Part 14 : mother's death

1.2K 132 55
                                    

Indah hanya bisa menangis tanpa suara, rasa sakit atas penyiksaan Jeno terhadap dirinya begitu menyakitkan.

Brakk ... Braakk ... Brakk

Jeno membenturkan kepala Indah berkali-kali ke tembok dengan keras, begitu banyak darah yang keluar dari kepalanya, penyiksaan demi penyiksaan telah Jeno lakukan, tapi Indah masih kekeh, dia tidak mau buka suara. Hal itu membuat Jeno begitu geram, ia hilang akal, ditambah kondisi Indah sudah mulai melemah membuatnya tambah frustasi.

masih tidak mau bicara hah?!” bentaknya

Dengan mata yang tertutup, Indah hanya menjawab dengan senyum yang dipaksakan.   Hal itu membuat Jeno semakin emosi, dengan segera ia mengambil pisau kecilnya yang ada di meja, lalu mengangkat tubuh Indah dan menjambak rambutnya ke belakang.

“Dengar!! Ini peringatan terakhir untuk anda” ucap Jeno menjeda ucapannya seraya mengarahkan pisau kecilnya ke leher Indah. “Sekali lagi saya tanya, dimana si Levania itu berada?!” lanjutnya.

“Ssampai kapan-pun sa sa saya titidak akan memberitahu anda tu tu tuan Jeno.” jawab indah dengan terbata.

Sreeeetttttt

Secepat kilat Jeno melukai leher Indah sampai-sampai darahnya muncrat mencrot mencret. Eh,

Tak berhenti di situ ia juga menusuk perut Indah dengan pisaunya dan menggerakkannya ke sisi kiri dan kanan, sampai-sampai ususnya keluar. Setelah itu ia menjatuhkan Indah yang sudah tidak berdaya itu.

“Dasar jalang!!” teriak Jeno dengan amarahnya.

Indah pun tergeletak tak berdaya, dia sudah tidak bisa bertahan lagi, tiba-tiba dia tersenyum tipis dan tak lama ia pun menutupkan matanya.

“Christy, ibu sangat menyayangimu. Maafkan ibu na maafkan.” lirihnya dalam hati

Indah pun dinyatakan meninggal dunia di hari itu juga.

“Cabut.” perintah Jeno kepada anak buahnya .

Dengan meninggalnya Indah, Christy akan sulit mencari keberadaan kakak nya, karena hanya Indah lah yang tau.

***

“Kakak gak papa?”

Entah kenapa Christy begitu khawatir dengan kakak kelasnya ini, untung saja dia punya kekuatan, kalo tidak nyawa kakak kelas nya ini sudah melayang ke langit sembilan.

“Kak ...” tegurnya

Chika pun tersentak dan melihat kearah Christy, wajah Chika masih terlihat sangat syok, ia pikir kalo Christy tidak menyelamatkannya sudah pasti tubuhnya gepeng tertimpa reruntuhan. Dia tak menjawab semua pertanyaan Christy, kejadian yang baru saja di alami membuatnya spicliz.

Melihat tidak ada respon sama sekali membuat Christy bingung, dia pun berinisiatif membantu Chika agar berdiri.

“Gaada yang luka kan?”

Chika hanya menjawab dengan gelengan,  Christy tersenyum lega.

“Kak, apa lo sebenernya kakak gua? Nama lo sama, cuman 1, gua lupa muka kakak gua kayak gimana, ini semua gara-gara si Abraham, ingatan gua di hilangkan.” batinnya

“Chris lo bawa dulu ka Chika ke tempat aman, biar gua hadapi si pirang ini.” seru Adel

Christy mengangguk setuju, dia pun segera pergi darisana, selepas cristy pergi Adel dkk langsung menghajar si Lucy bertubi-tubi.

Lucy bener-bener kuat, dia melawan tiga orang tapi masih tetap bisa bertahan dan membalas serangan. Gerakan dia sangat cepat dan kuat, dia begitu teliti.

Adel pikir Lucy itu bukan mutan biasa, hal itu membuat status Adel menjadi siaga 3, namun disaat ingin menyerang kembali tiba-tiba Lucy menghilang.

“What the ...

“Anjingg.. !! Keluar lo setan!!” teriak Zee

“Dia bisa menghilang. Gua gak merasakan energi dia disini, siapa dia sebenernya?” pikir Adel bertanya-tanya.

***

Hening ...

Itulah yang terasa, Chika maupun Christy tidak ada yang membuka suara, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Apalagi Chika dia masih merasa ketakutan.

Beda lagi dengan Christy pikirannya masih terngiang-ngiang tentang kakak nya, dimana dia?

“Chikaa”

“Mamaaaaah hiks ... Hiks ... ”

“kamu gapapa kan? Maafin mamah karena mamah telat datang.”

Chika tidak memberi jawaban dia hanya bisa menangis di pelukan ibu nya. Perhatian Melody teralihkan kala melihat Christy. Dia ingat, kalo Christy itu anak nya Indah, itu berati si Levania itu adalah dia.

Melody menatap Christy dengan raut wajah yang sangat susah di artikan bagai rumus Matematika. Hal itu tentu saja membuat Christy heran. Tak lama Melody memegang tangan Chika lalu membawanya pergi dari sana tanpa pamit dan berterima kasih pada Christy, melihat tingkah yang seperti itu, lagi lagi membuat Christy ter-heran.

Tak lama dari kepergian Chika dan ibunya, Christy juga pulang kerumah ibunya.

Saat di perjalanan tiba-tiba ia teringat akan sosok Lucy, murid baru di sekolahnya. Siapa dia? Dia bukan orang biasa, dia mengincarnya, Christy sangat yakin kalo si Lucy itu mencari dirinya.

“Makin kesini makin rumit aja.” pikirnya.

Tak membutuhkan waktu yang lama akhirnya Christy sampai dirumah, ia pun bergegas.

“Bu aku pulanggg.” seru Christy seraya membuka pintu

Lagi ... Lagii ... Baru saja dia selangkah dari pintu sudah di kagetkan dengan keadaan rumah yang berantakan, dia terus berjalan secara pelan dengan perasaan yang campur aduk.

Deg.

Nafas Christy serasa terhenti, matanya membulat sempurna saat melihat ibunya tergeletak dengan keadaan yang sangat mengerikan.

Tubuhnya bergetar hebat, matanya mulai berkaca-kaca, ia mendekat kearah ibunya lalu duduk, dia mengangkat tubuh ibunya dan memeluknya.

Christy menangis tanpa suara, hatinya begitu sakit dan hancur.

“Hiks ... Hiks ... ”

Christy membuka jaketnya lalu menutup bagian perut ibu nya. air matanya terus keluar dengan derasnya. Dia mengusap wajah sang ibu, mencium keningnya.

Christy menangis sesenggukan dia tidak mampu berbicara, sesak sangat sesak.

“Hiks ... Hiks ... ”

Ingin sekali dia mengucap " ibu " namun sangat susah di ucapakan. Sampai akhirnyaa

“ARRRRGGGHHHHHHHHH IBUUUUUUUU...” Teriaknya.

Tangisnya pun pecah.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEVANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang