Angkasa Jihoon Mahendra

168 12 1
                                    

Aroma kopi yang menenangkan memenuhi ruangannya, kamar pribadi milik Angkasa Jihoon Mahendra. Di temani banyaknya tugas yang merupakan tugas akhirnya untuk semester ini, sebelum akhirnya ia disibukkan dengan skripsi dan sidang. Biasanya disaat seperti ini bukanlah secangkir kopi yang menemaninya, melainkan sang kakak tingkat tercinta, Semesta Mingyu Aidan.

Disinilah semua kilas balik itu di mulai. Saat dimana pikirannya tertuju pada semua kenangan mereka, kenangan yang mampu menjatuhkan air matanya dalam sekejap.











────────── ・ ・ ・ ✦












Semua berawal dari Angkasa Jihoon Mahendra. Pria imut yang menjadi mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra yang menyukai sang kakak tingkat yang merupakan anak basket jurusan Manajemen Bisnis, Semesta Mingyu Aidan.

Awal pertemuan keduanya adalah saat Jihoon menjadi maba di kampus tempat keduanya melanjutkan pendidikan. Jihoon yang saat itu baru saja menyelesaikan kegiatan ospeknya tak sengaja bertemu dengan Mingyu yang sedang bermain basket bersama teman-temannya. Sejak awal melihat Mingyu, Jihoon langsung terpana akan ketampanan sang kakak tingkat. Dengan tubuh tingginya yang berkeringat usai bermain basket justru menambah kesan tampan padanya.
"Angkasa!!" Salah seorang kakak tingkatnya yang sudah lama Ia kenal memanggilnya sambil melambaikan tangan, menyuruhnya mendekati.

"Baru pulang? Kok tumben sore banget?"

"Iya, kak. Tadi ketiduran di perpustakaan," jawab Jihoon.

"Tadi ke kampus dianter siapa?" Tanya sang kakak tingkat, Seungcheol.

Razkar Seungcheol Aditya, atau yang sering dipanggil Razkar. Mahasiswa Manajemen Bisnis semester akhir yang merupakan kakak tingkat dan teman dekat Jihoon, sekaligus mantannya.

Keduanya -Jihoon dan Seungcheol- menjalin hubungan saat mereka duduk di bangku SMA, namun setelah putus keduanya tetap memilih untuk menjalin hubungan pertemanan. Hubungan keduanya tak berlangsung lama, dikarenakan saat itu Seungcheol yang disibukkan dengan ujian untuk masuk ke perguruan tinggi tak memiliki waktu yang cukup untuk Jihoon. Jadi, keduanya memilih untuk mengakhiri hubungannya.
"Tadi dianter sama papa, kak." Jihoon menjawab pertanyaan Seungcheol sambil matanya sesekali melirik sang kakak tingkat yang sibuk dengan ponselnya.

"Terus sekarang kamu pulang sama siapa, Sa? Sendiri? Sama aku aja gimana?" Tanya Jeonghan.

"Jangan mau, Sa. Sama aku aja," Wonwoo yang sedari tadi diam akhirnya membuka suaranya.

"Ee... Ee... Aku pulang sendiri aja kak, ga apa kok. Nanti bisa mesen gojek atau naik bis kan," jawab Jihoon.

Tak lama setelahnya rintik hujan turun perlahan, mereka memilih untuk meneduh di tribun pinggir lapangan basket. Jihoon yang sangat menyukai hujan menjulurkan tangannya, sengaja bermaksud untuk bermain hujan.

Mingyu yang sedari mengamati lelaki mungil itu lantas menjulurkan tangannya, menggenggam tangan Jihoon yang basah karena air hujan.
"Dingin," satu kata yang terucap dari mulut lelaki yang lebih tinggi.

Jihoon menolehkan kepalanya, menatap Mingyu yang justru menatap ke lapangan yang basah karena air hujan. Teman-temannya yang lain menatap kearah keduanya, mereka yang tidak pernah ada interaksi kini justru saling menjaga.

Erlangga Minghao Ananda yang sedari tadi tangannya digenggam oleh sang kekasih Arthana Juna Sanjaya, membuka suaranya.
"Kemungkinan setelah ini ada yang terjebak dalam suatu hubungan yang rumit."





















✃- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Sekian dulu yaa, kedepannya Cici bakal berusaha untuk jadi yang lebih baik lagi, entah dalam penulisan cerita atau lainnya. Kalau kalian ada saran atau ada yang mau ditanyain tentang 'Semesta dan Angkasa', bisa tanya di kolom komentar yaa.
Terimakasih,
13 November 2022.

Semesta dan Angkasa - Kim Mingyu & Lee Jihoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang