Chapter 32

1.2K 64 10
                                    

Kehidupan Raiden sudah tidak ada harapan lagi. Dia duduk tengah rumah yang kosong tanpa furniture. Satu-satunya yang menemani Raiden adalah cahaya gelap memenuhi ruangan. Lututnya dilipat lemas di atas lantai. Tubuhnya dan kepalanya tertunduk dalam. Dagunya tidak berhenti meneteskan titikan air mata. Titikan air mata itu berjatuhan dan berserakan di lantai.

Jika ditanya kenapa Raiden seperti ini, berarti jawabannya adalah karma yang dia terima setelah apa yang dia perbuat selama 5 bulan ini.

Berita kehilangan Sasuke di Korea telah dipecahkan keberadaan si raven ini oleh Raiden akibat dirinya sedang berkunjung ke Korea untuk menghadiri acara fashion dunia. Kejadian saat Sasuke kecelakaan pun terjadi di depan matanya sendiri. Raiden tau kalau dirinya harus segera melapor ke pihak Uchiha, namun dirinya mengurungkan niatnya itu. Kenapa? Karena detik sebelum Sasuke kehilangan kesadaran diri, Raiden melihat ponsel Sasuke menyala menampilkan wajah Naruto. Wajah Naruto yang dipajang di ponselnya itu mengunci pandangan Sasuke terakhir sebelum dia benar-benar koma.

Tentu saja dengan sifat seseorang seperti Raiden yang tidak suka dengan Naruto dan selalu cemburu dengan Naruto, mendorong Raiden melakukan hal yang nekat. Dia melakukan segala cara untuk menyembunyikan apa yang terjadi. Bahkan ide Raiden semakin menggila ketika Sasuke ketahuan kehilangan ingatan saat sadar dari koma.

Raiden tau kalau dia melakukan hal yang mempunyai risiko tinggi. Ibunya juga mewanti-wanti kalau rencananya gagal total dan berakhir fatal, maka dirinya akan ditendang dari keluarga.

Tentu perasaan seorang ibu selalu benar

Raiden mendapatkan ganjaran apa yang telah dia perbuat

Sasuke marah besar ketika kembali ke rumah setelah pergi meninggalkannya semalaman. Dirinya tidak diberikan penjelasan sama sekali. Sampai-sampai, Sasuke tidak mengatakan apapun kepadanya. Hanya tatapan sinis membunuh yang seolah-olah akan menghajar Raiden kapanpun. Lebih parahnya lagi, Sasuke langsung mengambil Scara begitu saja. Kata terakhir yang Sasuke katakan hanyalah...

"Enyahlah"

Satu kata yang mengandung banyak arti. Ya, banyak sekali arti.

Raiden tidak diperbolehkan melihat Scara, maupun mengasuhnya lagi.

Sasuke pandai membuat orang memahami apa yang dia pikirkan walaupun hanya berkata satu dua patah kata melalui ekspresi wajah dan matanya. Sifat Sasuke yang selalu dominan terhadap segala hal inilah yang membuat Raiden selalu mengerti apa yang Sasuke maksud.

Rasa iri, dendam, bersalah, sedih, marah bercampur jadi satu. Raiden hanya ingin bersama dengan Sasuke. Dirinya tidak menginginkan lebih dari itu. Baginya Sasuke adalah pria yang jujur terhadap apa yang dia katakan. Kebersamaan Raiden yang bertahun-tahun hancur hanya dalam 1 kesalahan fatal. Kesalahan itu membuat pria yang menjadi idamannya direnggut oleh orang lain. Orang yang jauh dibawahnya kalau dibandingkan apa yang dia punya.

'Ini belum berakhir...' gumam Raiden

Kalau dirinya tidak bisa memiliki Sasuke, maka tidak ada satupun orang yang memilikinya.

Termasuk Naruto.

.
.
.

Berita mengenai drama The Ring of The Heart sukses membawa rating tertinggi tingkat nasional. Rating tinggi ini membuat drama The Ring of The Hearts menjadi trending di kalangan sosial media. Para pemain utama yang membintangi mengalami lonjakan followers di sosial media. Popularitas mereka semakin melejit naik. Dari berbagai macam variety show, wawancara di Ytube, sampai konferensi pers, para pemain selalu tampil untuk memberikan cerita dan kesan pesan mereka. Tentu Naruto adalah pemain nomor 1 yang selalu disorot atas kemampuan aktingnya.

Red StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang