Bab 4

518 24 0
                                    

Pagi ini Aira sudah bersiap untuk pergi ke toko kue, akan tetapi sebelum dia berangkat dia memutuskan untuk berbicara kepada kedua orang tuanya mengenai hal perjodohan setelah dia memikirkan hal itu semalaman dia telah menemukan jawabannya.

Aira pun keluar dari kamarnya  dan berjalan menuju ke ruang makan. Disana sudah ada Bunda dan Ayahnya.

"Selamat pagi Bunda Ayah."  Sapa Aira kepada kedunya dan langsung duduk di samping Ayahnya.

"Pagi anak Ayah, gimana udah sehat kan badan nya."

"Sudah ayah ini Aira juga mau berangkat ke toko, tapi sebelumnya Ai pengen bicara sama kalian berdua."

Bunda Kayla yang mendengar Aira ingin berbicara serius langsung mengambil duduk di depan anak nya.

Aira menghela nafas sebelum berbicara, ia berharap keputusan yang ia ambil ini benar,  ia menikah karena tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya bukan karena ingin membiasakan diri untuk mencintai suaminya kelak tidak bahkan dia akan membuat suaminya tidak tahan dan mencerai kan nya. Maafkan Aira tuhan.

"Aira mau menerima perjodohan itu."

Bunda Kayla sedikit kaget dengan ucapan Aira begitupun juga ayahnya. Kenapa tiba tiba Aira menyetujui hal itu.

"Aira apakah kamu serius dan yakin dengan keputusan kamu." Tanya ayah Kaira ia tidak ingin anaknya melakukan ini karena terpaksa.

"Aira serius ayah, kalian atur aja semuanya  Aira mau ketemu calon Aira saat pernikahan kalau soal pertunangan Aira gak mau datang."

"Aira kamu kok mempermainkan pernikahan, apakah kamu tidak ingin melihat calon suami kamu?" tanya Bunda Kayla dia tidak tau akan jalan pikiran anak perempuan itu.

Aira diam saja, jujur dia tidak tau akan menjawab pertanyaan Bunda nya bagiamana jujur dia tidak siap untuk menikah sekarang dan dia menikah dengan orang yang tidak ia kenal sebelumnya.

"Aira harus berangkat bunda, tapi soal jawaban Ai tadi Ai beneran menerima perjodohan itu dengan syarat yang Ai tadi bilang." Aira lalu berdiri dan berpamitan kepada orang tuanya untuk pergi ke toko.

Setelah kepergian Aira kali ini Ayah Aira alias Reno maheswara ingin berbicara kepada istrinya.

"Bun, ayah ingin berbicara apakah kita tidak batalkan saja perjodohan itu biarkan Ai memilih pasangan hidupnya sendiri."

"Ayah kenapa bunda memaksakan kehendak bunda untuk kali ini karena kemarin waktu bunda ke apotek bunda ketemu sendiri dengan anaknya, dia  terlihat sangat baik, belum tentu Aira akan mendapatkan laki laki yang baik di era sekarang."

"Terserah Bunda saja tapi jangan salah kan ayah kalau ada apa apa."

Reno pun pergi meninggalkan istrinya, jujur dia sangat kasihan melihat anaknya yang terlalu dipaksa dengan perjodohan ini. Disisi lain Kayla heran dengan suaminya dia tidak mendukungnya tapi malah membela Aira yang jelas jelas itu salah.

Alkatara POV

Pagi ini Kara tidak pergi ke kampus, karena tidak ada jadwal dirinya untuk mengajar. Dia pun bersiap untuk pergi ke kantor tapi sebelum pergi ke kantor dia akan mampir ke toko kue calon istrinya. Mengenai perjodohan itu Ibu dan Ayah Kara sudah berbicara kemarin malam dan tanpa pikir  panjang dia menerima dan ingin pernikahan itu dilakukan secepatnya.

"Saya kok jadi deg deg an gini mau ketemu calon istri."

Kara menuruni tangga dengan senyum yang mengembang bahkan sampai giginya mau kering, bercanda.

Orang tua Kara merasa heran dengan tingkah anak laki lakinya pagi ini sangat terlihat bersemangat sekali.

"Pagi Bu, yah." Sapa Kara kepada mereka lalu duduk untuk makan bersama mereka.

PAK DOSEN PILIHAN BUNDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang