Bab 15

501 17 0
                                    

Malam setelah sholat isya Kara mengajak istrinya untuk belanja kebutuhan dapur untuk satu bulan ke depan. Aira sudah siap gadis itu menggunakan gamis sederhana bewarna hitam dan dipadukan dengan jilbab pasmina. Sedangkan  Kara laki laki itu hanya menggunakan celana panjang dan kaos oversize dia terlihat lebih muda daripada biasanya.

Saat ini mereka sudah sampai di salah satu swalayan. Tempat yang pertama mereka kunjungi adalah tempat sayuran Aira binggung sayur apa yang  harus dia beli.

"Bapak sukanya sayur apa?" tanya Aira kepada Kara.

Kara yang mendorong troli berjalan mendekat ke arah Aira dan melihat lihat sayuran.

"Saya terserah kamu saja Ai, yang penting jangan sayur wortel saya gak suka."  Kara dia memang tidak suka wortel sejak SD karena rasanya aneh.

Aira menggangguk dia mengambil beberapa sayuran yang diperlukan dan dia sukai saja. Setelah itu mereka berjalan ke tempat cemilan. Aira yang melihat surga dunia di depan matanya ingin sekali mengambil jajan yang banyak. Tapi dia takut kalau Kara melarangnya.

"Kamu mau yang mana ambil saja nanti saya yang bayar."

"Beneran?" Aira tidak menyangka suaminya ternyata baik juga.  Langsung saja Aira mengambil semua cemilan yang dia inginkan. Akhirnya, malam ini ada teman untuk membaca novel.

Setelah mereka selesai belanja dan Kara sudah membayar nya di kasir. Mereka sekarang sudah bersiap untuk pulang.
Di dalam mobil hening tidak ada percakapan antara keduanya. Kara yang fokus menyetir dan Aira yang fokus pada Handphone nya. Kara yang merasa diacuhkan berdeham.

"Ai, suaminya disini bukan di handphone."

"Bapak kenapa, butuh minum atau apa?" Aira binggung kepada Kara tadi dia berdeham sekarang ditanya malah diam saja.

Kara merasa kesal dengan Aira dari tadi dia sudah berusaha mencari perhatian dengan cara berdeham, pura pura batuk tapi Aira malah fokus dengan Handphone nya.

"Bapak ditanya malah diam."

"Saya kesal sama kamu Ai, dari tadi saya berusaha ajak kamu ngobrol kamu gak peka sih."

Aira tidak tau kalau maksud Kara berdeham dan pura pura batuk itu untuk memulai ngobrol dia kira Kara memang lagi batuk.

"Maaf, Ai gak tau."

"Dimaafin, kamu mau makan apa?" tanya Kara karena dia sudah lapar karena pas di mall tidak sempat untuk makan.

"Aira pengen seblak pak."

Kara  binggung dia tidak tau apa itu seblak. Dia kira Aira akan meminta makan makanan yang di tempat mewah tapi ini dia meminta seblak. Makanan seperti apa itu.

"Seblak itu makanannya yang bagaimana Ai?"

"Udah bapak nanti berhenti di perempatan depan itu ada yang jualan seblak langganan Aira."  Sudah Aira duga Kara pasti tidak pernah makan seblak. Kali ini akan ku kenalkan dengan makanan favorit ku itu.

Kara berhenti di depan penjual yang dimaksud Aira. Kara binggung kenapa yang antri kebanyakan anak perempuan dia jadi curiga kalau ini makanan khusus untuk perempuan.

"Bapak mau level berapa?"

"Saya yang level 2 aja Ai."

Aira memesan dua seblak sedangkan Kara duduk di tempat duduk yang disediakan. Kara merasa dari tadi banyak cewek cewek yang memperhatikan nya. Kara merasa risih dia mengambil handphone dan memainkannya.

Aira datang membawa nampan berisi dua makanan dan dua minuman. Segera Aira duduk di depan Kara.

"Ini pak, makanannya." Ucap Aira dan menyerahkan satu seblak yang level dua ke Kara. Kara binggung makanan apa ini hanya ada kerupuk yang direndam dan ada cekernya, dia tidak tau bisa memakanya atau tidak.

PAK DOSEN PILIHAN BUNDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang