Suatu senja di kediaman bapak Arya dan ibu Riska,,
"jangan gitu donk mah, ini kesempatan bagus buat tara mah"tara sedang membujuk riska untuk menandatangani surat persetujuan orang tua untuk mengikuti pertandingan di luar kota.
"kesempatan apa tara?mama bilang enggak ya enggak"tolak riska
"ayo donk mah, tara udah latihan keras lho. Mama ngga kasian sama tara apa?"tara terus merengek kepada ibunya.
"ya kasian makanya mama suruh kamu berhenti. mama ngga mau ya kamu seriusin ini lagi, pokoknya enggak" sergah riska tegas
"kenapa sih ma?dari awal mama fine-fine aja tara ikut klub taekwondo, bahkan selama ini mama ngga masalah tara ikut kejuaraan apapun.kenapa giliran tara udah bisa masuk timnas mama malah kaya gini?" tara tidak habis fikir dengan sikap riska yang tiba-tiba menentang keinginannya.
"ya nggak jadi profesi juga donk sayang, mama tu maunya kamu kuliah fashion atau kamu ambil kedokteran aja tuh kaya sean."jelas riska
"kamu contoh tuh kakak kamu, dia sudah tau mau jadi apa bahkan sejak masuk SMA kakak kamu udah ngrintis usaha sendiri" riska mulai mengatakan hal-hal yang sangat dibenci antar saudara, tara selalu muak jika mulai di banding-bandingkan dengan kakaknya. Tara tidak merasa dirinya kurang, bahkan untuk ukuran anak se usianya dia sudah memiliki segudang prestasi, tapi ibunya selalu saja membandingkan dirinya dengan kakaknya.
"oke fine,,tara akan ambil kuliah sesuai jurusan yang mama pilih."putus tara
"gitu donk, udah kamu nggak usah ikut-ikut kejuaraan apa-apa lagi. Fokus aja sama sekolah kamu"kata riska
"tara belum selesai bicara ma,,
Tara mau kuliah sesuai keinginan mama, tapi sekarang tolong mama tanda tangan dulu"ucap tara
"sayang,, udah donk,,,"
"mama nggak mau tanda tangan?"tara memotong ucapan riska, sambil menatap ibunya dengan ekspresi datar.
"ckk,,,"riska berdecak, namun tangannya meraih kertas ditangan tara dan membubuhkan tanda tangannya disana.
"pokoknya mama mau begitu kamu kuliah kamu berhenti, ngerti ra???"tara tidak menjawab dan meraih kertas ditangan ibunya.
"makasih ma,,"ucapnya lalu beranjak pergi kekamarnya.
Tara hanya melirik sekilas ke arah teo saat berpapasan di tangga ketika teo hendak pergi kedapur.
"adek kenapa ma?"tanyanya pada ibunya yang sedang duduk di sofa saat kembali dari dapur dengan satu tumbler air putih di tangannya.
"duh susah banget anak itu dikasih tau"jawab riska tak habis fikir
"mama juga yang aneh, kenapa baru sekarang mama larang? Susahlah ma,,
Tara udah terlanjur suka, apalagi bisa sampe masuk timnas. Itu nggak gampang lho ma.."kata teo mendudukan dirinya di sofa
YOU ARE READING
I LOVE YOU,BUT,,
FanfictionThis is my first story, mohon dukungan dari kalian readers tercinta dengan follow akun mimin, vote cerita mimin dan ramein kolom komentarnya ya.. thanks before, and love you guys.. "Menceritakan tentang hubungan persahabatan antara seorang gadis dan...