Enjoy!
Seorang gadis berjalan dengan tergesa-gesa, ia sudah telat tiga puluh menit, padahal kelas sudah di mulai sejak tadi.
"Pak maaf saya telat."
Si dosen hanya menatap gadis itu malas, lalu orang yang di sebut 'pak' itu menunjuk si gadis agar segera duduk di bangku nya.
"Kirana kirana... Sudah tiga kali kamu telat di mata pelajaran saya. Kamu niat masuk kelas saya tidak?"
Gadis yang di panggil Kirana itu hanya meringis, ini memang bukan kali pertama ia telat di mata pelajaran Bahasa, sebenarnya tadi ia sudah berangkat sangat pagi agar tidak terlambat, namun suatu insiden terjadi dan berakhir dirinya dimarahi oleh sang dosen.
"Sebagai hukumannya kamu tidak boleh mengikuti kelas saya hari ini! Jadi, silahkan kamu keluar!"
Kirana terdiam, lalu guna nya ia duduk itu apa?
"Lah? Terus kenapa bapak nyuruh saya duduk?"
"Biar saya enak marahin kamu nya, sekarang kamu keluar. Lain kali, di biasakan jangan terlambat!"
Dengan hati dongkol Kirana pergi meninggalkan kelas dan menuju taman fakultas, dirinya sangat sensitif hari ini. Tadi pagi ia mendapat masalah di rumah, siang nya ia di usir oleh dosen karena terlambat, rasanya Kirana ingin menangis sekarang juga.
"Lho, Ki? Kamu ngapain disini?"
Kirana mendongak ketika mendengar suara yang amat ia kenal. Dengan mata yang berkaca-kaca, Kirana bangun dan segera memeluk orang yang kini berdiri di hadapannya.
"Win, hari ini kenapa ngeselin banget sih?! Ih aku kesel banget, hueeeee!"
Orang yang di panggil 'Win' ini mengelus kepala Kirana dengan sayang dan membawa nya untuk duduk di kursi taman. Ia paham kenapa Kirana menangis, gadis nya tengah kesal dan emosi.
"Winan! Kenapa kamu diem aja?!" Dengan mata berair dan hidung merah, Kirana memukul Winan sebagai bentuk sebuah protes karena sejak tadi Winan hanya diam saja.
"Aku nungguin kamu selesai nangis, kamu nggak mau nangis nya di ganggu, kan?"
"Iya sih, tapi kan..."
"Udah ah, kamu ini kenapa diem disini? Terus tiba-tiba nangis, hm?"
Kirana cemberut, "Aku di usir dari kelas Bahasa karena telat. Tadi kan aku udah berangkat pagi-pagi, tapi ban mobilnya pecah, terus aku telat deh..."
Winan tertawa melihat raut kekasihnya yang tampak menggemaskan. Lalu Winan mengecup kedua mata Kirana dan hidung nya tampak memerah. Kirana menahan malu akibat ulah Winan yang terkesan tiba-tiba.
"Udah jangan kesel terus, mending kita jalan. Mau nggak?"
"Kamu nggak ada kelas, emang?" Tanya Kirana setelah acara salting nya selesai.
"Ada, tapi aku mau bikin seneng cantikku dulu. Kita jalan-jalan deh sepuasnya, gimana?"
Wajah Kirana berubah galak, gadis itu berdiri di hadapan Winan dengan berkacak pinggang, siap memarahi pacar bandelnya ini.
"Ih! Kamu nggak boleh bolos tau. Aku aduin ibu ya kamu?! Bandel banget sih."
Winan yang gemas segera menggendong Kirana dan membawanya pergi menuju motor.
"WINAN TURUNIN IH! AKU LAGI MARAHIN KAMU TAU!" ucap Kirana memberontak dalam gendongan Winan.
"Berisik. Udah ikut aja sama aku, bolos kelas sehari mh nggak bikin rugi."
"WINAN!"
•••
Rasa kesal Kirana menguap setelah Winan mengajaknya jalan-jalan mengelilingi ibukota. Hal favorit Kirana adalah duduk di atas jok motor milik Winan dan menikmati semilir angin.