A LOVELY NIGHT

267 62 0
                                    

[Request of:.]
[NareumKim]

A LOVELY NIGHT
Emma Stone (Ost. La La Land)

[Sebastian:]
The sun is nearly gone
The lights are turning on
A silver shine that stretches to the sea

We've stumbled on a view
That's tailor-made for two
What a shame those two are you and me

Some other girl and guy
Would love this swirling sky
But there's only you and I
And we've got no shot

This could never be
You're not the type for me

[Mia:]
Really?

[Sebastian:]
And there's not a spark in sight
What a waste of a lovely night

[Mia:]
You say there's nothing here?
Well, let's make something clear
I think I'll be the one to make that call

[Sebastian:]
But you'll call?

[Mia:]
And though you look so cute
In your polyester suit

[Sebastian:]
It's wool

[Mia:]
You're right, I'd never fall for you at all

And maybe this appeals
To someone not in heels
Or to any girl who feels
There's some chance for romance
But, I'm frankly feeling nothing

[Sebastian:]
Is that so?

[Mia:]
Or it could be less than nothing

[Sebastian:]
Good to know
So you agree?

[Mia:]
That's right

[Sebastian and Mia:]
What a waste of a lovely night

.........




Malam itu cuaca cukup tenang, tidak mendung dan tidak juga terlalu cerah tapi cukup menampilkan bintang di langit guna menghiasi malam.

Disana, di atas balkon sebuah rumah besar bertingkat empat, seorang pria mengenakan pakaian kasual duduk seorang diri di kursi panjang tepian pagar. Pandangan matanya terus tertuju pada pemandangan kota yang dapat dia lihat dari jaraknya kini yang kebetulan cukup jauh di atas lereng bukit, ada banyak pepohonan hias disana, dan pusat kota ada di bawah sana, mungkin sekitar satu kilometer jarak dari rumah tersebut.

Rumah itu begitu besar, dan sedang ada pesta di dalamnya, banyak orang yang hadir bahkan jejeran mobil mewah terparkir rapi di bawah sana, tapi pria ini memilih menyendiri di balkon yang sepi tanpa ada yang menemani. Tapi itu hanya berlaku hingga sepuluh menit kemudian sampai sebuah mug keramik mengeluarkan asap beraroma coklat panas tersodor di depannya, dia dengan lembut mengambilnya dan menatap siapa yang baru saja memberikan hal baik itu.

" JungKook? "

" Semua orang ada di dalam, dan kau malah sendiri disini? "

" Aku hanya ingin menenangkan pikiran." Ungkap Taehyung dengan pelan, kembali menatap lurus ke depan, JungKook menatapnya Lamat lalu menghela nafas memberi kode kepada pelayan di sana untuk menyerahkan mantel miliknya dan segera Jungkook pasangkan ke tubuh ringkih Taehyung dan tak lupa mengambil kedua tangan itu untuk dia genggam.

" Lihat dirimu, pucat dan kedinginan, itu bukan menenangkan pikiran melainkan menyiksa diri....."

Taehyung menatapnya dengan senyum tipis, dia selalu suka ketika dirinya diomeli oleh Jungkook seperti ini, ini mengingatkan nya ketika mereka masih muda, meskipun mereka saat ini sudah tua, tapi tampaknya kebiasaan itu tidak pernah berubah.

" Apa yang kau lihat? Apa kau suka di omeli? "

" Aku suka diomeli olehmu."

".............." JungKook sampai tak bisa berkata-kata lagi, dia menatap Taehyung dengan lamat lamat lalu bertanya dengan pelan. " Kau tidak senang dengan pesta ini? "

" Siapa bilang aku tidak senang!? Tentu saja aku sangat senang, apalagi ini adalah pesta ulangtahun pertama cucu pertama kita pula~ " Taehyung mengakhiri kalimatnya dengan nada suara yang jauh lebih pelan dari awal awal dia bicara, bahkan perlahan matanya juga ikut memerah dengan gerakan tubuh juga ikut menurun. Lemas.

JungKook menggapai pundak itu dan membawanya untuk bersandar ke lengan bahunya, saling bersandar satu sama lain menghadap pemandangan kota di malam hari.

" Lalu apa yang membuatmu lemas, hm? "

Taehyung menghela nafas pelan, membalas meremat tangan Jungkook dan mengungkapkan apa yang telah dia pikirkan selama ini. " Aku sama sekali tidak habis pikir dengan semua hubungan ini.... Dulu kita putus nyambung ada sampai lima kali, tak sampai disitu saja, bahkan kita hampir saja tidak akan lanjutkan hubungan ini karena penentangan dari kedua keluarga kita."

" Tapi akhirnya kita bersama kan...."

" Ya, aku tahu.... Tapi... Tetap saja, butuh proses perjuangan yang besar untuk kita lalui hingga bisa sampai saat ini. Memiliki anak dan bahkan sekarang kita sudah memiliki cucu? "

" Kita sudah tua~ "

Taehyung dan JungKook sontak terkekeh geli bersama, sungguh tak akan mengubah sedikitpun fakta bahwa mereka saat ini memang sudah tua, memasuki usia 56 tahun dan memiliki seorang cucu yang baru saja berusia satu tahun sungguh menggemaskan!

" Tapi Tae, meskipun kita sudah sama-sama tua, tenaga ku tidak pernah berkurang, bahkan kecantikan mu juga tidak luntur-

" Omong kosong! "

" Sungguh! Serius! Mana mungkin aku berani berbohong padamu? "

Taehyung menatap Jungkook dengan sinis, " Katakan di depan kaca siapa kemarin yang baru saja mengarang akan membelikan ku tiga tas branded Gucci tapi yang muncul Dior."

" Hehe~ Itu.... Sayang~ Kau tahu disana ada banyak pesaing, dan suami mu ini sudah terlalu tua untuk bisa bersaing dengan mengadu siapa suara paling keras di antara kerumunan? "

" Huh! Akhirnya mengaku juga kalau kau sudah tua dan mengalami kemunduran diri? "

JungKook manyun, bergelayut manja di lengan Taehyung dan sedikit menggoyangkan nya lalu berbisik pelan. " Aku ingin berdansa dengan mu."

" Tidak mau! Pinggang mu sudah tidak kuat lagi untuk mengangkat ku, yang ada kau hanya akan menjatuhkan ku setelah ini."

" Kita tidak perlu melakukan bagian itu, kita cukup berdansa romantis."

Kebetulan musik di aula tengah sedang berbunyi dengan irama yang pelan dan lembut, sangat cocok jika mereka ingin berdansa, berdua di balkon, di bawah lautan bintang bintang malam.

Taehyung tak dapat menolaknya karena Jungkook sudah lebih dulu menarik dirinya untuk berdiri bersama, saling merangkul di bahu dan di pinggang, bergerak ke kiri dan ke kanan secara berirama mengikuti alunan musik yang terdengar lembut di telinga mereka bahkan saling mengeluarkan senandung cinta yang terdengar sangat romantis.

JungKook memajukan dahinya dengan dahi Taehyung, merasakan hembusan nafas dan aroma tubuh masing-masing membuatnya nyaman.
" Malam ini begitu indah....."

" Seindah dirimu....."

" Tak ada kata lain..... Selain dirimu..."

" Tak peduli kita menua, cintaku padamu tak akan ikut menua, karena aku akan selalu mencintaimu seperti awal aku mencintaimu hingga akhirnya aku tetap mencintaimu."

" Cinta sepenuh hatiku untukmu...."

" Taehyung-ah, tidak tahu siapa yang akan mati lebih dulu, tapi ku harap di kehidupan selanjutnya kita akan kembali bersama...."

Taehyung terus mengangguk dan memagut cinta dalam bentuk ciuman romantis.... Sungguh malam yang indah hingga sepasang cinta renta itu tidak sadar telah menjadi bahan tontonan dari anak dan saudaranya.

Disana, sang anak dan istrinya tersenyum haru, mereka mencium putri mereka dan berkata, " Ku harap kita akan bisa seperti mereka juga..."



_FIN_

_________________
(⁠☞⁠ ͡⁠°⁠ ͜⁠ʖ⁠ ͡⁠°⁠)⁠☞NEXT!!

𝕸𝖞 𝕾𝖔𝖓𝖌 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang