Kimmy pergi dari rumah

1.6K 37 1
                                    

      Kimmy berniat pergi hari ini, dia juga sudah merasa tubuhnya sudah sangat membaik, Kimmy pergi tanpa memberitahu siapapun. Dia pergi hanya menuliskan pesan di selembar kertas, dan di letakkannya diatas meja bersamaan dengan ponsel yang diberikan oleh Isabella padanya, dia sengaja meninggalkan ponsel itu, takutnya Isabella menemukan keberadaannya.

    Kimmy membuang napasnya kasar sebelum dia melangkahkan kaki berjalan keluar kamar, dia sudah menyusun kata-kata apa saja yang akan dijadikan alasan pada pak Toni. Dia sudah tahu pak Toni tidak akan membiarkan dirinya pergi begitu saja.

    Kimmy sengaja pergi di pagi hari, jika dia pergi di waktu sore dan malam, tentu saja Alesha dan Dokter Devan sedang berada di rumah. Kimmy menarik kopernya turun ke lantai bawah, matanya sibuk menelusuri seisi rumah, dia tidak melihat siapapun di rumah itu, Kimmy sudah sampai di kaki tangga dan terus melangkah berjalan ke arah pintu utama rumah.

     Saat di depan pintu rumah, seseorang memanggilnya, "Kimmy." teriak orang itu, Dhekk,,, seketika jantung Kimmy berdetak lebih cepat. Dia mengarahkan pandangannya ke sumber suara yang memanggil namanya.

    "Hilya." ucap Kimmy melihat Hilya yang berjalan kearahnya.

      "Kamu mau kemana?" tanya Hilya heran, dia sudah berada di hadapan Kimmy dengan memegang kemoceng di tangannya.

     "Ah ini, aku mau keluar sebentar." jawab Kimmy asal.

     "Keluar sebentar membawa koper besar dan tas?" ucap Hilya dengan dahi berkerut.

    Dia heran kenapa Kimmy mengatakan keluar sebentar, padahal Kimmy membawa barang sebanyak itu. Kimmy terdiam sejenak, air matanya sudah menetes.

     "Hilya maafkan aku, aku akan pergi dari rumah ini." ucap Kimmy menangis.

     "Kenapa? apa yang terjadi Kimmy, kenapa kamu tiba-tiba ingin pergi?" tanya Hilya kaget.

     Kimmy tidak menjawab, dia hanya menangis, Hilya membawa Kimmy ke dalam pelukannya.

     "Katakan sesuatu, apa yang terjadi?" ucap Hilya yang sudah mulai ikut menangis.

    Mereka berdua saling berpelukan dalam keadaan menangis, "katakan? kenapa kamu tiba-tiba pergi, kamu belum sembuh total Kimmy." ucap Hilya melepaskan pelukannya dan menatap Kimmy lekat.

    Kimmy hanya menggeleng, dia tidak mampu berbicara lagi, dia merasa bersalah pada Hilya dan semua orang yang telah baik padanya dan merawatnya.

     "Ada apa ini?" tanya pria yang berjas, di pastikan itu adalah pak Toni. Kimmy dan Hilya melihat ke arah dapur dimana pak Toni berada.

    Pak Toni berjalan ke arah mereka berdua dengan menatap heran, apalagi melihat Kimmy membawa koper serta tas besar. Kimmy Hilya saling menatap, dan Kimmy kembali menatap pak Toni yang juga menatapnya.

    "aku ingin pergi." ucap Kimmy menunduk, dia tidak berani menatap lawan bicaranya.

     "Kenapa kamu tiba-tiba ingin pergi?" tanya pak Toni heran.

    "Aku ingin pergi ke kampung bersama keluarga aku." jawab Kimmy berbohong, dia sudah memikirkan kata-kata itu sebelumnya.

    "Tapi kamu masih sakit, Bu Isabella juga tidak mengizinkan kamu pergi kemana-mana." ucap pak Toni.

     "Aku sudah merasa baik, itu tanda aku sembuh, pak Toni tenang saja, aku sudah meminta izin pada Bu Isabella, dia juga sudah mengizinkan aku pergi." ucap Kimmy berbohong lagi, dalam batinnya dia berdoa semoga saja pak Toni mempercayainya.

     Pak Toni diam sejenak memikirkan perkataan Kimmy, dia merasa ada yang aneh. Bukankah Bu Isabella sendirian memerintahkannya untuk tidak memikirkan Kimmy mengizinkan Kimmy beraktivitas atau pergi kemanapun sebelum dia kembali ke Indonesia.

   Pak Toni merogoh kantong celananya, mengambil benda persegi, berniat menelpon Isabella untuk memastikannya, apakah perkataan Kimmy memang benar. Kimmy yang melihat itu tentu saja merasa takut, dia terus berdoa dalam hati semoga Allah menolongnya kali ini.

    Pak Toni sudah meletakkan benda itu di telinga kirinya, dia terdiam menunggu panggilannya diangkat Isabella.

    Panggilan pertama gagal, pak Toni mencobanya sekali lagi, dia menatap Kimmy menyelidik, barang kali dia mendapatkan kebohongan di wajah Kimmy.

    Panggilan kedua juga gagal, Kimmy yang melihat itu sudah memastikan bahwa panggilan pak Toni tidak diangkat oleh Isabella, dalam batinnya sangat bersyukur.

     "Apa kamu tidak berbohong?" tanya pak Toni.

     "t, tidak." jawab Kimmy takut.
     "Aku mohon izinkan aku pergi sekarang, aku takut tertinggal pesawat, aku memesan tiket pagi ini." sambung Kimmy dengan ucapannya. Dia kembali berbohong, jika tidak dengan cara seperti ini pak Toni pasti tidak akan mengizinkannya pergi.

    "Oke baiklah, aku akan menyuruh sopir mengantarkan kamu ke bandara." ucap pak Toni.

    "Tidak perlu, aku bisa naik taksi." tolak Kimmy, dia tidak mau jika diantar orang-orang yang bersangkutan dengan Isabella, dia takut meninggalkan jejak.

    "Aku harus tetap memastikan keadaan kamu, ini perintah Bu Isabella." ucap pak Toni lagi.

    Kimmy hanya mengangguk, dan pak Toni pergi berjalan lebih dulu menuju parkiran.

     "Kimmy kamu jahat." ucap Hilya seketika. Hilya kembali menangis, Kimmy pergi meninggalkannya, padahal mereka berdua sudah berjanji akan memasak bersama.

      "Maafkan aku Hilya." ucap Kimmy merasa bersalah, mereka berdua kembali berpelukan.

     "padahal kamu sudah berjanji pada aku Kimmy." ucap Hilya lagi mengungkit janji itu.

     "Maafkan aku." hanya kata maaf yang Kimmy ucapkan. Dia juga sudah merasa sangat bersalah, pada Hilya, dia tidak bisa menepati janjinya.

     Pip, pip, pip, suara klakson mobil berbunyi, mereka berdua kaget dan melepaskan pelukan mereka.

    "ayo aku antar ke depan." ucap Hilya dan membantu Kimmy membawa barangnya, mereka berdua berjalan beriringan menuju parkiran rumah.

     "Kamu jaga diri kamu baik-baik Kimmy." ucap Hilya.

    "Tentu saja Hilya, kamu juga harus menjaga diri kamu dengan baik." ucap Kimmy mengingatkan Hilya.

    Kini Kimmy sudah berada dalam mobil, "kamu juga jaga diri kamu baik-baik Hilya, aku pergi dulu assalamualaikum." ucap Kimmy lagi, dia berpamitan pada Hilya sambil melambaikan tangannya. Mobil yang ditumpangi Kimmy sudah berjalan pelan meninggalkan pekarangan rumah, Kimmy hanya diantar oleh sopir rumah. Sebenarnya tujuannya tidak ke bandara, dia ingin tetap tinggal di ibukota mencari pekerjaan, lagi pula Kimmy tidak memesan tiket apapun.

           Empat jam kemudian.

        Tok, tok, tok, suara ketukan pintu ruang kerja Arka, seseorang membuka pintu itu dengan kasar.

     "Aku akan pergi pulang ke Indonesia sekarang." ucap Isabella cepat ketika sudah berada di hadapan meja kerja Arka.

     Arka menatap heran pada Isabella, kenapa tiba-tiba dia ingin kembali ke Indonesia, bukankah mereka sudah sepakat akan tinggal beberapa hari lagi di Singapura.

     "Apa yang terjadi, kenapa kamu terlalu terburu-buru ke Indonesia?" tanya Arka heran, sambil berdiri dari kursi singlenya.

     "Kimmy pergi meninggalkan rumah." jawab Isabella menahan emosi, dia tidak marah saat Kimmy meninggalkan rumah. Dia  malah panik, tapi dia marah pada Arka, akibat perbuatan Arka sehingga Kimmy meninggalkan rumah.

    "Apa urusannya dengan kamu?" tanya Arka yang tanpa sadar sudah membuat Isabella naik darah, Bhuukk,,, satu tamparan mendarat di pipi Arka.

    "Kamu memang manusia jahat Arka." ucap Isabella dengan emosi menguap. Isabella tidak habis pikir, sepupunya ini ternyata tidak memiliki perasaan iba pada siapapun.

    
    
      

TERPAKSA MENIKAHI SUAMI CEO AROGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang