[Bonus Chapter] Our journey.

1.6K 205 21
                                    

Enjoy!

Winan menatap sang istri yang tidur dengan terlentang, ia sedikit ngeri melihat perut Kirana yang lebih besar dari kebanyakan ibu hamil lain nya. Kirana hamil anak kembar, anak dirinya.

Sekarang pukul tiga pagi, Kirana baru bisa memejamkan matanya karena merasa perutnya penuh hingga tidak bisa tidur, Winan dengan setia mengusap kepala dan perut sang istri hingga akhirnya Kirana bisa terlelap dengan nyenyak.

Banyak hal telah mereka lewati, banyak juga tantangan ketika menuju hari pernikahan mereka dimana Kirana sempat membatalkan pernikahan mereka. Namun semua itu dapat Winan dan Kirana lewati hingga titik ini, hingga mereka sekarang di beri kepercayaan menjadi orang tua dari dua bayi sekaligus.

"Dda..." Panggil Kirana lirih.

"I'm here, I'm here. Bobo lagi ya sayang." Balas Winan.

"Mau peluk."

"Iya ini aku peluk, selamat bobo ya istriku." Ucap Winan memeluk Kirana dengan erat setelah membubuhi sebuah kecupan di kepala sang istri.

Keesokan paginya.

Kirana sudah di sibukkan dengan alat masak nya, ini adalah kegiatan dirinya setiap pagi dari awal tinggal bersama Winan, istrinya itu harus sarapan pagi karena harus pergi ke rumah sakit untuk bekerja, sedangkan dirinya nanti akan berdiam diri di rumah, mengingat usia kandungan yang mendekati tanggal kelahiran.

"Mau bawa bekal gak, Ddaa?" Tanya Kirana setelah melihat Winan berjalan menuruni anak tangga.

"Bawa dong, aku tuh gak bisa makan masakan selain masakan kamu."

Kirana terkekeh, "Yaudah aku siapin dulu bekal nya, kamu sarapan dulu aja. Mau kopi?"

Winan menggeleng, "Aku teh hangat aja, tolong ya ibu."

Kirana tersenyum dan mengangguk.

Kirana memang membiasakan diri memanggil Winan dengan sebutan Dda, begitupun dengan Winan yang memanggil Kirana dengan sebutan Ibu.

"Aku berangkat ya," pamit Winan setelah menyelesaikan sarapan nya.

Kirana mengangguk, "Bekalnya udah aku masukin tas, kamu hati-hati yaa di jalan, kalo udah sampe kabarin aku." Ucap nya seraya merapikan kerah kemeja Winan.

"Iya sayang, kamu juga kalo ada apa-apa langsung call aku oke?"

"Iya ddaa, pamit dulu sama twin's."

Winan mensejajarkan tubuhnya dengan perut Kirana, "Kembar, Dda kerja dulu ya? Kembar jangan nakal di perut Ibu, jagain Ibu buat Dda oke?"

Kirana terkekeh saat Winan mencium gemas perut nya.

Kirana melambaikan tangannya saat Winan pergi, setelah itu ia pun masuk ke dalam.

"Ngapain ya aku hari ini," gumam Kirana. Lalu matanya tak sengaja melirik ke arah kamar Kembar, ia pun melangkah kesana.

"Oh iya, baju kembar belum aku beresin yang baru beli kemarin."

Kirana pun larut dalam pekerjaan nya.

•••

Winan berlari di koridor rumah sakit setelah mendapat kabar dari sang ibu bahwa Kirana di larikan ke rumah sakit karena ketuban nya pecah.

"Ibu, mana Kirana?"

"Di dalam, sana kamu masuk!" Titah Rani, Winan pun mengangguk.

Sesampainya di dalam, Winan melihat Kirana yang tengah meringis kesakitan, dokter bilang Kirana baru pembukaan 7, tinggal menunggu dua lagi maka persalinan dapat di lakukan.

WIRANA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang