Chapter 21

355 47 2
                                    

Malam ini adalah malam yang memberatkan Sasuke untuk tidak bisa tidur kesekian kalinya. Dia tidak bisa menjernihkan pikirannya melalui pelampiasannya mengoreksi hasil audit. Bukan hanya itu, Sasuke juga kehilangan niat untuk melakukan apapun. Sasuke tidak tau harus merasakan bahagia atau kebencian. Fakta bahwa Raiden telah selingkuh di belakangnya tidak bisa Sasuke hapus begitu saja walaupun anak dalam kandungan Raiden adalah anaknya. Apalagi Sasuke harus tidur satu ranjang dengan Raiden. Dia tidak bisa membiarkan Raiden tidur sendiri.

Rasa super ketidaknyamanan Sasuke membuat Sasuke keluar kamarnya dan pergi ke ruang makan untuk mengambil bir. Sasuke berniat akan membayar dobel atas bir yang akan dia minum malam ini

Sudah setengah botol bir Sasuke minum. Dia masih belum bisa merasa lebih baik. Sasuke sangat berharap dirinya bisa mabuk dan pingsan di meja makan. Sasuke ingin malam ini cepat berlalu dalam keadaan mabuk dan tertidur

Tidak disangka Naruto datang. Ekspresinya panik dan gugup, mirip dengan seseorang yang akan menyatakan perasaan cinta pada Sasuke. Tentu Naruto bukan mau menyatakan perasaan cinta. Sasuke paham Naruto membicarakan kejadian beberapa malam lalu dimana mereka berciuman.

Sebenarnya rasa itu masih menempel di hati Sasuke. Terutama rasa bibir Naruto, ekspresinya, nafasnya, dan desahan kecil nikmat Naruto masih terasa jelas. Hanya saja saat ini Sasuke sedang ditimpa sesuatu yang besar. Sesuatu yang cukup besar untuk menutupi perasaan itu.

"Tidak apa-apa. Itu sudah lama terjadi, aku sudah melupakannya" kata Sasuke sambil meneguk birnya

Naruto mengangkat tubuhnya untuk melihat Sasuke. Harusnya Naruto merasa senang kalau Sasuke sudah melupakan kejadian itu. Entah kenapa Naruto merasa sedikit kecewa.

"Oh...k-kalau begitu selama malam Uchiha-sama" kata Naruto

Sasuke mengamati Naruto berbalik badan meninggalkan dirinya

"Hey" panggil Sasuke, panggilannya menghentikan langkah Naruto dan menengok ke Sasuke, "mau minum bersama?" Ajak Sasuke.

"Uhmm...hm." angguk Naruto setelah berpikir dua kali untuk minum bareng Naruto

.
.
.

Mereka berdua sama-sama minum bir. Hanya ada keheningan. Sasuke sibuk dengan pikirannya dan Naruto merasa canggung dengan Sasuke. Naruto juga paham kalau Sasuke sedang ada masalah yang dipendam. Naruto penasaran apa yang sedang terjadi. Sosok seperti Sasuke bukanlah tipe orang yang mau membagi masalah yang dipendam. Apalagi hubungan mereka tidak lah dekat.

Jadi Naruto lebih memilih untuk diam.

1 menit...

5 menit...

10 menit...

'Ugghh....!' Pikir Naruto sebel. Dia benar benar penasaran!

Tidak tahan lagi, Naruto mengambil aksi untuk menjadi orang pertama yang akan berbicara

"Jadi...Uchiha-sama, kenapa anda belum bisa tidur?" Tanya Naruto

"Lagi tidak bisa tidur aja" jawab Sasuke sambil meneguk minumnya

Naruto bergumam hmmm mengerti.

Sudah diduga, Sasuke tidak mau mengatakan apapun.

"Kalau gitu..." kata Naruto hati-hati, "mau bermain game?" Tanya Naruto

Sasuke melihat wajah Naruto, "game apa?"

Naruto menegakkan tubuhnya, dia sedikit condong ke depan dengan melipat kedua tangannya di atas meja, "aku menyebutnya game kebenaran" kata Naruto senang

"Huh?" Sasuke menaikan sebelah alisnya, memberikan ekspresi kalau game itu terdengar bodoh bagi Sasuke

"Peraturannya mudah, yang kalah jankenpon harus mengatakan kebenaran terhadap pertanyaan yang ditanyakan. Bagaimana? Seru bukan?" Kata Naruto

Red StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang