Jingga itu indah, ucap kak Semesta.

88 4 1
                                    

Setelah keduanya selesai makan siang, kini mereka memilih untuk mengunjungi berbagai stan yang menjual makanan atau minuman segar yang terletak di pinggir jalan.

Setelah membeli beberapa makanan mereka memutuskan untuk mencari tempat untuk menikmati suasana sore hari. Langit sore yang indah, jalanan yang lumayan sepi dan cuaca serta angin sepoi-sepoi yang menyertai mereka seolah mendukung jadwal keduanya untuk saling menghabiskan waktu bersama.
"Sepertinya Tuhan sedang mendukung kita hari ini," ucap Mingyu.

"Maksudnya kak?" Tanya Jihoon.

"Biasanya tempat ini akan sedikit lebih ramai, tapi sekarang justru tidak. Jadi, kita bisa menghabiskan waktu lebih lama." Mingyu menolehkan kepalanya, menatap Jihoon yang juga menatap ke arahnya.

"Tempatnya indah," ucap Jihoon.

"Langit sore juga indah, warna jingganya buat aku ngerasa tenang." Mingyu tersenyum menatap langit sore di atasnya.

"Kakak suka jingga?" Tanya Jihoon.

"Iya, aku suka banget. Jingga itu indah," ucap Mingyu.

"Seperti kamu." Lanjut Mingyu lalu tersenyum kearah Jihoon.

Yang ditatap hanya menundukkan kepalanya, menutup rona merah yang menghiasi wajahnya.
"Lucu." Lagi, serangan dari Semesta Mingyu mampu membuat Jihoon tidak bisa menahan senyumnya.

────────── ・ ・ ・ ✦

Kini ini Mingyu dan Jihoon terjebak macet saat akan pulang. Jalanan malam ini sungguh ramai, namun baik Mingyu maupun Jihoon memilih untuk memanfaatkan waktu ini untuk berbagi kehangatan. Caranya? Mingyu menarik pelan tangan Jihoon untuk memeluk pinggangnya.
"Dingin?" Tanya Mingyu.

"Umm... Sedikit," jawab Jihoon.

"Maaf ya kamu jadi kemalaman pulangnya. Harusnya kit pulang dari tadi," ucap Mingyu.

"Ga apa, kak. Aku juga udah ijin ke papa sama mama," ucap Jihoon.

"Tetep aja, Sa. Aku takut kamu dimarahin sama papa kamu," ucap Mingyu.

"Nggak akan kak," ucap Jihoon.

Setelah beberapa saat terjebak macet, Mingyu berhasil mengantar Jihoon hingga rumahnya. Terlihat kedua orang tuanya dan sang adik yang menunggunya di teras depan rumahnya.

Jihoon pun turun dari motor Mingyu dan berdiri di samping Mingyu.
"Makasih ya kak, udah nemenin jalan-jalan seharian ini. Aku seneng banget," ucap Jihoon.

"Sama-sama, Sa. Maaf ya kamu jadi harus pulang semalam ini," ucap Mingyu.

"Angkasa, temennya ga diajak masuk dulu?" Sang mama menghampiri keduanya.

"Eh? Nggak perlu, Tante. Saya langsung pulang aja, udah malem juga." Mingyu tersenyum menanggapi pertanyaan dari mama Jihoon.

"Ehh ga apa loh, main dulu sini. Ngobrol bentar yuk," ucap mama Jihoon.

"Lain kali ya, Tan. Kasihan Angkasa juga perlu istirahat," ucap Mingyu.

"Lain kali main ya. Nanti Tante masakin khusus buat kamu," ucap mama Jihoon.

"Iya, Tante. Kalau gitu saya pamit ya, Tante. Maaf harus pulangin Angkasa malam-malam begini. Titip salam untuk papanya Angkasa ya, Tante." Mingyu pun kembali mengenakan helm nya dan melajukan motornya untuk menuju ke rumahnya.

"Temen kamu, Kak?" Tanya sang mama.

"Kakak tingkatku di kampus, Ma." Jihoon pun berjalan mendahului mamanya dan masuk ke dalam rumahnya.








✃- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Segini dulu ya, semoga kalian ga bosen.
Jaga kesehatan yaa, luv U, all.
5 Desember 2022.

Semesta dan Angkasa - Kim Mingyu & Lee Jihoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang