0015) Menjelang akad

589 46 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sesungguhnya lelaki yang mengajak perempuan berzina adalah lelaki yang bodoh, perempuan itu sangat mulia, dengan dia mengajak perempuan pacaran atau berzina, sama saja dia mengotori fitrahnya perempuan yang bersih dan mulia.”

— SeindahTakdirDariAllah—

Waktu berlalu begitu saja, dua hari setelah Aina menerima lamarannya Gus Kahfi, sekarang keduanya sedang disibukkan dengan pernikahan yang akan dilangsungkan lusa nanti.

Karna waktunya yang mepet dikarenakan Kyai Thariq ingin mempercepat pernikahan putranya, jadi tugas-tugas pun dibagi.

Kahfi, Aina dan Ummi Aya akan pergi membeli cincin, baju, dan juga hal yang dibutuhkan lainnya.

Sedangkan bunda Nafa—Bundanya Aina yang mengatur katering, ayahnya Aina yang mengatur tempat resepsi, dan Kyai thariq yang mempersiapkan persiapan di pesantren.

Kahfi dan Aina sudah berunding untuk tetap memberitahu semua orang, Kahfi tidak ingin adanya backstreet antara ia dan Aina nanti, berita ia dan Aina yang akan menikah juga sudah menyebar di kalangan warga pesantren, Kahfi tak ambil peduli dengan tanggapan dan komentar negatif dari orang-orang.

Yang mau menikah itu dirinya, kenapa orang lain yang malah melarang-larang sibuk menjudge

Pernikahan akan digelar di hari Jumat, akadnya akan dilaksanakan sebelum jumat dan resepsinya sesudah jumat supaya tamu lelaki tetap bisa menunaikan sholat jumat dan duhur.

Sekarang ini, sebuah mobil sedang melaju dijalanan, Kahfi yang menyupiri, Ummi aya dan Aina memilih duduk di jok kedua dan asik berbincang tak memedulikan Kahfi yang meringis di kursinya karna tidak ada yang mempedulikannya

Tapi ia senang, Ummanya senang dengan Aina, Kahfi ikut senang karna ia menjalani semua ini dengan restu orangtuanya.

Mobil putih yang dikendarai Kahfi berhenti di sebuah toko, lebih tepatnya butik baju pernikahan.

Didalam butik, mereka dihampiri oleh seorang pramuniaga perempuan.

"Permisi ibu, ada yang bisa kami bantu?" tanya pramuniaga berhijab itu.

Setelah menyampaikan maksud kedatangan ke butik ini, pramuniaga berhijab tadi mengangguk dan mengajak ketiganya untuk mengikuti dirinya.

Mereka masuk dalam sebuah ruangan didalam butik, isinya berbagai baju pengantin islami.

"Ini Bu ruangan baju pengantin perempuan yang berhijab, silahkan dipilih bajunya," tutur pramuniaga itu.

Ummi menarik lengan anak lelakinya untuk mencari ruangan baju pengantin lelaki dibantu oleh seorang pramuniaga lainnya, sedangkan Aina ditemani oleh mbak pramuniaga tadi.

Tanpa butuh waktu lama, Aina langsung menemukan satu pilihan baju, sudah satu paket dengan hijabnya, bajunya elegan tapi tertutup, sesuai dengan keinginan nya.

"Saya mau yang ini ya mbak," tunjuk Aina pada baju pengantin yang menjadi pilihannya, Aina sendiri sebenarnya tidak tau harus memakai cadar apa, ia belum bertanya pada Gus Kahfi.

Seindah Takdir Dari Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang