringan, membuat malas beraktivitas dan ingin rebahan saja.

Karena sekarang adalah hari libur, Aku ingin mengabaikan semua aktifitas di dalam kampus, sekalipun sudah ada jadwal rapat untuk membahas acara wisuda bulan Juli yang akan tersenggara.

Ya, di awal aku sudah memberitahu, Jika aku adalah mahasiswi Kupu-kupu. Mengikuti kegiatan adalah hal yang lumayan aku benci. Namun apa boleh buat, sekali tercebur, sepertinya lebih baik untuk basah kuyup dari pada harus menunggu kiring lalu masuk angin.

Jika boleh keluar dari himpunan juga sudah aku lakukan dari awal saat masuk. Sebenarnya bukan keinginanku untuk ikut organisasi, semuanya ulah Amel yang mendaftarkan secara paksa untuk jadi anggota Himpunan. Alasannya sih karena Jahim (jaket himpunan) nya bagus, Padahal aku tau persis dia ikut Himpunan ini karena suka dengan Ketuanya. Walaupun sampai sekarang mereka tidak jadian, Karena si ketua sudah punya pacar.

Lagu milik the 1975 berjudul About You kini terputar lewat hanphone milikku, volumenya lumayan keras namun suara dari perutku tidak kalah terdengar jelas. Ah, sial. Aku lupa jika hari ini belum memakan apapun sejak semalam, Dan kini cacing di dalam perut sudah demo agar di beri sedikit asupan.

Aku bangkit dari kasur dan menyambar hoodie berwarna coklat yang tersampir di sebelah lemari baju, mengenakannya secara asal-asalan lalu memakai masker sebelum berjalan keluar.

Karena anak Rantau dan tidak mempunyai kendaraan, aku sengaja membeli makanan yang dekat saja. Banyaknya penjual makanan yang berjejer, sangat memudahkan kami sebagai anak kost untuk memilih asupan. Pada dasarnya, Tempat kost yang aku tinggali dekat dengan beberapa area Kampus, itulah alasan kenapa banyak sekali orang berjualan di sekitar sini.

Namun Tujuanku kini mengarah pada sebuah Spanduk bertuliskan Warmindo yang sudah sobek dan kusut. Tempatnya tidak besar, namun terlihat ramai. Mereka semua di dominasi dengan laki-laki, Tidak ada perempuan satu pun yang terlihat di sana. Almamater dari para laki-laki itu tidak asing, mereka semua adalah mahasiswa ITB dan Unpad.

Aku mengurungkan niat untuk makan mie rebus hari ini, Cuaca yang dingin membuatku membayangkan betapa nikmatnya jika memakan makanan berkuah. Tapi kenyataannya, langkahku berbalik arah dan mencari-cari sesuatu yang dapat menggantikan indomie itu.

Ujung-ujungnya, aku hanya membeli Nasi padang lagi walaupun kemarin sudah melahapnya. Tidak lama setelah memesan Nasi dengan lauk Rendang aku menerima sebuah plastik hitam dan membayar.

"Makasih, bu." Ucapku sebelum meninggalkan Warung Nasi padang itu.

"Sami-sami, Neng."  Balas ibu penjualnya ramah walaupun sudah beralih fokus menyiapkan pesanan untuk orang lain.

Aku melenggang keluar dan langsung mengarah ke jalan pulang. Matahari semakin terik di atas sana, membuatku berjalan dengan tergesa-gesa agar bisa sampai di kost lebih cepat.

ROMANTIKA BUMI PASUNDAN | LEE HAECHAN |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang