Suara jarum jam berdetak nyaring di dalam ruangan sunyi, di sana terlihat sosok lelaki manis dengan kulit seputih salju tengah merapihkan beberapa barang antik yg terlihat sangat berharga. Satu persatu ia tata sedemikian rupa, barang tersebut merupakan barang milik pasangan hidupnya. Sosok lelaki tampan yg beberapa tahun ini sudah menjadi pendampingnya."Aku pulang!"
Wajah cantiknya yg terlihat murung kini berubah menjadi cerah, tatapan matanya menatap pria tampan dengan jas kerjanya yg baru saja datang. Perlahan ia mendekat, namun langkahnya berhenti saat sosok lain keluar dari balik punggung suaminya
"P-permisi.." lelaki mungil dengan mata sipitnya membungkuk sopan
"Ah selamat datang.."
Wajahnya kembali muram, ia dengan cepat membalik tubuhnya. Rasa kesal yg entah sejak kapan ia rasakan kini semakin menumpuk, rasa ingin mencaci dan menarik lelaki tercintanya. Ia kembali menoleh dan menatap suaminya tengah berbincang ramah dengan lelaki mungil tersebut, tatapan mata yg terlihat cerah dan senyuman yg mampu meluluhkan hati setiap orang
"Jimin masuklah, anggap saja rumah sendiri" ucap lelaki tinggi itu seraya memberi Jimin instruksi untuk duduk
"Permisi, maaf mengganggu waktu luang anda.."
Jimin membungkuk sopan, kemudian keduanya tertawa. Seakan melupakan sosok lain yg berada di dalam ruangan yg sama dengan mereka, memberikan jarak yg begitu ketara di antara ketiganya
Yoongi tau ia telah membuat kesalahan, ia sadar bahwa selama ini dirinya selalu mendahului lelaki yg ia cintai namun tidak memikirkan lelaki lain yg kini telah menjadi teman hidupnya. Yoongi sadar dirinya pantas mendapatkan semua ini, mungkin lelaki berbahu lebar itu sudah habis kesabaran dan akhirnya membuka hati untuk pria lain. Namun Yoongi kesal karena dirinya masih berstatus sebagai pendamping pria tampan bernama Kim Seokjin itu
"Aku akan menyiapkan minuman, kau belum makan siang kan?"
Gelengan kecil dapat Yoongi lihat, bagaimana Seokjin memperlakukan sosok manis di hadapannya dengan sangat manis. Bahkan tidak lupa untuk izin saat akan meninggalkannya sebentar, hal itu pernah Yoongi rasakan. Bagaimana Seokjin memperlakukannya seperti seorang raja, bagaimana tatapan lembut Seokjin mampu meluluhkan hati siapapun. Namun ego nya terlalu tinggi untuk menikmati setiap perlakuan manis Seokjin, karena pada saat itu Yoongi mau menerima Seokjin sebagai pendampingnya karena ia ingin membuat Namjoon cemburu
Kini Yoongi menyesali perbuatannya, saat pertama kali mengetahui suaminya memiliki hubungan gelap dengan seseorang hati Yoongi terasa sakit. Ia tau bahwa dirinya egois, bahkan saat Seokjin memberikan segalanya untuk dirinya ia hanya acuh dan mengabaikan segala pemberian Seokjin
Tentu saja Seokjin yg selama ini menaruh semua rasa pada Yoongi namun terus terabaikan pasti merasa jenuh, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari sosok lain yg dapat ia perlakukan seperti seorang raja dan menikmati setiap perlakuan manisnya. Tentu saja sosok itu adalah Park Jimin, lelaki berparas cantik dan juga manis yg mereka temui beberapa bulan yg lalu. Sosok manis itu memenangkan perhatian Seokjin, ia juga menikmati setiap perlakuan manis yg Seokjin berikan
"Kau suka acar lobak?"
Lagi lagi sosok manis itu mengangguk dengan senyuman manis terukir di bibir tebalnya, Seokjin ikut tersenyum
"Aku bukan pemilih, apapun yg tuan Kim sediakan pasti aku akan memakannya dengan senang hati"
Satu ucapan manis keluar dari bibir Jimin, ia bahkan tidak memperdulikan Yoongi yg sedari tadi terus memandang setiap pergerakan yg mereka berdua lakukan. Sesekali saling bertatapan dan melempar senyuman satu sama lain, hal tersebut berhasil membuat hati Yoongi terasa nyeri
"Tuan Kim, apakah aku boleh meminta sesuatu?" Manik mata Jimin berbinar lucu
"Tentu saja, apapun itu aku akan memberikannya untukmu"
Kali ini lirikan mata Jimin tertuju pada Yoongi, sedangkan sang empunya berusaha memalingkan wajah seakan tidak peduli dengan interaksi keduanya. Namun ia menajamkan pendengaran untuk mendengar permintaan Jimin
Yoongi dapat melihat tangan Jimin meraih kerah baju yg Seokjin gunakan, perlahan tubuh tinggi suaminya membungkuk nyaris menyamai tinggi Jimin. Wajah keduanya perlahan mendekat, mata Yoongi membulat tak percaya dengan apa yg akan suaminya lakukan. Mungkin dulu Yoongi berlebihan karena telah mengabaikan perasaan cinta Seokjin, tapi ini Yoongi menyesalinya ia ingin terus bersama Seokjin dan ingin terus menerima perhatian manis yg sering Seokjin berikan padanya
"Berhenti sampai di situ Park Jimin!"
Suara dingin menerpa indera pendengaran Jimin, langkah kaki Yoongi perlahan mendekat
"Lancang sekali kau berani menyentuh suamiku!"
Prak
Tamparan keras terdengar nyaring, mata Jimin berkaca-kaca. Sedangkan Seokjin yg kaget tentu saja langsung melindungi Jimin di balik punggungnya, matanya menatap marah ke arah Yoongi
"Apa maksudmu Yoon?"
Yoongi menggerakkan giginya kesal "apa maksudku? Harusnya aku yg berkata seperti itu padamu tuan Kim! Apa maksudmu membawa pelacur ini kemari?!"
Seokjin mengerutkan alisnya, entah mengapa ia merasakan amarah yg selama ini ia bendung memuncak ke atas kepalanya
"Tarik kembali kata-kata mu Min Yoongi" suara Seokjin terdengar dingin
Yoongi membeku di tempatnya, perasaan hangat yg dulu selalu Seokjin berikan kini terasa mencekam. Bahkan aura kemarahan Seokjin dapat di rasakan pada seluruh penjuru rumah ini
"Minta maaf pada Jimin"
"A-apa?! Kenapa aku yg harus meminta maaf padanya?!"
Yoongi tidak percaya dengan ucapan suaminya, selama ini Yoongi percaya bahwa Seokjin selalu ada di pihaknya. Walaupun Seokjin tau Yoongi berdebat untuk memenangkan nama Namjoon ia akan tetap berada di sisi Yoongi untuk mendukungnya
"Kau membelanya tuan Kim? Aku ini pasanganmu!"
Seokjin tersenyum ketus "kau baru mengakuinya sekarang? Selama ini hanya Namjoon dan Namjoon yg ada di pikiranmu! Apa aku pernah mengeluh akan hal itu?"
Lagi-lagi Yoongi terdiam dengan ucapan suaminya, benar yg Seokjin ucapkan. Selama ini Namjoon selalu menjadi nomor satu di hatinya, bahkan saat Yoongi tau lelaki tampan itu menjalin hubungan dengan kekasih dari anaknya sendiri Yoongi merasa kesal dan ingin sekali merebut perhatian yg Namjoon berikan pada lelaki manis di sampingnya
Seokjin tersenyum remeh, ia dengan cepat menarik tangan Jimin untuk pergi dari rumahnya. Membiarkan Yoongi yg masih setia membeku di dapurnya, bahkan ia merasa tidak pantas untuk mencegah kepergian suami yg selama ini diam-diam ia rindukan. Penyesalan memang selalu datang terakhir, kali ini Yoongi benar-benar menyesali perbuatannya. Yoongi menuai apa yg ia tabur, selama ini ia bersikap seolah tidak peduli pada Seokjin dan kini Yoongi merasa pantas mendapatkan balasannya
Air matanya mengalir begitu saja, perasaan yg sangat menyesakkan dada timbul secara tiba-tiba. Yoongi menginginkan Namjoon tapi ia juga tidak bisa melepaskan Seokjin, perasaan cintanya pada Namjoon telah menutup mata Yoongi. Mengabaikan segala perhatian yg Seokjin berikan, mengabaikan kekasih sekaligus teman hidupnya
"Maafkan aku.."
***
Mweheheheh maaf ya aku ngaret ngerjainnya, karena terkadang ide untuk cerita itu muncul tapi tangan ku males buat ngetiknya 🤣 bahkan secara diam2 aku buat cerita baru yg entah kenapa malah sudah berjalan beberapa part tapi gak pernah aku publish 🤣
Sebisa mungkin aku akan selesaiin cerita ini juga, makasih buat para reader yg masih setia nunggu kegajean aku :") boraheeee
Jangan lupa vote sama komen biar aku semangat lagi xixixi
Seeyaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mother
FanfictionJung Hoseok, lelaki manis berusia dua puluh empat tahun baru saja menyelesaikan kuliahnya dan kini tengah berusaha mencari pekerjaan tetap Hoseok sebenarnya hidup berkecukupan, selain kuliah ia sebenarnya cukup terkena di sosial media. Dengan wajahn...