بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
“ Terkadang kita perlu siaga satu menyiapkan hati kita ntuk bersiap dengan opini-opini orang lain terhadap kita, kita hanya perlu menyiapkan hati kita agar tetap tenang selama kata-kata itu tidak melewati batas, namun ada kalanya kita juga punya kesabaran, tak selamanya kita bisa diam menerima opini orang-orang yang tidak mengenal bagaimana kehidupan kita, melawan lah dengan tenang.”
— Tulisanriri.
Pagi tadi Aina dan Kahfi sudah sampai di indonesia dengan selamat, walaupun kepulangan ke Indonesia tanpa ada Ayah Salman dan Bunda Nafa karna keduanya sedang perjalanan bisnis ke benua Eropa, jadi hanya Bang Rayhan dan keluarganya Kahfi saja yang menjemput di bandara
Untuk menyambut kepulangan putra dan menantunya dari tanah suci, Abi mengadakan acara syukuran di pesantren.
Aina dan Kahfi sedang berada di dalam kamarnya Kahfi yang berwarna ala-ala kamar cowok, bercorakan cat berwarna abu-abu dan bingkai foto yang terpajang di tengah dinding.
Saat ini keduanya sedang bersiap untuk turun kebawah, karna sedang ada acara syukuran kecil-kecilan dibawah.
Aina menghampiri Kahfi yang sedang mengancingi baju gamisnya, Aina menatap lekat suaminya dari belakang.
Kahfi yang merasa sedang dilihat langsung menoleh, iris hitamnya menatap lembut manik mata Aina.
"Ada apa sayang?" semerbak wewangian keluar tercium dari bajunya Kahfi, membaur bersama udara dan tak ayal tercium oleh hidung Aina.
Aroma maskulinnya begitu menenangkan, biasanya Aina tidak suka dengan aroma parfum lelaki—terlalu menyengat di penciumannya.
Namun entah kenapa wangi maskulin dari parfum yang digunakan suaminya begitu menenangkan.
"Makasih untuk semuanya mas, bersamamu jannah akan kita gapai."
"Berterimakasih lah pada Allah Swt sayang, ini semua atas kehendak dari-Nya," ujar Kahfi, ia juga tidak bisa menduga akan mendapatkan hal paling membahagiakan seperti ini didalam hidupnya, menikah di usia muda tak pernah ada dalam list hidupnya.
Aina menggangguk, sejak awal ucapan sah yang dilontarkan penghulu didepan banyak orang membuat kehidupan dirinya baik Kahfi benar-benar berubah mulai saat itu juga.
Sejak saat itu hanya syukur yang selalu Aina panjatkan, walau harus menerima resiko menikah di usia muda, Aina ikhlas karna memang sudah waktunya yang cepat.
Aina masih kelas 12, memang terlalu dini untuk menikah, terlalu dini untuk mengemban tugas sebagai ibu rumah tangga yang belum lulus sekolah.
Namun lagi-lagi ia tidak mau menyalahkan Allah atas takdir yang terlalu cepat ini, banyak hikmah dan hal baik yang ia dapatkan semenjak menikah.
Ia tak pernah menyesal akan keputusan yang telah ia pilih, keputusan yang tak semua orang bisa merasakannya di usia muda. Terlebih menjadi istri dari seorang anak dan cucu pertama dari keluarga terpandang, seorang Gus dan anak pemilik pesantren terkenal di daerahnya, juga seorang kapten dari geng motor.
Menjadi dirinya tentu tidak mudah, umurnya masih belia sekali, tapi dirinya harus ikut mengemban tanggung jawab sebagai seorang istri yang harus melayani suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Takdir Dari Allah
Roman pour AdolescentsBOOK 1 OF PESANTREN STORY BY tulisanriri Romansa-islami-spiritual Tidak ada yang tau bagaimana skenario yang tuhan tulis dalam hidup kita. Seperti halnya, Nurin Ainalia Salnafa. Berawal dari kepindahan Aina ke pesantren Al-Kahfi, belum genap tiga ha...