part 13

1K 112 29
                                    

"Guys look, berita viral hari ini." ucap Jessi seraya menyimpan tab nya di meja.

"Bener bener si Jeno jahanam, perusahaan berkedok farmasi padahal isinya innalillaahi." kesal Zee

"Woi, gue cari kemana mana ternyata pada disini, eh apaan tuh." ucap Christy yang baru datang seraya mengambil tab dan duduk.

"Jadi ini yang membuat perusahaan Abraham Group bertahan sampai sekarang ? Dan orang orang hanya tau kalo itu perusahaan farmasi?" mereka semua mengangguk.

"Gilaaa, kita semua sudah di bodohi anjir." lanjut Christy

"Kita nggak bisa diem aja Del" ucap Zee, namun Adel masih diam.

Keheningan pun tercipta, namun tidak lama Jessi bersuara.

"Guys kalian penasaran gak sih sama pak Ghaida?" ucap Jessi seraya memperhatikan seseorang. Merasa penasaran dengan tatapan Jessi Christy pun mengikuti arah pandangnya.

"Kak Chika " pikirnya “Ngapai si Jessi liatin kak Chika?” lanjutnyao

"Maksud lo?" tanya Adel

"Iya pak Ghaida tau gak sih sama apa yang dilakukan si Jeno, secara mereka kan adik kakak."

"Iya juga yaa" jawab Zee

"Lo ngapain liatin terus si Chika?" tegur Adel pada Christy.

"Hah ?!! Hah hahah gak papa." jawabnya tersenyum kaku.

"Apa dia kak Chika kakak gue? Tapi kek nya gak mungkin dah, dia kan anak pemilik sekolah ini, kalo dipikir - pikir kakak gue pasti seumuran sama kak Chika, sialnya gue gatau wajah dia sekarang kek gimana." pikir Christy. Ia terus bertanya tanya mengenai kakak nya.

"Chris menurut lo pak Dito selamat nggak?" tanya Jessi

"Gak tau gue, oh iya anaknya pak Dito aman kan? " jawab Christy.

Adel mengangguk. “Aman.”

Tak lama dari itu ada orang yang berjalan melewati bangku mereka, ntah kenapa Christy seperti mengenal orang ini, ia pun melihat siapa yang melewatinya itu.

"Lucy. Gue kek pernah liat si Lucy tapi gak tau dimana lupa lagi ." Pikir Christy seraya mengalihkan pandangannya lagi ke tab.

Kriiingg ... Kringgg

Bel masuk berbunyi, semua murid berhamburan masuk ke kelasnya masing masing.

“Sepertinya ini situasi yang tepat buat gue memancing mereka keluar. ” pikir Lucy seraya menyeringai.

Ia berjalan mengikuti orang lain dari belakang, saat di koridor ia melihat lemari piala yang lumayan cukup besar dan tinggi. Di dalam lemari tersebut banyak sekali piala-piala.

“Sepertinya itu cukup membuat seseorang berdarah.” pikirnya.

Dengan kekuatan each kontrôle Lucy menjatuhkan lemari tersebut

“CHIKA AWASS !!!” Teriak Jinan

Teriakan Jinan mengalihkan semua perhatian murid yang berada di sana, seketika mereka semua berhamburan menuju lapangan, Adel dkk yang tidak jauh berada di sana dengan sigap  menolong Chika namun semua itu terdahului oleh Christy.

Ssstttt

Christy dengan kekuatan Rinne Fluch nya segera menghampiri Chika dan menariknya menjauh dari sana.

Bruuuuukk

Prankkk

Begitulah suaranya lemari jatuh dan piala-piala beserta barang lainnya yang ada di dalam lemari hancur seketika. Semua siswa makin panik. Namun kegaduhan seketika berhenti tatkala ada seseorang yang bertepuk tangan.

Prok ... Prokk

Datanglah seorang wanita dengan seringainya. Dia mendekat kearah Christy dan Chika

“Woah ... Akhirnyaaa gue menemukan kalian juga.” ucap wanita itu yang tidak lain adalah Lucy

Christy memperhatika Lucy dengan seksama lalu bayangan dia muncul begitu saja, dan ah ternyata dia adalah orang yang menyerangnya waktu di rumah mamah papah nya.

Adel dkk yang melihat pun langsung menghampiri Christy.

“Kak, diem di belakang aku.” perintahnya pada Chika.  Chika hanya mengangguk pasrah, dia sekarang dalam keadaan yang sangat ketakutan.

“Wow .. wow ... Wow, ternyata kalian ada banyak juga yaa. Apa ada lagi?” tanyanya tersenyum remeh sambil mengedarkan pandangannya ke sembarang arah

Suasana sekolah pun menjadi genting, semua siswa dan guru-guru berhamburan keluar sekolah.

“Siapa lo?!!” tanya Adel begitu dingin.

“ Gue? Hahahaha hahaha hahahah hahaha.”

“Dasar sinting.” desis Zee pelan.

Chika yang menyaksikan hal ini semakin kuat memegang ujung baju Christy. Christy langsung menghadap Chika dan memegang tangannya.

“Kak, look at me. Pliss.”

Dengan gemetar Chika menjawab.“ Yaa?”

“Kakak sekarang jalan keluar lewat jalan sana oke, terus hubungi polisi. Paham kan?”

“Gu gu- gue takut Chris.”

“Kakak tenang aja, gue bakal perhatiin lo dari sini oke. Trust me you will be fine oke.” ucapnya meyakin kan

Dengan terpaksa Chika perlahan pergi dari sana, namun sial pergerakannya ternyata menarik perhatian Lucy.

“Heh heh mau kemana lo?!!! Gak segampang itu yaa.”

Ssstttttttt

Braaakkk

“KAKAK ~ ” teriak Christy

*****

- Kediaman Indah -

Tok ... Tok ... Tok ...

“Pak Jeno ... ” ucapnya sedikit kagetnya

“Hai bu Indah, selamat sore. Boleh saya masuk?” ucapnya tanpa basa basi seraya tersenyum. Namun bagi Indah senyuman itu terlihat seperti senyuman Mutilasi.

“Tentu saja pak, mari masuk.” jawab Indah setenang mungkin.

Perasaan indah mulai tak enak, tiba-tiba saja suasana di rumahnya menjadi begitu dingin.

Masuklah Jeno dengan kedua bodyguard nya lalu duduk di ruang tamu.

“Kalian geledah rumah ini sekarang.” perintah Jeno kepada bodyguard nya.

Indah yang mendengar ucapan Jeno tentu saja heran, perasaan dia semakin tidak enak. Apalagi melihat Jeno yang terus memperhatikannya membuat dia semakin tidak nyaman.

“Ma-af pak, kenapa bapak menggeledah rumah saya?” tanya indah dengan terbata-bata.

Mendengar pertanyaan Indah, Jeno diam, lalu dia mengeluarkan pisau kecil yang begitu tajam, dia terus melihat pisau itu dengan senyuman evil nya.

Indah yang melihat itu semakin panik sangat panik. Pikirannya langsung tertuju pada anak angkat nya yaitu Christy. Perasaannya semakin tak enak. Apa Christy baik-baik aja?

“Bu Indah juga tau kan, saya tuh type orang yang gasuka basa basi. ” ucap Jeno menjeda ucapannya, lalu dia melihat kearah Indah dengan tatapan yang begitu tajam.

“Jadi, dimana produk Levania itu?” lanjutnya.

Indah menelan air ludahnya dengan kasar, yang ada di pikirannya sekarang adalah Christy. Dimana dia? Apakah baik baik saja?

****

Note

Rinne fluch - Lari cepat
each kontrôle - kontrol Mata

LEVANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang