Part 13

77 14 1
                                    


Aku masuk kedalam kamar rawat marco, ku lihat marco sudah sadar dan sedang mengobrol dengan tara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku masuk kedalam kamar rawat marco, ku lihat marco sudah sadar dan sedang mengobrol dengan tara. Mereka terlihat akrab dan sangat nyaman mengobrol., aku tidak heran karena keduanya memang sangat supel dan pandai bergaul. 

hal lain yang menarik perhatianku adalah, marco terlihat memakai earphone bluetooth kesayangan tara yang hampir setiap saat dibawanya kemanapun. bahkan aku sendiri jarang sekali di ijinkan untuk meminjamnya.

Aku bisa tau itu milik tara karena itu adalah hadiah dari kak teo dan dipesan secara khusus untuk tara dengan inisial huruf "T" kecil berwarna pink di tengahnya.

"hei" sapaku

"gimana keadaan lo? masih pusing atau gimana ko?" tanyaku khawatir

"enggak kok, gue udah enakan ka." jawab marco

"oh iya, ini tara. kalian udah kenalan?"tanyaku

"udah, dari tadi malah"jawab tara sewot.marco hanya tersenyum menanggapinya. 

"gue ke kantin dulu deh ka, gara-gara elo gue ngga sempet makan siang"gerutu tara

"yaudah sana?"ucapku

"lo mau nitip apa?belum makan juga kan lo?"tanya tara

"apa aja deh,,yang lo makan samain aja"jawabku

"sipp deh,, duluan marco"pamit tara

"balik lagi yaa.."jawab marco membalas lambaian tangan tara sambil tersenyum lebar.

aku heran melihat sikap marco yang tidak seperti biasanya itu

"kepala lo nggak bermasalah kan?dari tadi lo senyum-senyum terus lhoo"ledekku

"tara cantik ya? anaknya seru lagi" ucapnya tiba-tiba

"tara?cantik?"tanyaku heran

"kenapa?menurut gue tara cantik"jawab marco

"cewek bar-bar begitu, kena mental lo ntar lama-lama kenal sama tu anak."kataku sambil memainkan ponsel

"kok lo nggak pernah cerita sih tentang tara?"

"kenapa emang, kan lo nggak nanya"jawabku cuek

"eeuumm,,, tara udah punya pacar belum ka?"marco bertanya dengan sedikit ragu

"kayaknya sih belum, gue pernah cerita kan tu anak ngga pernah ngladenin cowok yang deketin dia . kalopun diladenin pasti ujung-ujungnya cuma jadi sohib doank" jawabku memberi tau apa yang aku ketahui

lagi-lagi marco tersenyum penuh arti setelah mendengar jawabanku dan aku tidak bertanya lagi.

Kamipun membahas kembali tentang peristiwa tadi siang, tentang bagaimana nasib teman-teman kami yang lain. apakah mereka baik-baik saja, atau mereka terluka juga seperti marco?

saat itu aku tidak tau bagaimana mereka mengakhiri perkelahian itu, aku hanya berfikir bagaimana cara untuk membawa marco keluar dari situasiitu dan segera mendapat pertolongan untuk lukanya.

mungkin sampai kapanpun aku tidak akan bisa melupakan situasi mencekam itu, aku berterima kasih pada marco yang telah melindungiku. aku tidak tau dia bisa senekat itu mengorbankan dirinya untuk orang lain. 


>>>><<<<

Tara kembali dari kantin membawa sebuah kantong plastik berwarna putih dan menyodorkannya padaku.

"lo pergi lama banget cuma makan ginian ra?"tanyaku heran setelah melihat isi plastik yang dia bawa. hanya dua kotak susu coklat dan dua potong sandwich.

"enggak, gue makan soto. ribet kalo bungkus-bungkus segala..

Kenapa ngga suka?sini kalo nggak mau" tara hendak mengambil kembali bawaannya

"nggak,,suka kok,,nih nih gue makan" elakku lalu menggigit sandwich dalam gigitan besar. 

"lagian lo juga sih. dapet keberanian dari mana coba ikut tawuran segala?

lo berantem sama gue aja selalu kalah, ini sok-sok'an ikut tawuran" tara mulai memarahiku lalu memukuli bahuku dengan brutal, hal yang ku tau pasti terjadi

"coba liat sekarang kejadiannya kaya gini, untung bukan elo yang luka" omel tara

"jadi kalo gue yang luka nggak apa-apa nih ra?"sahut marco dengan tatapan sedih yang di buat-buat. 

"eehhh..Eee,,nggak gitu juga marco" jawab tara pelan sambil menggaruk tengkuknya.

kamipun tertawa bersama melihat wajah bingung tara yang terlihat lucu dan imut. 

seperti biasa, tara selalu berhasil memperbaiki suasana hatiku.

bahkan aku dan marco setidaknya bisa sejenak melupakan kejadian mencekam yang tadi siang kita lalui.

tara, aku tau aku selalu bisa mengandalkannya dalam situasi apapun, 

aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidupku tanpa tara. setelah 17 tahun tumbuh bersama, aku harap tidak ada hal apapun yang bisa mengubah dan mengusik kebersamaan kita ini sampai kapanpun.

semoga saja...


>>>---<<<

hai readers,please support my work by following my account and voting for this story.

don't forget to leave your comments too..

thanks guys,,,

love you all,,

-Author-

I LOVE YOU,BUT,,Where stories live. Discover now