part 11

1K 156 23
                                    

- Perusahaan Abraham Group -

- Perusahaan Abraham Group -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiiit ..

Jeno menekan tombol telpon..“Suruh Lucy keruangan saya sekarang. ”

Tok ... Tok ... Tok ...

Bos memanggil saya?” tanya Lucy seraya berjalan kehadapan Jeno.

“Ya, duduk.” perintahnya.

Lucy duduk, dia heran melihat bos nya seperti sedang memikirkan sesuatu. “ Ada apa bos?”

“Kamu sekarang pergi ke rumah dito, ada hal yang ingin saya lakukan disini, detail lokasi nanti dikirim, jangan lupa bawa beberapa anak buah mu, apapun caranya kamu harus bisa dapetin info tentang anak itu.”

Lucy mengangguk paham.“Baik bos, kalo begitu saya per -

“Bagaimana sekolah mu? Apa ada orang yang mencurigakan ?” potong Jeno.

“Baik, masih terlihat normal bos, tenang aja bos jangan khawatir masalah itu saya sudah punya cara. ” Jawabnya.

“Saya percaya sama kamu, dan ingat !! Jangan terlihat menonjol biar tidak ada orang yang curiga terhadap mu. ”

“Baik bos.”

“Yasudah, saya sudah selesai.”

“Baik, permisi bos. ” ucapnya seraya berdiri dan berjalan keluar dari ruangan bos nya itu .

Lucy dan anak buah nya sedang bersiap pergi ke lokasi yang di kirim kan oleh bos nya itu.

***

“Bagaimana?” tanya Jeno kepada pegawainya itu, ya dia sekarang sedang berada di ruangan khusus penelitian.

“Pak Jeno, apa bapak yakin?”

“Apa saya terlihat sedang tidak yakin pak Nata ?”

“Tapi dia anak mu.”

“Saya tidak peduli, sekalipun dia mati saya tidak peduli. Tapi yang jelas anda sebagai penanggung jawab disini saya tidak mau anda gagal. Paham!! ”

Kalo sudah begini orang itu tidak bisa berargumen lagi, dengan terpaksa dia menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam tabung untuk memulai proses nya.

Jeno ingin menciptakan kekuatan di mata anak nya itu, namun untuk mendapat kekuatan yang sempurna matanya harus di lepas dalam keadaan dia sadar tanpa di bius.

Jeno yang memperhatikan di balik monitor geram melihat Nata yang masih belum berhasil melepas mata nya, tangan Nata bergetar dia tidak fokus dalam menjalankan tugasnya, karena Laura selalu berontak dan menangis, hal itu tentu saja membuat hati Nata runtuh. Apalagi Laura masih anak muda dia serasa melihat anaknya sendiri.

Jeno berjalan ke dalam dengan emosi. “Kau ini tidak becus, biar saya yang melakukannya.!” ucap Jeno seraya mengambil beberapa alat untuk mencongkel matanya .

LEVANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang