0033) Dua pilihan

154 7 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

udah sholawat? sholawat dulu yuk biar dapat syafaat :
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ۞

— Dua pilihan

Morning sicknesses sudah menjadi hal yang selalu ada di masa trimester kedua Aina, setiap pagi perempuan itu harus bolak-balik kamar mandi untuk mengeluarkan cairan bening dari dalam tubuh nya.

Aina dan Kahfi sudah kembali dari liburan mereka, 2 hari yang lalu Abi Thariq jatuh sakit dan harus dirawat dirumah sakit, karna itu Kahfi pulang lebih awal karna mengkhawatirkan Abi juga harus menggantikan posisi Abi sebagai pemimpin pesantren untuk sementara.

Tidak lebih awal juga, dimulai liburannya saja belum☺️

Aina terduduk lemas diatas sofa ndalem, 30 menit lagi ia dan teman-temannya akan ujian kenaikan kelas, kepala yang pusing sibuk menghafalkan materi, dan perut yang terus bergejolak.

Double men!

"Sabah Al-Khair¹ Nak, minum susu dulu yuk, ini sudah Ummi buatkan." Ummi Aya muncul dari arah dapur membawa segelas susu hamil untuk Aina, Aina menegakkan punggungnya membawa pandangan pada Ummi yang sudah duduk disampingnya.

"Sobaahunnur juga Ummi, maaf sudah merepotkan Ummi. Harusnya Aina buat sendiri susunya, Ummi gausah repot-repot," ucap Aina menatap Ummi, ia tidak mau Ummi tambah lelah karna selain harus menjaga Abi Thariq dirumah sakit, Ummi juga menyediakan semua kebutuhan Aina di ndalem.

"Tidak papa nak, supaya kamu dan calon cucunya Ummi sehat-sehat, Ummi seneng banget mau punya cucu kembar." Kehamilan Aina memang membawa banyak hal baik pada orang tersayangnya.

Ummi mengelus perut buncit Aina sayang, ia terlebih sayang pada Aina, ditambah dengan kehamilan pertama dengan janin kembar didalamnya membuat Ummi terlampau bahagia akan menjadi nenek.

"Kamu hari ini ada ujian kenaikan kelas kan nak, masih ada waktu 20 menit lagi sebelum ujian. Diingat-ingat ya materi yang sudah diajarkan. Ummi doakan semoga ujian kamu dan teman-teman kamu berjalan lancar." Aina mengangguk, ia jarang diperhatikan seperti ini oleh Bunda. Bunda dan Ayah memang orangtua yang workaholic sekali sampai Aina lupa kapan diberi ucapan seperti Ummi tadi oleh Bunda dan Ayahnya.

Karna itu ketika bersama Ummi, Aina benar-benar seperti menjadi anak perempuan Ummi dan Abi.

Aina menenggak susu hamil yang diberikan Ummi hingga habis, susu coklat yang diberikan Ummi habis Aina teguk hingga tandas, Ummi memang tau jika Aina alergi susu putih.

"Ummii, terimakasih untuk susu coklat dan doanya. Aina izin ke kelas ya Ummi." Aina berdiri lalu menyalami tangan Ummi yang terbalut handsock.

"Sama-sama nak, hati-hati jalannya ya, sebelum ujian jangan lupa baca doa supaya hafalan yang sudah diingat tidak hilang, hamasah nak."

"Iya Ummi, Aina pergi dulu ya Assalamualaikum."

"Walaikumsalam nak."

Aina keluar dari ndalem dan berjalan menuju kelas hari ini, ia tidak akan mampir lagi ke asrama karna pasti semua teman asramanya sudah pergi ke kelas.

Biasanya Aina diantarkan Kahfi pergi ke kelas, namun pagi-pagi sekali Kahfi sudah izin untuk mengurus ujian para santriwan.

Bukan masalah juga untuk Aina, ia masih bisa pergi sendiri, hanya saja jika berdua dengan Kahfi perjalanan menuju kelas jadi terasa cepat karna Kahfi banyak bercerita tentang jaman Rasulullah Saw dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seindah Takdir Dari Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang