Lagu yang mengalun tak lagi indah didengar,
Suaranya tertutup ingar bingar.
Eleginya semakin gusar,
Kesedihan tak ingin memudar.
Hingga seolah ingin dirinya menghindar,
Dari setiap pandangan yang telah beredar.
Aneh, mereka tak sadar.
Tak merasa, bila hatinya sedang memar.Membuatnya semakin yakin bahwa memang sudah tak lagi didengar,
Karena tak lagi tampak apa yang harusnya terbayar.
Semuanya tersembunyi di sela tawa yang masih terikrar,Mencoba tersenyum hingga hati tak lagi nanar.
Sudahi semua gelisah yang perlahan menyebar,
Karena telah menyentuh sudut jiwa yang sudah memar.
Gtlo, 04-12-2017
#Nurwahidahbi
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua untuk Satu (Kumpulan Puisi)
PoesíaKusuguhkan, seuntai kalimat yang terangkai menjadi kata yang lebat. Bermakna ringan, seumpama kita telah tercipta dalam kekata yang tepat. Semua untuk satu, termuat tinta penuh aksara. Bermakna satu, kisah dan cerita dalam puisi dan syair yang tak s...