3 bulan bersama Kak Semesta.

47 2 0
                                    

3 bulan. Hubungan Jihoon dan Mingyu telah berjalan. Meskipun keduanya sadar ada benteng yang cukup tinggi diantara keduanya, agama.

(Maaf ya kalau sedikit rasis ya, Cici cuma mau cerita aja ke kalian.)

Saat ini Jihoon sedang berada di Vihara yang berada tak jauh dari pusat kota. Dengan pakaian kasual dan tas yang berisi beberapa barang pribadinya, Ia datang kesana seorang diri. Sebelumnya Jihoon sudah memberitahukan ini kepada kekasihnya, Mingyu. Mingyu pun sebenarnya berniat untuk mengantar Jihoon, namun disaat yang sama pula Mingyu harus menunaikan ibadahnya ke Masjid.

Mereka berdua cukup sadar akan hubungan keduanya. Namun, mereka sama sekali tidak ada niatan untuk mengakhiri hubungan keduanya itu. Pernah suatu hari, keduanya membahas mengenai hubungan keduanya lewat pesan singkat. Awalnya semua baik-baik saja, hingga Jihoon menanyakan hubungan keduanya.

Angkasa
Kak, boleh Angkasa nanya?

Kak Semesta
Boleh
Mau nanya apa, sayang?

Angkasa
Kakak sadar kan dengan hubungan kita? Kalau seandainya, suatu hari nanti kita harus berpisah, bagaimana kak?

Kak Semesta
Tentu aku sadar dengan hubungan kita yang terhalang tembok besar ini, Sa.
Cuma, untuk saat ini hingga waktu yang tak tahu kapan, aku ga mau bahas itu. Aku mau kita jalani hubungan ini, tanpa berfikir tentang kedepannya akan bagaimana.

Angkasa
Tapi, kak, kita ga akan selamanya bisa seperti sekarang. Aku takut jika saat itu tiba, aku justru belum siap untuk kehilangan kamu, kak.

Kak Semesta
Sa, bisa kita ga bahas ini?
Aku ga mau kita justru berantem karena hal ini. Sebisa mungkin aku menghindari topik yang kita bahas ini. Aku mau kita jalani apa yang seharusnya kita jalani, tolong jangan berpikiran sejauh itu. Oke, sayang?

Itu adalah hari terakhir mereka bertukar pesan, sebelum akhirnya mereka saling diam dan tidak berkirim pesan maupun bertegur sapa. Namun beberapa saat setelahnya mereka kembali seperti biasa.

Hari ini, tepat sehari setelah pertengkaran keduanya, Mingyu dan Jihoon menghabiskan waktu bersama di sebuah taman, menikmati momen kebersamaan keduanya sambil ditemani dengan sekaleng kopi dan cola.

"Besok kamu ada kelas? Aku anterin ya," ucap Mingyu.

"Ada kak, besok pagi. Tapi, bukannya kakak juga ada kerjaan ya? Kan kakak besok kelas siang." Jihoon meletakkan kaleng cola yang baru saja ia teguk.

"Ga apa, Sa. Besok bisa kok nganter kamu sekalian ke tempat kerja," ucap Mingyu.

"Tapi kakak bisa kesiangan, aku bisa bareng temen atau naik motor sendiri kok. Kakak langsung ke tempat kerja aja, nanti terlambat loh. Kan kelas aku satu jam kemudian," jelas Jihoon.

"Tapi aku kangen nganterin kamu kemana-mana, sayangggggggg." Mingyu memeluk kekasihnya dan meletakkan kepalanya di bahu sang kekasih mungilnya.

"Kaaakkk, kan kakak udah setiap hari nganterin aku kemana-mana. Hahaha lucu banget sih kakak Aidan akuu. Liat sini dulu, pacarnya siapa sih? Kenapa gemesin gini, hm?" Jihoon mencubit pipi Mingyu yang masih memeluknya.

"Pacarnya Angkasa Jihoon Mahendra." Mingyu menenggelamkan wajahnya pada leher Jihoon sembari terus memeluk kekasihnya itu.

"Kak, udah sore nih. Ga mau pulang? Masih mau gini terus?" Jihoon mengelus kepala Mingyu sambil sesekali mencium kepala kekasihnya itu.

"Iya juga yaa, pulang yuk. Nanti kamu dimarah sama papa." Mingyu berdiri dan menggandeng tangan kekasihnya. Berjalan beriringan menuju motornya lalu mengantar sang kekasih pulang.








- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Haii!!
Lama banget ya. Maaf yaa. Beberapa hari kemarin mood Cici jelek banget, entah karena apa. Cuma kata orang tua Cici, itu karena Cici stres diem di rumah. Biasanya kan Cici ke sekolah, ketemu temen, ada temen ngobrol, kalau di rumah engga ada. Semoga kalian ga bosen sama cerita kali ini yaa. Jaga kesehatan. Byee!!!
24 April 2023.

Semesta dan Angkasa - Kim Mingyu & Lee Jihoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang